KEBESARAN ALLAH
DI SEGENAP PENJURU ALAM
Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang
Mengadakan,
Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama
Yang Paling Baik.
Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit
dan di bumi.
Dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha
Bijaksana.
(QS. Al Hasyr, 59:24)
HARUN YAHYA
Penerjemah: Rina S.
Marzuki
Penyunting: Aryani
{C} All rights reserved All
Rights Reserved. No part of this publication may be Reproduced, stored in a
retrieval system or transmitted in any form or by any means, electronic,
mechanical, photocopying, recording or otherwise, without the prior written
consent of the publisher.
All translations from the
Qur'an are from The Noble Qur'an: a New Rendering of its Meaning in English
by Hajj Abdalhaqq and Aisha Bewley, published by Bookwork, Norwich, UK, 1420
CE/1999 AH.
Title: Magnificence Everywhere
Author: Harun Yahya
Edited by: Branwen Denton
Copyright: All rights reserved
Printed: 2002
First Published by Vural
Yayıncılık, İstanbul, Turkey in August 2000
{C} Al-Attique Publishers Inc.
Canada 2001
ISBN 1-894264-58-4
Published by: Al-Attique
Publishers Inc.Canada
65-Treverton Drive Tel: (416)
615-1222
Scarborough Ont. Fax: (416)
615-0375
M1K 3S5 CANADA
E-mail: quran@istar.ca Website:
www.al-attique.com
E-mail: al-attique@al-attique.com
REPRESENTATIVE IN USA
Islamic Education & Media
730 East 10th Street, C.F,
Brooklyn, NY 11230
T+F: (718) 421-5428
DISTRIBUTOR IN SAUDI ARABIA
Dar-Al-Hadyan Publishers &
Distributors
P/O Box No:
15031
Al-Riyadh:
11444
T+F (966) 1-463-1685
Branch in Pakistan:
89 Qamer st People Colony
Shahdara Lahore
T+F: 9242-791-1678
Website: www.harunyahya.com
E-mail: info@harunyahya.com
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
DARI TIDAK ADA MENJADI ADA: DENTUMAN BESAR (THE BIG BANG)
GAMBARAN TENTANG LUASNYA RUANG ANGKASA
TATA SURYA YANG TERATUR SEMPURNA
PLANET YANG TIADA TARANYA:BUMI
SUSUNAN LAPISAN ATMOSFER YANG BENAR-BENAR DIRANCANG DAN TERUKUR
PERAN PEGUNUNGAN DALAM MEMPERKUAT KERAK BUMI
KESEIMBANGAN SAMUDERA
KESELARASAN ANTARA AIR DAN TUMBUH-TUMBUHAN
RANCANGAN PADA KRISTAL SALJU
CITA RASA SENI YANG KHAS PADA BUAH DAN SAYUR-MAYUR
RANCANGAN DAUN YANG SEMPURNA: PORI-PORI
BENIH KELAPA
MAKHLUK HIDUP YANG DICIPTAKAN SELARAS SATU SAMA LAIN
SIASAT ANGGREK CORYANTHES
KETERAMPILAN LEBAH PEKERJA
MENARA SI RAYAP BUTA
TEKNIK MENYELAM LABA-LABA LONCENG
KITIN: ZAT PELAPIS YANG SEMPURNA
HOTEL SEMUT
KECEMERLANGAN MAKHLUK YANG BERCAHAYA
PENGHUNI LAUT YANG BERCAHAYA
RANCANGAN LUMBA-LUMBA
MAKHLUK BAWAH LAUT YANG MENARIK: NUDIBRANCH
KANTUNG TIDUR IKAN BETET
PENYAMARAN IKAN KALAJENGKING
MIGRASI UDANG BERDURI
KARAKTERISTIK KUDA LAUT YANG MENARIK
SISI LAIN UBUR-UBUR
YANG BELUM DIKENAL
MATA KERANG SCALLOP,
SALAH SATU MOLUSKA
MAKHLUK DARI DUNIA
MIKRO: PLANKTON
TEMPAT BERTEDUH DI
BAWAH LAUT:GOSONG KARANG
MUTIARA: PERMATA
BERKILAUAN DARI LAUT
SIMETRI YANG SEMPURNA
PADA MAKHLUK HIDUP
KEINDAHAN KUPU-KUPU
RANCANGAN TERPERINCI
BULU-BULU BURUNG
BURUNG-BURUNG YANG
MENANGKAL RACUN: MAKAO
TAKTIK CERDAS BURUNG
PEMAKAN LEBAH
BURUNG PEMBURU YANG
SEMPURNA: ELANG
AHLI MERAJUT DI ALAM
KEAHLIAN
TUPAI TERBANG
KASIH-SAYANG
BURUNG GREBE KEPADA ANAK-ANAKNYA
MESIN
TERBANG: CAPUNG
KEHIDUPAN DI
GURUN
KEANEKARAGAMAN
MATA HEWAN
SISTEM PENDINGINAN KHUSUS PADA
TUBUH RUSA
KEHEBATAN PENCIPTAAN MANUSIA
AC YANG CANGGIH, ALAT PERASA
YANG SEMPURNA: KULIT
KEKUATAN
SISTEM KISI-KISI TULANG
JARINGAN
DISTRIBUSI TERBESAR DI DUNIA: SISTEM PEREDARAN DARAH
RANCANGAN
PARU-PARU YANG MENGESANKAN
PUSAT
KENDALI: OTAK
PEMBAWA PESAN
DI TUBUH MANUSIA: SISTEM HORMON
PENJAGA YANG
WASPADA: MEMBRAN SEL
PUSAT
PENYIMPANAN DATA BERUKURAN MUNGIL: DNA
MOLEKUL:
