Menghadapi tantangan yang besar era revolusi industri 4.0
ini, maka pendidikan dituntut untuk berubah juga karena kita hanya disungguhkan
dua pilihan yaitu berubah atau mati. Termasuk pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Era pendidikan yang dipengaruhi oleh revolusi
industri 4.0 disebut Pendidikan 4.0 yang bercirikan pemanfaatan teknologi
digital dalam proses pembelajaran dikenal dengan sistem siber (cyber sistem )
dan mampu membuat proses pembelajaran berlangsung secara kontinu tanpa batas
ruang dan tanpa batas waktu.
Tantangan pendidikan pada era revolusi industri 4.0 ini khususnya di
Indonesia bukan lagi hanya berbicara pada masalah klasik yaitu pemerataan dan
pemenuhan akses, sarana prasarana Pendidikan tetapi juga berbicara mutu lulusan
yang mampu bersaing dengan tuntutan perkembangan. Pendidik dituntut untuk bisa
beradaptasi dengan zaman, dituntut menguasai lebih duluan teknologoi agar dapat
menyesuaikan dengan peserta didik, jangan sampai peserta didik sudah berada
pada revolusi industry 3.0 sementara pendidiki masih seputar revolusi industry
2.0, peserta didik sudah memasuki era digital 4.0 sedangkan guru masih bergelut
pada era 3.0 kalau sudah situasi demikian yang terjadi maka dipastikan pincang
sehingga titik temu antara guru dengan peserta didik tidak akan ada. Meskipun
perkembangan Pendidikan belum bisa secara optimal mengikuti kecepatan akibat
revolusi industri tersebut tetapi salah satu upaya yang perlu dilakukan
untuk menghadapi tantangan revolusi industri 4.0 ini adalah melalui peningkatan
kualitas guru agar mampu mengajarkan materi dengan pendekatan penerapan
penggunaan Teknologi informasi (TI) dalam proses belajar mengajar kalau tidak
maka akan semakin jauh ketinggalan oleh zaman dan ini berefek pada mutu lulusan
Seorang pendidik harus bisa memanfaatkan teknologi informasi untuk
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar pada setiap jenjang pendidikan.
Upaya ini dilakukan agar dapat mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul
dengan kompetensi global dan mampu beradaptasi pada era yang ada, meskipun teknologi
informasi berkembang demikian cepat dan sumber-sumber belajar begitu mudah
diperoleh, peran guru sebagai pendidik tidak dapat tergantikan oleh kemajuan
teknologi tersebut ketika mampu beradaptasi.
Tantangan seorang pendidik tidak berhenti pada kemampuan menerapkan
teknologi informasi pada proses belajar mengajar akan tetapi ada 6
kompetensi yang diharapkan dimiliki guru 4.0 yaitu :
Pertama, Critical Thinking and
Problem solving (keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah). Yaitu
kemampuan untuk memahami sebuah masalah yang rumit, mengkoneksikan informasi
satu dengan informasi lain, sehingga akhirnya muncul berbagai perspektif, dan
menemukan solusi dari suatu permasalahan. Kompetensi ini dimaknai kemampuan
menalar, memahami dan membuat pilihan yang rumit; memahami interkoneksi antara
sistem, menyusun, mengungkapkan, menganalisis, dan menyelesaikan masalah. ini
sangat penting dimiliki peserta didik dalam pembelajaran abad ke 21. Guru era
4.0 harus mampu meramu pembelajaran sehingga dapat mengekspor kompetensi ini
kepada peserta didik.
Kedua, Communication and
collaborative skill ( keterampilan komunikasi dan kolaborasi). kemampuan
berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang harus diterapkan guru dalam
pembelajaran guna mengkonstruksi kompetensi komunikasi dan kolaborasi.
Ketiga, Creativity and
innovative skill ( keterampilan berpikir kreatif dan inovasi). Revolusi
mengkehendaki peserta didik untuk selalu berpikir kreatif dan inovatif, ini
perlu agar mampu bersaing dan menciptakan lapangan kerja berbasisi revolusi
industry 4.0. Tentu seorang guru harus terlebih dahulu dapat kreatif dan
inovasi agar bisa menularkan kepada peserta didiknya
Keempat, Information and
communication technology literacy ( Literasi teknologi informasi dan kominikasi
). Literasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menjadi kewajiban guru
4.0, ini harus dilakukan agar tidak ketinggalan dengan peserta didik. Literasi
Teknologi infomasi dan komunikasi merupakan dasar yang harus dikuasai agar
mampu menghasilkan peserta didik yang siap bersaing dalam menghadapi revolusi
industry 4.0.
Kelima, Contextual learning
skill. Pembelajaran ini yang sangat sesuai diterapkan guru 4.0 ketika sudah
menguasai TIK, maka pembelajaran kontekstual lebih mudah diterapkan. Saat ini
TIK salah satu konsep kontekstual yang harus diketahui oleh guru, materi
pembelajaran berbasis TIK sehingga guru sangat tidak siap jika tidak memiliki
literasi TIK. Materi yang bersifat abstrak mampu disajikan lebih riil dan
kontekstual menggunakan TIK.
Keenam, Information and media
literacy (literasi informasi dan media). Banyak media informasi bersifat sosial
yang digeluti peserta didik. Media sosial seolah menjadi media komunikasi yang
ampuh digunakan peserta didik dan salah satu media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan
guru 4.0. Kehadiran kelas digital bersifat media sosial dapat dimanfaatkan
guru, agar pembelajaran berlangsung tanpa batas ruang dan tanpa waktu.
Revolusi industri 4.0 telah menyusup pada berbagai bidang termasuk bidang
Pendidikan lawan kita sekarang adalah tidak hanya pada pemerataan pendidikan
akan tetapi mutu lulusan ikut di dalamnya, maka perlu upaya untuk beradaptasi
dengan matang yaitu guru diharapkan dapat menerapkan pembelajaran berbasis
Teknologi informasi dan komunikasi sebab kalau tidak siap maka akan semakin
ketinggalan, peningkatan kualitas pendidik menjadi prioritas agar mampu
beradaptasi, menghasilkan peserta didik sesuai tuntutan zaman dan posisi guru
tidak tergantikan kepada siswa. Salah satu cara menghadapi tantangan era
digital ini adalah peningkatan kualitas guru menjadi guru 4.0 melalui
pendidikan dan pelatihan (diklat) cara pemanfaatan dan penerapan TIK dalam
pembelajaran, diklat tentang kompetensi guru menuju guru 4.0. Dalam hal
menghadapi tantangan era digital ini maka sangat diharapkan dukungan segala
pihak. Pemerintah bersama dengan seluruh stakeholder seharusnya memikirkan
kembali secara serius mengenai berbagai hal terkait dengan penguatan sistem
pendidikan dalam menghadapi gangguan Revolusi Industri 4.0. Karena perubahan
merupakan sebuah keharusan dan tidak menunggu kesiapan kita.(ard)
artikel ini bersumber dari;
Soziduhu Gulo
Alumni IKIP Gunungsitoli
Tidak ada komentar:
Posting Komentar