Kementerian Pariwisata menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk mengembangkan pariwisata.
Pasalnya, obyek wisata akan terus berkembang jika pengunjung merasa aman, tertib, bersih, sejuk, indah dan ramah.
Sementara, suasana-suasana seperti itu hanya bisa diciptakan oleh masyarakat setempat.
Gerakan sadar wisata ini merupakan sebuah konsep yang mengembangkan partisipasi dan dukungan para pemangku kepentingan dalam mendorong iklim yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya wisata di suatu wilayah.
Selama ini, gerakan sadar wisata di sejumlah daerah diwujudkan dengan adanya kelompok sadar wisata (Pokdarwis).
Namun demikian, belum semua daerah di Indonesia memiliki Pokdarwis. Sehingga pihaknya terus mendorong pendirian pokdarwis di setiap daerah, terutama yang memiliki potensi wisata.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat meningkatkan peran kelompok sadar wisata atau pokdarwis, dalam pengembangan pariwisata, terutama di kawasan andalan demi kenyamanan para wisatawan.
"Peran pokdarwis ditingkatkan, mereka dilibatkan secara aktif dalam berbagai even pariwisata karena merupakan ujung tombak penyambung lidah kebijakan pemerintah di sektor pariwisata," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) H Lalu Gita Aryadi, di Mataram.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat meningkatkan peran kelompok sadar wisata atau pokdarwis, dalam pengembangan pariwisata, terutama di kawasan andalan demi kenyamanan para wisatawan .
Pihaknya pun ingin mengecek bagaimana dukungan anggaran dana desa dalam pengembangan kawasan tersebut.
“Kami juga ingin memastikan penggunaan dana desa dalam program inovasi desa,” jelasnya.
Kata dia, setelah melihat secara langsung lokasi tersebut, pihaknya berkomitmen membantu mendorong pemerintah daerah dan instansi teknis terkait dalam menjamin percepatan pembangunan wisata dan kebun buah.
“Kami akan memperjuangkannya dan terus mensosialisasikannya ke semua pihak, agar bisa urung rembug mengembangkan kawasan ini,” pungkasnya.
Supardin berharap, pengembangan kawasan ini kedepannya bisa menjadi salah satu sumber Penghasilan Asli Daerah (PAD). Tempat ini akan memiliki nilai ekonomi lebih besar untuk Dompu, terutama untuk poktan, pokdarwis dan masyarakat sekitar.
Sementara itu, Kepala BKPH Tambora Burhan mengatakan, ia sangat mengapresiasi ikhtiar teman teman kelompok tani (Poktan) Mada Oi Kampasi untuk mengembangkan kawasan tersebut sebagai kawasan agrowisata.
“Kami sangat bangga dengan keteguhan dan kegigigan Poktan ini untuk membangun kawasan ini menjadi kawasan agrowisata Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK),” terangnya.
Pembangunan kehutanan khususnya pengembangan Agrowisata HHBK dan Jasa Lingkungan Wisata Alam menurut dia, memerlukan kolaborasi dan dukungan semua pihak dalam mewujudkan Hutan Lestari Masyarakat Sejahtera Kehidupan Berseri.
“Untuk itu saatnya pemerintah daerah dan semua stekholdernya bergerak mendukung pengembangan kawasan ini sebagai kawasan agrowisata,” paparnya.
"Peran pokdarwis ditingkatkan, mereka dilibatkan secara aktif dalam berbagai even pariwisata karena merupakan ujung tombak penyambung lidah kebijakan pemerintah di sektor pariwisata," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) H Lalu Gita Aryadi, di Mataram.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat meningkatkan peran kelompok sadar wisata atau pokdarwis, dalam pengembangan pariwisata, terutama di kawasan andalan demi kenyamanan para wisatawan .
Aryadi mengaku, telah melakukan serangkaian kegiatan pembinaan terhadap anggota pokdarwis di berbagai kawasan pariwisata, sebagai bagian dari kebijakan percepatan, inovasi dan nilai tambah sektor pariwisata.
Anggota pokdarwis diarahkan untuk terus menyadarkan pihak-pihak yang terindikasi kurang mendukung pengembangan sektor pariwisata.
Pembentukan pokdarwis itu direalisasi dalam dua tahun anggaran, yakni pada 2011 sebanyak 80 kelompok dan 20 kelompok lainnya di 2012.
Program VLS 2012 secara bertahap telah ditetapkan fase-fase yang harus dilalui dalam upaya pencapaian tujuan akhir sebagaimana telah ditetapkan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Salah satunya yakni terealisasinya angka kunjungan wisatawan sebanyak satu juta wisatawan dan terbentuknya 100 pokdarwis sampai akhir 2012.
Hanya saja, kata Aryadi, dalam upaya pembentukan dan pembinaan kelompok sadar wisata itu masih diperlukan adanya dukungan (keberpihakan) anggaran sehingga pokdarwis dapat berperan lebih banyak melalui even mandiri, yang disubsidi oleh pemerintah.
Di kesempatan yang berbeda, Kepala DPMPD Kabupaten Dompu, H Supardin mengungkapkan, kehadiran rombongannya untuk memonitoring dan evaluasi (Monev) pengembangan kawasan tersebut.
“Kami ingin melihat dan merasakan langsung keasrian dan kesejukan kawasan yang sudah di hijaukan dan dipadati pohon buah tersebut,” ucapnya.Pihaknya pun ingin mengecek bagaimana dukungan anggaran dana desa dalam pengembangan kawasan tersebut.
“Kami juga ingin memastikan penggunaan dana desa dalam program inovasi desa,” jelasnya.
Kata dia, setelah melihat secara langsung lokasi tersebut, pihaknya berkomitmen membantu mendorong pemerintah daerah dan instansi teknis terkait dalam menjamin percepatan pembangunan wisata dan kebun buah.
“Kami akan memperjuangkannya dan terus mensosialisasikannya ke semua pihak, agar bisa urung rembug mengembangkan kawasan ini,” pungkasnya.
Supardin berharap, pengembangan kawasan ini kedepannya bisa menjadi salah satu sumber Penghasilan Asli Daerah (PAD). Tempat ini akan memiliki nilai ekonomi lebih besar untuk Dompu, terutama untuk poktan, pokdarwis dan masyarakat sekitar.
Sementara itu, Kepala BKPH Tambora Burhan mengatakan, ia sangat mengapresiasi ikhtiar teman teman kelompok tani (Poktan) Mada Oi Kampasi untuk mengembangkan kawasan tersebut sebagai kawasan agrowisata.
“Kami sangat bangga dengan keteguhan dan kegigigan Poktan ini untuk membangun kawasan ini menjadi kawasan agrowisata Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK),” terangnya.
Pembangunan kehutanan khususnya pengembangan Agrowisata HHBK dan Jasa Lingkungan Wisata Alam menurut dia, memerlukan kolaborasi dan dukungan semua pihak dalam mewujudkan Hutan Lestari Masyarakat Sejahtera Kehidupan Berseri.
“Untuk itu saatnya pemerintah daerah dan semua stekholdernya bergerak mendukung pengembangan kawasan ini sebagai kawasan agrowisata,” paparnya.
Pokdarwis Mada Oi Kampasi masih membutuhkan banyak sumbangsih moril maupun materi dari sgala pihak . Karena pokdarwis ini masih dalam pembangunan dan pengembangan . Semoga hal ini menjadi berita sekaligus proposal demi terwujudnya pokdawis Mada Oi Kampasi yang prospektif .
Trimakasih sudah sempat membaca artikel ini smuga bermanfaat , dan jangan lupa ikuti atau follow blog ini ya ...
Wassalam ..