Jumat, 03 Juli 2015

Kisah perjalanan para peminang bidadari bagian 15

XV. ABU USAID AL URDUNI

Abu Usaid Al Urduni… atau disebut juga Ibrahim As Syamri… beliau berasal dari keluaga Bangsawan di Urdun – Yordania -. Dari suku asli arab. Beliau berada dalam barisan tentara Urdun, beliau cukup lama berkerja di ketentaraan. Sebelumnya beliau belum pernah pergi berjihad, baik itu ke Afghanistan, Bosnia dan selainnya.
Sudah maklum karena di Urdun terdapat sekelompok dari orang-orang Chechnya yang hijrah ke Urdun karena buminya dijajah oleh orang-orang Soviet dan mereka terusir ke Urdun.
Disana – Chechnya – terkenal dengan keberaniannya dan menjaga adat-istiadatnya serta kepatuhan pada pemimpinnya. Adapun orang yang ditokohkan adalah yang mulia syekh Fathi As Syisyani ( Abu Sayaf ) rohimahullah. Beliau – syekh Fathi – rohimahullah termasuk dari orang yang ikut serta saudara-saudaranya berjihad di bumi Afghanistan. Dan beliau termasuk dekat dengan komandan yang ada di Afghanistan. Setelah usai peperangan di Afghanistan beliau pulang ke Urdun dan dari sana beliau pergi ke negeri aslinya Chechnya.
Peperangan Checnya yang pertama dimulai  pada tahun 1995 M. maka kabar peperangan itu sampailah kepada singa kita Abu Usaid.
Kekuasaan Rusia yang dzolim pada kelompok – muslim – disana sangat mencengkram, maka tergeraklah para pembela Islam dan melaju dengan kobaran semangan mencari syahadah.
Beliau termasuk orang yang pertama-tama masuk ke Chechnya sebelum mujahid Ibnul Khottob rohimahullah. Beliau sampai di sebuah desa yang bernama Syisan di Chechnya, dan disanalah beliau ribat. Dan beliau bekeliling di bumi Chechnya untuk mengenal jalan-jalannya, tanda-tandanya dan pegunungannya.
Setelah beberapa saat tinggal disana beliau menikah disana dan beliau bersama-sama dengan syekh Fathi As Syisani.
Pada waktu itu barulah sampai Khottob ke Chechnya dan berkumpul dengan para komandan Chechnya.
Beliau bertemu dengan seorang komandan yaitu Khottob. Khottob banyak mengambil pelajaran dari beliau dalam mengenal jalan-jalan dan daerah-daerah yang ada di Chechnya. Begitu juga khottob juga banyak belajar dari pengalaman militernya pada masa amaliyat beliau yang terdahulu di ketentaraan Urdun.
Hari-demi hari berlalu, kedua singa ini semakin hari bertambah keberaniannya dan kemajuannya, bertambah pula pengorbanan dan kepahlawannya.
Beliau banyak ikut serta dengan Khottob dalam medan perang dan amaliyat. Sampai ketika terjadi amaliyat di daerah Argun dan itu merupakan peperangan yang  menentukan dan dahsyat. Karena pada saat itu Rusia menggempur dengan mengerahkan  pasukan khususnya yang kuat – Omon -.
Disamping asrama mereka terdapat gudang yang dibangun oleh Abu Usaid, dan disitu beliau ditemani seorang rekannya yang bernama Abu Hafs.
Beliau adalah seorang ahli pelempar roket. Sekali lemparan maka mengenai tepat pada orang Rusia. Pada lemparan yang selanjutnya tidak dirasakan lagi oleh Rusia, sehingga mereka bingung di dalam mengarahkan serangannya ke tempat – Abu Usaid -, maka kemudian mereka pun mengarahkan tembakan tanknya ke tempat Abu Usaid. Terpancarlah serpihan tank tersebut dan mengenai kepala Abu Usaid, maka pada saat itu juga beliau tersungkur dan berkta : “ Ya Allah ! Milik-Mulah segala pujian ….. Ya Allah ! Milik-Mulah segala pujian….. ( kejadian ini dishoting dalam Vidio).
Semua orang menggotong beliau dan merasakan kesedihan mendalam melihat kondisi beliau. Dan beliau selalu tersenyum dan mengulang-ulang peraktaannya : “ Ya Allah ! Milik-Mulah segala pujian “.
Teman beliau Saifullah As Syisyani melihat beliau kemudian menangisi beliau, dan ia menemani beliau ketika dibawa ke Rumah sakit.
Saifullah As Syisyani selalu menemani Usaid Al Urduni selama dirawat di Rumah sakit, maka Khottob memerintahkannya untuk kembali ke medan perang karena ia dibutuhkan disana.
Benar ….. beliau mencoba untuk melaksanakan semua perintah komandan, akan tetapi pada saat ini beliau tidak bisa meninggalkan Usaid, maka dia mengharap kepada Khottob untuk mengizinkannya menemani Usaid. Akan tetapi Khottob tidak mengizinkannya menemani Usaid. Akhirnya dia kembali lagi ke medan perang dan terkena tembakan lalu gugur.
Maka ia pun pasti akan bertemu dengan temannya Usaid di Jannah insya Allah. Dan semoga Allah menerima arwah mereka.
Setelah kesyahidan Saifullah As Syisyani Abu Usaid dikarunia Allah dengan lahirnya anak lelaki dari istrinya orang Chechnya, maka bayi itu diberi nama dengan nama bapaknya.
Semoga Allah merahmati Ibrahim – Abu Usaid – dan menjadikan kebaikan bagi istri dan anaknya ………..