Sajak cinta penuh makna
By : Ardian
Pada saatnya, ketika musim berganti dan gugusan
mendung yang ranum, menitikkan tetes hujan pertama, biduk yang kukayuh merapat
ke dermagamu. Menyibak kabut keraguan, lalu mendamparkan hasrat yang hangat
dibakar rindu.
Pada saatnya,
di ujung perjalanan, akan kubingkai binar matamu bersama gelegak gairah jiwaku
menjadi lukisan indah di lekuk cakrawala dalam leleh cahaya bulan melumuri
langit, ditingkah semilir angin laut dan tarian ombak membelai lembut kristal
pasir pantai.
Pada saatnya, akan kubuatmu terjaga dari lelap tidur,
lalu bersama merajut impian yang segera usai, dalam genangan cinta di palung
kalbu dan getar cumbu tak berkesudahan.
Di langit di atasnya, bulan menggantung miring,
nyaris purnama dan pasir tampak putih cemerlang di bawah siraman cahayanya.
Jantungku bertalu-talu memukul rusukku, dan napasku seolah tersangkut
menyaksikan indahnya asmara nan tiada taranya.
Di sisi lainnya kubisa mendengar ombak berdebur memecah karang di tepi
pantai. Kubisa mndengar anak-anak menjerit saat air sedingin es mengejar
mereka, terlalu cepat untuk bisa dihindari. Terlalu sekejap untuk berkedip,
sehingga hari sudah mulai gelap, awan sepenuhnya menghalangi mentari senja.