SUMBER CITA-RASA DAN KEINDAHAN
KEKUATAN TERSEMBUNYI
DALAM STRUKTUR ATOM
KESEIMBANGAN ANTARA PROTON DAN NETRON
KESIMPULAN
CATATAN
PENDAHULUAN
Sejenak, pikirkanlah tentang
hal-hal yang Anda lakukan saat Anda bangun tidur di pagi hari. Anda
membuka mata, bernafas, meregangkan otot-otot, berdiri dan berjalan, makan dan
mengenakan pakaian. Anda berbicara dengan orang-orang yang Anda cintai dan
mendengarkan apa yang mereka katakan kepada Anda. Kemudian, Anda pergi ke luar
atau melihat ke luar jendela dan menyaksikan langit yang biru cerah. Bahkan
mungkin Anda mendengar nyanyian burung yang beterbangan di luar jendela. Saat
Anda melihat sehelai daun yang jatuh, tampak apel yang ranum di pohon. Anda
merasakan kehangatan matahari dan hembusan angin menerpa wajah Anda. Ada banyak
orang di jalanan, sedang berjalan kaki ataupun mencoba menuju ke suatu tempat
dengan mengendarai mobil. Singkatnya, satu lagi lembaran hari yang biasa saja
telah mulai bergulir di hadapan Anda. Apa yang Anda lihat dan dengar hanyalah
hal yang biasa saja, sehingga Anda tidak merasa perlu berpikir secara sadar dan
penuh perenungan tentang semua itu.
Sekarang, cobalah berpikir dengan cara lain. Anggaplah
Anda selama ini tinggal dalam sebuah ruangan sejak Anda lahir. Ruangan ini
benar-benar kosong dan tertutup, sampai-sampai tidak ada satu jendela kecil pun
untuk melihat keluar. Kamar ini dilengkapi hanya dengan sejumlah kecil perabotan
sederhana, cukup untuk kebutuhan dasar Anda saja. Anggaplah bahwa di kamar
tempat Anda menjalani hidup Anda ini, Anda hanya dibekali beberapa jenis
makanan dan minuman yang diperlukan untuk bertahan hidup. Mari kita anggap
tidak ada peralatan komunikasi apa pun di kamar itu, seperti telepon, radio,
atau televisi, yang memungkinkan Anda menerima informasi dari dunia luar. Maka, Anda tidak akan
mengetahui apapun selain sekelumit hal saja.
Kemudian bayangkan bahwa Anda dibawa
keluar dari ruangan ini tempat Anda menjalani seluruh kehidupan Anda selama
ini, dan Anda melihat dunia luar untuk pertama kalinya. Dalam keadaan demikian,
apa yang akan Anda pikirkan tentang dunia ini?
Luasnya pemandangan yang sampai ke
mata Anda, adanya cahaya, kehangatan sinar matahari yang menerpa wajah Anda,
warna langit yang biru cerah dan awan yang putih murni – semua ini tentu akan
membuat Anda terpesona.
Kelap-kelip bintang yang muncul di
langit malam hari; pegunungan yang menjulang tinggi ke langit dengan segala
keperkasaannya; sungai yang indah memukau setiap manusia; danau dan lautan;
hujan deras yang menimbulkan kehidupan di bumi; pepohonan hijau, bunga violet,
melati, kenanga, lila, dan mawar beraneka warna, dengan harumnya yang semerbak;
jeruk, semangka, buah plum dan buah persik, masing-masing memberikan rasa yang
khas dan berbeda-beda; kucing, anjing, kelinci dan rusa, yang membangkitkan
belas kasih dan rasa haru kita; kupu-kupu dengan warna yang memesona dan daya
tarik yang berseni indah; burung-burung dan makhluk bawah laut …
Saat Anda menyaksikan semua ini, Anda
jadi terpesona dan bertanya-tanya siapakah yang telah mewujudkan berbagai
gejala yang indah menakjubkan ini. Melihat warna buah-buahan dan menghirup
baunya, Anda bertanya-tanya siapakah yang telah mewarnainya dengan begitu
menggiurkan dan memberinya bau harum yang begitu menyenangkan. Ketika mencicipi
buah melon atau menggigit apel, Anda menyadari betapa lezat dan berbeda cita
rasanya, dan bertanya-tanya bagaimana bahan manis seperti gula ini ditempatkan
dalam suatu benda yang terbungkus kulit yang begitu rapat dan kuat. Saat
melihat biji buah-buahan tersusun dalam urutan tertentu yang teratur, Anda
ingin tahu siapakah yang telah mengatur penataan ini.
