Selasa, 28 Juli 2015

Sajak cinta penuh makna

Sajak cinta penuh makna
By : Ardian
Pada saatnya, ketika musim berganti dan gugusan mendung yang ranum, menitikkan tetes hujan pertama, biduk yang kukayuh merapat ke dermagamu. Menyibak kabut keraguan, lalu mendamparkan hasrat yang hangat dibakar rindu.
Pada  saatnya, di ujung perjalanan, akan kubingkai binar matamu bersama gelegak gairah jiwaku menjadi lukisan indah di lekuk cakrawala dalam leleh cahaya bulan melumuri langit, ditingkah semilir angin laut dan tarian ombak membelai lembut kristal pasir pantai.
Pada saatnya, akan kubuatmu terjaga dari lelap tidur, lalu bersama merajut impian yang segera usai, dalam genangan cinta di palung kalbu dan getar cumbu tak berkesudahan.

Di langit di atasnya, bulan menggantung miring, nyaris purnama dan pasir tampak putih cemerlang di bawah siraman cahayanya. Jantungku bertalu-talu memukul rusukku, dan napasku seolah tersangkut menyaksikan indahnya asmara nan tiada taranya.  Di sisi lainnya kubisa mendengar ombak berdebur memecah karang di tepi pantai. Kubisa mndengar anak-anak menjerit saat air sedingin es mengejar mereka, terlalu cepat untuk bisa dihindari. Terlalu sekejap untuk berkedip, sehingga hari sudah mulai gelap, awan sepenuhnya menghalangi mentari senja.