Risalah Dunia
Lahir, berjuang
kemudian mati
Seakan tak berarti
Namun manusia terasing
dari dirinya
Bahkan kehilangan
dirinya
Manusia sesungguhnya
adalah
Mencari makna kedirian
Yang tersembunyi dalam
belukar jiwa
Dalam kelahiran
Manusia hanyalah
seseorang dari jutaan saudaranya
Pun jutaan manusia lain
Mereka hanyalah seekor
sel yang mampu bertahan
Dan tembusi sebutir sel
raksasa
Dan kemudian
membuahinya
Dan menjadikan segumpal
darah
Lalu segumpal daging
Lalu menjadi janin
Tuhan meniupkan roh-Nya
Dan menjadikan kita
memiliki keberadaan
Dalam kehidupan
Manusia selalu
dihadapkan pilihan
Yang kadang mudah dan
jelas
Kadang sulit dan kabur
Kadang pilihan yang
menguntungkan
Kadang pilihan yang
merugikan
Pilihan selalu menuntut
pertanggungjawaban
Pilihan menyenangkan
tapi menjauhkan dari pemaknaan diri
Atau pilihan
menyulitkan dan mendera tuk pertahankan kebenaran
Kebenaran mewujud
beserta keniscayaan
Hitam dengan kedukaan
Atau merah dengan
pengorbanan
Kadang manusia kabur
dengan kesenangan
Lalu menganggapnya kebahagiaan
Padahal kebahagiaan
adalah dalamnya pemaknaan
Pada kesenangan atau
bahkan kedukaan
Terbekali manusia
dengan akalnya
Agar mampu memilih
jalan yang benar
Melekat juga hatinya
Agar mampu cerap
kebahagiaan
Kematian …
Bukanlah akhir
perjalanan
Melainkan awal
keabadian
Ia adalah gerbang
kebahagiaan
Bagi pendamba-Nya
Tapi sekaligus awal
kehancuran
Bagi para “aku”
Yang nafikan “AKU”
sesungguhnya
HMA, 20 Oktober 2001