Setiap hal baru yang Anda lihat dan
setiap penggalan informasi yang Anda pelajari membangkitkan gairah baru dalam
diri Anda. Anda
mencoba mempelajari sebab-musabab dan asal-usul segala sesuatu. Anda
mendapatkan pengetahuan bahwa buah melon memerlukan benihnya untuk berkembang
biak, burung memang harus punya bulu untuk terbang, cahaya dipancarkan dari
matahari, lalu oksigen dan air diperlukan bagi kelangsungan hidup semua makhluk
hidup. Anda belajar pentingnya keberadaan laut dan samudra, adanya fakta bahwa
segala jenis informasi tentang tanaman disandikan dalam benihnya, serta beragam
seluk-beluk lainnya yang menakjubkan. Setiap tambahan pengetahuan yang Anda
dapatkan menjadikan Anda semakin mampu memahami keagungan ini.
Selain itu, saat Anda menyadari
bahwa apa yang telah Anda pelajari hanya merupakan sebagian kecil saja dari
seluk-beluk makhluk hidup yang ada di bumi, bahwa sebenarnya segala sesuatu
bekerja dengan saling berketergantungan, bahwa ada makhluk yang tidak dapat
Anda lihat dan suara-suara yang tidak dapat Anda dengar, dan bahwa terdapat
sistem yang menakjubkan di alam semesta, maka rasa takjub Anda akan semakin
besar.
Saat Anda peroleh penggalan
informasi yang rinci ini satu demi satu, pertanyaan yang sama akan muncul
berulang-ulang dalam benak Anda: Bagaimana semua makhluk hidup yang luar biasa
ini menjadi ada? Bagaimana pula saya ada di dunia ini? Karena segala sesuatu
mempunyai tujuan, lalu mengapa saya ada di sini?
Saat Anda muncul dari ruangan
yang sudah Anda huni bertahun-tahun, karena Anda akan menemukan pemandangan
beraneka ragam dan sangat menakjubkan pada ciptaan yang ada di bumi, Anda akan
merenung dan mencari jawaban pertanyaan-pertanyaan Anda. Setiap jawaban
terhadap pertanyaan Anda akan mengandung pernyataan ini: “Tentu saja, ada Yang
membuat semua benda-benda ini.” Karena Anda tidak terkungkung oleh pikiran yang
malas dan tidak mengamati lingkungan Anda dari balik tirai kebiasaan, Anda
pasti akan sampai pada kesimpulan bahwa segala sesuatu telah diciptakan oleh
Sang Pencipta. Sungguh, yang perlu dilakukan seorang manusia tidak lain adalah:
mengamati segala sesuatu tidak berdasarkan kebiasaan, tetapi dengan mengajukan
pertanyaan …
Seperti halnya ada seorang
perancang yang telah membuat jembatan baja yang kita lewati setiap hari, maka
ada pula perancang yang telah merancang tulang-tulang kita, yang kekuatannya
telah dibandingkan dengan baja. Tak seorang pun dapat berkata bahwa besi dan
batu bara mentah dapat saling bercampur secara tak sengaja untuk menjadi baja,
atau bahwa baja dapat digabungkan dengan semen agar membentuk jembatan dengan
cara sama. Semua orang tahu bahwa jalan pikiran orang yang berkata demikian
harus dipertanyakan.
Namun, kendatipun demikian, masih
ada orang-orang yang berani menyatakan bahwa semua makhluk hidup di bumi,
langit, bintang-bintang, dan pendeknya, segala sesuatu, terwujud menjadi ada
tanpa sengaja. Namun tampak jelas bagi orang yang cerdas, yang mau berhenti
sejenak dan merenungkan hal-hal seperti ini, bahwa pernyataan tentang
kemunculan secara acak dan nirsengaja ini adalah tidak masuk akal sama sekali.
Kebetulan Yang Mustahil
Orang-orang yang merancang dan
mendukung teori-teori kebetulan adalah hasil dari pola pikir evolusionis dan
materialis. Dengan berkata bahwa alam semesta tidak mempunyai awal maupun
akhir, dan bahwa alam semesta bukan hasil ciptaan Sang Pencipta, kalangan ini
menyatakan bahwa bermiliar-miliar galaksi, yang terdiri dari bermiliar-miliar
bintang, dan semua benda angkasa, planet, bintang, dan sistem sempurna yang
memungkinkan semuanya itu tetap berlangsung, semuanya ini muncul sebagai akibat
dari serangkaian peristiwa kebetulan yang tidak terkendali. Dengan cara yang
sama, mereka menyatakan bahwa, kendatipun ada keteraturan yang menakjubkan di
alam semesta ini, makhluk hidup juga terwujud menjadi ada dengan sendirinya
secara kebetulan dan nirsengaja.
Dengan penjelasan ini, tampak
bahwa mereka menganggap “kebetulan” sebagai kekuatan yang memiliki daya cipta.
