Dikisahkan di sebuah desa telah usai dilaksanakan pemilihan imam masjid. Yang terpilih adalah seorang alim, hafiz dan baik bacaan al qur'annya.
Seluruh penduduk desa begitu menghormati dan mencintai imam mereka. Untuk memuliakannya, setiap bulan Ramadhan tiba, secara bergiliran mereka mengundang nya untuk berbuka di rumah mereka.
Biasanya usai Maghrib imam akan datang, ahlul bait pun lalu menghidangkan hidangan terbaik untuk menjamunya dan memuliakannya. Selesai bersantap imam akan mendoakan ahlul bait baru kemudian ia pamit untuk kembali ke masjid.
Akhir Ramadhan tahun lalu seusai menjamu imam masjid, istri ahlul bait membenahi dan membersihkan ruang tamu rumahnya, ia terkejut karena tidak menemukan lembaran² uang yang tadi ia letak kan di lemari dekat meja di ruang tamunya. Ia mencari2 ke ruangan lain diseluruh rumah namun uang tetap tidak ditemukan.
Ketika suaminya pulang dari shalat tarawih, ia pun menyampaikan perihal kehilangan uang itu. Ia bertanya adakah suaminya mengambil uang yang ia taruh di lemari di samping meja . " Tidak ada " sahut suaminya pendek.
Karena tidak ada seorangpun yang memasuki rumah mereka selain imam, sedangkan anak mereka juga masih bayi usia 5 bulan, jadilah sang imam satu² nya tertuduh sebagai pencuri uang yang hilang itu.
Sang suami begitu murka, bagaimana mungkin seorang imam masjid yang alim lagi terpercaya mencuri uang yang jelas merupakan perbuatan tercela. Namun karena segan dan rasa tidak nyaman, pasangan suami istri ini memendam tuduhan terhadap si imam dan tidak mengungkapkannya. Hanya saja selama setahun mereka tidak mau bertemu dan menghindar bila hendak berpapasan dengannya.
Ramadhan tahun ini, pasangan suami istri ini beroleh giliran pertama dalam menjamu imam masjid mereka. Usai bersantap, sang istri yang sudah tidak tahan memendam praduga di dalam hatinya memberanikan diri bertanya pada imam perihal kehilangan uang dirumah mereka kala menjamunya Ramadhan yang lalu.
Yang ditanya menjawab : " benar , saya yang mengambilnya ".
Ahlul bait terkejut mendengar pengakuan ini. Mereka ingin meluapkan amarah namun urung sebab tak lama kemudian mereka mendengar sang imam terisak² menangis sambil berkata, " Kala kalian berdua merapikan sisa2 jamuan dan membawanya ke dapur, angin dari jendela yang terbuka meniup uang kertas itu hingga bertebaran di lantai, akupun memungut mengumpulkannya lalu ku taruh di dalam *kitab* yang aku yakini kalian pasti akan menemukannya".
Sang suami menyela : " dimana engkau taruh kitab itu ?".
Sambil menunjuk ke arah lemari sang imam berkata, "masih disana, dilemari yang sama".
Sang istri berdiri dan meraih *kitab ( al qur'an )* yang tergeletak di rak lemari, ia membukanya dan benar saja uang yang dicarinya selama setahun ini ada disana.
Masih sesenggukan sang imam berkata lagi, "yang membuatku menangis ini bukan karena selama 365 hari ( setahun ) ini kalian tidak bertegur sapa dan berburuk sangka padaku, aku menangis sebab tidak menduga bahwa selama 365 hari ini kalian tidak pernah membuka kitab itu sama sekali" ...
Sekarang kedua suami istri itu yang lalu tertunduk memohon maaf sambil menangis .... ðŸ˜
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Katorang samua Basudara