Padahal, menganggap sesuatu selain Allah sebagai kekuatan pencipta tidak lain
adalah tindakan menuhankan berhala (musyrik). Dengan kata lain,
para evolusionis memiliki berhala yang bernama “kebetulan.” Hal ini akan jelas
terlihat oleh siapa saja yang mengamati karya-karya para penganut Darwinisme.
Contoh-contoh
makhluk hidup yang diyakini para evolusionis diciptakan oleh “berhala
kebetulan” berjumlah tidak terhitung. Misalnya, para evolusionis percaya bahwa sel
paling pertama yang menjadi asal mula semua makhluk hidup adalah hasil karya
berhala ini. Menurut keyakinan ini, suatu ketika, disebabkan oleh halilintar,
hujan dan berbagai peristiwa alam lainnya, sekumpulan atom berdatangan dan
saling bergabung tanpa ada rencana sebelumnya untuk membentuk asam amino.
Kemudian asam-asam amino ini bergabung membentuk protein, bahan baku dasar bagi
pembentukan sel-sel semua makhluk hidup. Proses ini dilaksanakan oleh kekuatan
yang disebut kebetulan. Lalu, dengan cara ini, protein langsung membentuk sel
hidup yang paling pertama ada, lagi-lagi secara kebetulan tanpa disengaja.
Tetapi, pekerjaan “kebetulan” belum juga selesai.
Menurut cara berpikir para
evolusionis yang tidak masuk akal tersebut, “berhala kebetulan” ini sendiri
juga merupakan cikal-bakal kemunculan berjuta-juta jenis makhluk hidup di bumi.
Mula-mula sang berhala ini mengadakan seekor ikan, dan kemudian, setelah
berpikir bahwa satu jenis ikan saja tidak akan cukup, sang berhala membentuk
ratusan ribu jenis (spesies) ikan. Karena beratus-ratus ribu spesies ikan masih
belum cukup, sang berhala juga memunculkan makhluk laut lain di samping ikan
dan menciptakan lingkungan hidup yang indah memukau di dasar laut. Lalu, si
“berhala kebetulan” ini juga berpikir bahwa kehidupan bawah laut belumlah
cukup, maka ia pun mempersiapkan perubahan struktural tertentu di dalam tubuh
ikan sehingga memungkinkannya hidup di daratan. Melalui perubahan bertahap yang
acak, sirip ikan tanpa diduga berubah menjadi kaki, dan insangnya tanpa
disengaja berubah menjadi paru-paru sehingga ikan dapat bernafas dengan udara.
Akan tetapi, semua itu belum mencapai keanekaragaman makhluk hidup sebagaimana
yang kita lihat sekarang, sehingga “si kebetulan”, konon kabarnya, terus
melaksanakan kekuatan gaibnya …
Seperti yang
akan kita saksikan nanti dalam berbagai contoh, makhluk hidup hanya dapat
bertahan hidup jika organ-organ tubuh mereka sudah dalam keadaan lengkap dan
berbentuk sempurna. Tidak berfungsinya sejumlah organ dapat menyebabkan
kematian pada suatu makhluk hidup dalam beberapa menit atau, paling lama, dalam
beberapa hari. Akan tetapi, menurut pernyataan para evolusionis, “berhala
kebetulan” ini telah berpikir, merancang, dan membentuk seluruh seluk-beluk
makhluk hidup secara sadar, sangat hati-hati, tanpa cacat dan secara sempurna
selama berjuta-juta tahun.
Sebagaimana yang dapat kita
pahami dari contoh-contoh ini, bagi para evolusionis, “kebetulan” adalah
sejenis tuhan yang dapat membuat apa saja yang diinginkannya, membentuk segala
sesuatu yang diinginkannya dengan segera, dan mengubah satu binatang menjadi
binatang jenis lainnya. Selain melakukan semua ini, sang tuhan dapat mengatur
warna, penampakan, dan rasa semua makhluk hidup dan tak hidup dengan seindah
mungkin.
“Berhala kebetulan” meletakkan
vitamin dalam buah-buahan sesuai musimnya dan menjadikannya segar berair dan
menyehatkan. Sang berhala memastikan bahwa aroma dan rasanya serupa di
mana-mana. Dia juga memiliki pengetahuan tentang bagaimana menempatkan semua
informasi yang akan senantiasa diperlukan oleh tumbuhan dalam sebutir biji yang
mungil.
Apa yang sudah
kita sebutkan sejauh ini merupakan dasar berpijak bagi pernyataan hasil
pemahaman kaum materialis dan evolusionis. Tentunya sudah menjadi fakta yang
jelas bagi setiap orang yang bijak dan berhati nurani bahwa semua contoh ini
tidak dapat diwujudkan secara “kebetulan”, yang merupakan satu-satunya
penjelasan yang dikemukakan kalangan evolusionis. Sekarang pikirkanlah hal ini:
dapatkah serentetan kebetulan bergabung dan membentuk jalan raya atau
mendirikan perusahaan angkutan serta memastikan semua ini akan berjalan dengan
lancar? Tak diragukan lagi, mustahil hal-hal semacam ini terjadi secara
kebetulan tanpa sengaja. Seperti halnya tidak mungkin sebuah perusahaan
angkutan didirikan secara kebetulan, tidak mungkin pula sistem peredaran darah
di dalam tubuh terjadi secara kebetulan. Sebagaimana halnya dengan sekelompok
orang yang membuat bagian-bagian baja Menara Eiffel satu per satu, memotongnya
menjadi sejumlah potongan berukuran tertentu, merancang menaranya, merakit
bagian-bagiannya sesuai dengan cetak-biru serta membuatnya kukuh, maka ada
Kekuatan Yang menciptakan tulang-tulang manusia. Tulang-tulang ini, yang
semuanya berukuran sesuai kebutuhan, diletakkan di tempat yang paling tepat,
agar sesuai dengan rancangan tubuh manusia, lalu kerangka yang kuat diciptakan
dari sambungan tulang-tulang ini. Inilah kekuatan yang berkuasa atas segalanya
di alam, meliputi segala sesuatu. Tidak dapat dibandingkan dengan apa pun juga.
Pemilik kekuatan ini adalah Allah, Dialah sang Pencipta langit dan bumi beserta
segala sesuatu di antara keduanya.
Semua
perbandingan yang telah dibuat sejauh ini serta contoh-contoh yang diberikan di
sepanjang buku ini merupakan sebagian kecil saja dari keanekaragaman karya seni
Allah yang sempurna dalam penciptaan. Misalnya, hanya sejumlah kecil ciri-ciri
umum kupu-kupu yang disebutkan di sini, sementara, telah ditulis berlembar-lembar
halaman buku penuh membahas tentang mata kupu-kupu saja. Selain itu, terdapat banyak jenis
kupu-kupu yang berlainan, masing-masing memiliki serangkaian ciri yang khas.
Dalam buku ini, hanya sedikit seluk-beluk tubuh manusia yang dibahas secara
umum, tetapi sudah ada berjilid-jilid buku tebal dan karya-karya penelitian
yang membahas tentang tulang saja. Ada buku-buku yang berisi halaman khusus
yang membahas kornea mata manusia, sayap seekor serangga, dan bahkan tentang
bahan pembentuk sayap ini.
Semua ini menunjukkan bukti nyata
akan keberadaan Allah. Allah meliputi segala sesuatu dalam pengetahuan-Nya, dan
semua orang yang memahami hal ini akan segera melihat kehebatan yang ada dalam
penciptaan. Semua orang akan memahami kebesaran Allah, sesuai dengan derajat
kearifan dan hati nuraninya. Begitu pula, kewajiban terpenting seseorang yang
telah mulai memahami kekuasaan dan karya seni Allah yang tak ada habisnya
adalah kembali kepada Pencipta sebenarnya dari keindahan yang dilihatnya itu,
serta menjalani kehidupan yang hanya ditujukan untuk memperoleh ridla Allah
semata. Dalam Al Quran, Allah memberi tahukan kepada kita tentang kekuasaan-Nya
sebagai berikut:
(Yang memiliki sifat-sifat yang)
demikian itu ialah Allah, Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta
segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.
(QS. Al An’aam, 6:102)
DARI TIDAK ADA MENJADI ADA:
DENTUMAN BESAR (THE BIG BANG)
Tahukah Anda bahwa segala sesuatu
yang Anda lihat di sekitar Anda, tubuh Anda sendiri, rumah yang Anda huni,
kursi yang Anda duduki, ayah dan ibu Anda, pepohonan, burung-burung, tanah dan
buah-buahan, singkatnya, semua makhluk hidup dan benda mati yang mampu Anda
bayangkan, timbul melalui bergabungnya atom-atom yang disebabkan oleh “Dentuman
Besar” atau Big Bang? Sadarkah Anda akan kenyataan bahwa, setelah
ledakan ini, muncullah keteraturan yang sempurna di seluruh jagat raya? Lalu,
apakah “Dentuman Besar” itu?
Selama satu abad terakhir,
serangkaian percobaan, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan
menggunakan teknologi mutakhir, telah mengungkapkan tanpa ragu bahwa alam
semesta memiliki permulaan. Para ilmuwan telah memastikan bahwa alam semesta berada
dalam keadaan yang terus mengembang. Dan mereka telah menyimpulkan bahwa,
karena alam semesta mengembang, jika alam ini dapat bergerak mundur dalam
waktu, alam semesta ini tentulah memulai pengembangannya dari sebuah titik
tunggal. Sungguh, kesimpulan yang telah dicapai ilmu pengetahuan saat ini
adalah alam semesta bermula dari ledakan titik tunggal ini. Ledakan ini disebut
“Dentuman Besar” atau Big Bang.
Penciptaan suatu keteraturan
sempurna menyusul peristiwa Big Bang sama sekali bukanlah gejala yang
dapat dianggap sebagai peristiwa biasa. Pikirkanlah tentang kenyataan bahwa
beribu-ribu jenis ledakan sering terjadi di bumi, tetapi tak ada keteraturan
yang dihasilkannya. Bahkan sebaliknya, semua itu mengarah ke akibat yang
menghancurkan, merusak, dan membinasakan. Contohnya, bila bom atom atau bom
hidrogen, letusan gunung berapi, ledakan gas alam, dan ledakan yang terjadi di
matahari diamati, kita dapat melihat bahwa dampak yang ditimbulkannya selalu
membahayakan. Akibat yang bersifat membangun keteraturan atau sesuatu yang
lebih baik tidak pernah diperoleh sebagai akibat dari suatu ledakan. Akan
tetapi, menurut data ilmiah yang diperoleh dengan bantuan teknologi modern, Big
Bang, yang terjadi ribuan tahun lalu, menyebabkan perubahan dari tiada
menjadi ada, bahkan menghadirkan keberadaan yang sangat teratur dan selaras.
Sekarang, mari kita pikirkan
contoh berikut: Di bawah tanah, terjadi ledakan dinamit dan, setelah ledakan
ini, istana paling indah yang pernah disaksikan dunia, lengkap dengan jendela,
pintu, dan perabotan yang mewah dan indah, tiba-tiba muncul. Masuk akalkah
untuk menyatakan bahwa, “Ini menjadi ada secara kebetulan”? Dapatkah istana itu
terwujud dengan sendirinya? Tentu saja tidak!
Alam semesta yang terbentuk
setelah Big Bang merupakan sistem yang demikian hebat, terencana dengan
sangat cermat, dan menakjubkan sehingga ini sudah pasti tidak mungkin
disejajarkan dengan istana yang ada di bumi. Dalam keadaan seperti ini, sama
sekali tidak masuk akal untuk menyatakan bahwa alam semesta menjadi ada dengan
sendirinya. Alam semesta tiba-tiba saja muncul menjadi ada dari ketiadaan. Hal
ini menunjukkan kepada kita keberadaan Pencipta Yang menciptakan benda atau
materi dari ketiadaan dan Yang menjaganya setiap saat dalam kendali-Nya. Dialah
Yang Maha Bijaksana dan Mahakuasa. Sang Pencipta ini adalah Allah, Yang Mahaperkasa.
GAMBARAN
TENTANG LUASNYA
RUANG
ANGKASA
Di alam semesta, tak terhitung
banyaknya sistem yang bekerja. Allah menempatkan semua sistem ini dalam
kendali-Nya meski di saat kita tidak menyadarinya, misalnya, saat kita sedang
membaca, berjalan, atau tidur. Allah menciptakan alam semesta beserta
seluk-beluknya yang rinci yang berjumlah tak terhitung agar manusia dapat
memahami kekuasaan-Nya yang tak terbatas. Di dalam Al Quran, Allah berfirman
kepada manusia dan menjelaskan alasan penciptaan keteraturan di alam semesta
sebagai berikut, “…agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Mahakuasa atas
segala sesuatu, dan sesunguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala
sesuatu.” (QS. Ath Thalaaq, 65:12) Keteraturan ini mengandung seluk-beluk
yang begitu banyak sehingga manusia takkan mungkin tahu dari mana harus mulai
memikirkannya.
Contohnya, setiap orang tahu
bahwa alam semesta sangatlah luas. Akan tetapi, saat kita mulai berpikir
tentang seberapa luas hal ini sebenarnya, kita akan menjumpai gambaran yang
jauh berbeda dari apa yang biasanya kita pahami. Garis tengah matahari
adalah 103 kali lebih besar daripada garis tengah bumi. Mari kita perjelas hal
ini dengan menggunakan perbandingan. Jika kita umpamakan bumi sebagai kelereng,
matahari adalah bola yang dua kali lebih besar daripada sebuah bola sepak. Hal
yang menarik di sini adalah jarak di antara keduanya. Agar dapat membuat tiruan
yang mencerminkan ukuran sesungguhnya, kita perlu menempatkan jarak sejauh
kira-kira 280 meter (920 kaki) di antara bumi berukuran kelereng dengan
matahari berukuran bola tersebut. Dan bintang-bintang yang berada di luar tata
surya kita perlu ditempatkan berkilo-kilometer jauhnya.
Dengan
perbandingan ini, Anda dapat membayangkan bahwa tata surya merupakan tempat
yang sangat luas. Tetapi, saat kita membandingkannya dengan galaksi Bima Sakti,
tempat tata surya kita berada, tata surya kita akan tampak sangat kecil.
Karena, di dalam galaksi Bima Sakti, ada sekitar 250 miliar bintang yang mirip
dengan matahari kita, dan kebanyakan jauh lebih padat.
Matahari kita
terletak pada salah satu lengan galaksi yang berbentuk spiral ini. Tetapi, yang
menarik adalah galaksi Bima Sakti sesungguhnya adalah tempat yang sangat
“kecil” pula, bila kita memperhitungkan keseluruhan luar angkasa. Sebab, ada
juga galaksi-galaksi lain di ruang angkasa yang diperkirakan berjumlah
keseluruhan sekitar 300 miliar…
Sekelumit contoh
yang telah kami sampaikan tentang ukuran dan jarak yang sedemikian lebar antara
benda-benda angkasa di jagat raya ini saja sudah cukup untuk menunjukkan
kehebatan tiada tara dari kepiawaian Allah dalam penciptaan, fakta bahwa Dia
tidak punya sekutu dalam mencipta, dan bahwa Dialah yang Mahakuasa. Allah
menyerukan manusia agar memikirkan kenyataan-kenyataan ini sebagai berikut:
“Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya
ataukah langit? Allah telah membinanya, Dia meninggikan bangunannya lalu
menyempurnakannya” (QS. An Naazi’aat, 79:27-28)
TATA-SURYA YANG TERATUR SEMPURNA
Bila Anda pergi ke luar, sinar
matahari menerpa wajah Anda tanpa mengganggu Anda, dan keadaan yang
menguntungkan Anda ini disebabkan oleh adanya tatanan sempurna dalam tata
surya. Matahari, yang memberikan kehangatan dan cahaya menyenangkan bagi
kebaikan kita, sebenarnya hanyalah seperti sebuah lubang dalam yang terdiri
atas awan gas berwarna merah. Matahari terbuat dari pusaran nyala api raksasa
yang memancar sampai berjuta-juta kilometer jauhnya dari permukaan yang
mendidih, serta topan raksasa yang naik ke permukaan dari dasarnya. Hal ini
dapat berakibat mematikan bagi umat manusia. Tetapi, atmosfer (lapisan udara)
dan medan magnet bumi menyaring semua sinar matahari yang membahayakan dan
mematikan ini sebelum sempat sampai kepada kita. Keteraturan sempurna dalam
tata surya inilah yang menjadikan bumi planet yang dapat dihuni.
Bila kita tinjau
struktur tata surya, akan kita temukan keseimbangan yang sangat halus dan
teliti. Yang menahan planet-planet dalam tata surya agar tidak terlepas dari
tata surya dan terlempar ke dalam suhu dingin membeku di angkasa luar adalah
keseimbangan antara gravitasi (gaya tarik) matahari dan gaya sentrifugal
planet-planet. Matahari menarik semua planet dengan gaya tarik kuat yang
ditebarkannya, sementara planet-planet secara terus-menerus mengimbangi tarikan
ini dengan menggunakan gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh gerakan
planet-planet tersebut pada jalur lintas atau orbitnya. Tetapi bila
planet-planet ini berputar pada sumbunya (gerak rotasi) dengan kecepatan yang
sedikit lebih rendah, planet akan ditarik oleh matahari dengan sangat kuat
sehingga jatuh ke dalam raksasa matahari dan tertelan suatu ledakan hebat. Hal
yang sebaliknya juga mungkin terjadi. Jika planet-planet berputar dengan
kecepatan yang lebih tinggi, kali ini gravitasi matahari tidak akan cukup kuat untuk
menahannya dan planet-planet akan terlempar ke ruang hampa di angkasa luar.
Tetapi, sebuah keseimbangan yang sangat halus cermat telah ditetapkan, dan
sistem ini dapat terus berlangsung karena mempertahankan keseimbangan ini.
Selain itu, juga
penting untuk dicatat bahwa keseimbangan yang disebutkan di atas diciptakan
secara tersendiri untuk setiap planet, karena jarak masing-masing planet dari
matahari adalah berlainan. Di samping itu, massa setiap planet juga berbeda.
Karena itulah, untuk setiap planet, kecepatan rotasi yang berbeda juga
ditetapkan. Hal ini dimaksudkan, agar planet-planet tersebut dapat menghindari
tabrakan dengan matahari maupun lontaran ke ruang angkasa.
Contoh ini hanya
merupakan sebagian kecil bukti dari keseimbangan luar biasa di dalam tata
surya. Siapa pun yang memiliki akal dapat memahami bahwa keseimbangan yang
menempatkan planet-planet besar dan seluruh tata surya dalam keteraturan, dan
yang memelihara keteraturan ini hari demi hari dan abad demi abad, tidak
mungkin terjadi secara kebetulan. Tampak jelas bahwa keteraturan ini telah
diperhitungkan dengan sangat cermat. Allah, yang Mahakuasa, menunjukkan kepada
kita, dengan berbagai kesempurnaan rinci yang telah Dia ciptakan di alam
semesta, bahwa segala sesuatu berada di bawah kekuasaan-Nya. Para ahli
astronomi seperti Kepler dan Galileo, ilmuwan yang bekerja untuk menyingkapkan
keseimbangan yang luar biasa pekanya dalam tata surya, beberapa kali menyatakan
bahwa sistem ini mengisyaratkan perancangan yang sangat jelas dan merupakan
bukti kekuasaan Allah di seantero jagat raya. Allah menciptakan dan berkuasa
atas segala sesuatu dengan pengetahuan-Nya yang tak terbatas; Dialah Yang Mahaperkasa.
PLANET YANG
TIADA TARANYA: BUMI
Pikirkanlah sejenak tentang apa
yang diperlukan manusia untuk tetap bertahan hidup. Air, matahari, oksigen,
atmosfer, tumbuh-tumbuhan, dan hewan… Segala macam perincian, segala macam
keadaan yang dapat atau tidak dapat Anda pikirkan pada saat itu sudah tersedia
secara alami di bumi. Selain itu, bila kita mengkaji lebih jauh, kita dapat
melihat bahwa semua kebutuhan pokok hidup ini memiliki jalinan seluk-beluknya
yang saling terkait, dan bahwa segala hal ini terdapat dalam keadaan sepenuhnya
sempurna di bumi. Segala sesuatu di bumi, makhluk hidupnya, tetumbuhannya,
langit, dan lautan, semuanya telah diciptakan dengan cara yang terbaik dan
lengkap sempurna agar sesuai dengan keberadaan dan kelangsungan hidup umat
manusia.
Selain bumi, ada pula
planet-planet lain di dalam tata-surya kita. Tetapi, di antara planet-planet ini, satu-satunya
planet yang memungkinkan adanya kehidupan adalah bumi. Jarak antara bumi dengan
matahari, kecepatan perputaran bumi pada sumbunya, kemiringan sumbu bumi
terhadap orbitnya, struktur permukaan bumi, dan berbagai faktor lepas lainnya yang
sejenis, memungkinkan planet kita menikmati kehangatan suhu yang sesuai bagi
kehidupan dan dapat menyebarkan kehangatan ini di seantero bumi secara merata.
Susunan lapisan udara bumi serta ukuran bumi juga tepat sesuai kebutuhan.
Cahaya yang sampai kepada kita dari matahari, air yang kita minum, dan makanan
yang kita nikmati semuanya sangat sesuai bagi kehidupan kita.
Singkatnya, segala tinjauan terhadap planet yang kita
huni akan menunjukkan kepada kita, bahwa bumi dirancang terutama untuk manusia.
Agar kita dapat melihat bahwa keadaan di bumi dirancang secara khusus, kita
cukup melihat kondisi di planet-planet lain secara kasar. Ambillah Mars,
misalnya. Lapisan udara di Mars merupakan campuran beracun yang mengandung
karbondioksida dalam kadar tinggi. Tidak ada air di permukaan planet. Kawah
besar yang terjadi akibat tubrukan meteor raksasa tampak jelas dalam gambar di
sebelah kanan ini. Begitu pula dengan cuaca, sering terjadi badai raksasa dan
badai pasir yang berlangsung selama berbulan-bulan tanpa henti. Suhu rata-rata
-53 oC (-64oF).
Dengan mempertimbangkan ciri-ciri ini secara
keseluruhan, Mars, yang memiliki paling banyak kesamaan dengan bumi di antara
planet-planet yang berada di sekitar kita, jelas merupakan planet mati yang
tidak memungkinkan adanya kehidupan. Perbandingan ini dengan gamblang
menunjukkan bahwa ciri-ciri yang menjadikan bumi sebuah tempat yang dapat
dihuni benar-benar merupakan nikmat yang tidak terkira. Dia Yang menciptakan
seluruh jagat raya, membentuk dengan sempurna bintang-bintangnya,
planet-planet, pegunungan dan lautan, adalah Allah. Sepanjang kehidupan kita, kita harus
berterimakasih atas nikmat dan ciptaan-Nya, dan menjadikan-Nya sahabat dan
pelindung. Allah, Pemilik segala sesuatu, adalah pemilik segala pujian. Allah
menyampaikan hal ini dalam Al-Quran:
Maka apakah (Allah) yang menciptakan
itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa)? Maka mengapa kamu tidak
mengambil pelajaran. Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu
tidak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. (QS. An-Nahl, 16: 17-18)
SUSUNAN LAPISAN ATMOSFER YANG
BENAR-BENAR DIRANCANG DAN TERUKUR
Bagi Anda, bernafas mungkin tidak
lebih daripada menghirup udara dan kemudian mengembuskannya kembali. Tetapi,
agar proses ini dapat berlangsung dengan baik, telah dibangun sistem yang
sempurna dalam segala segi. Kita tidak perlu melakukan usaha sedikit pun untuk
bernafas. Bahkan, kebanyakan orang mungkin sama sekali tidak pernah memikirkan
secara sadar proses ini. Semua orang perlu bernafas secara terus-menerus, sejak
kita hadir di dunia ini sampai kita meninggal. Semua keadaan yang dibutuhkan,
baik di dalam tubuh maupun di lingkungan kita, telah diciptakan oleh Allah, dan
karenanya, kita dapat bernafas dengan mudah.
Pertama sekali, agar manusia dapat
bernafas, keseimbangan gas-gas dalam lapisan udara bumi haruslah diatur dengan
tepat. Perubahan yang tipis saja di dalam keseimbangan ini dapat mengakibatkan
hal yang fatal. Namun, gangguan itu tidak terjadi sama sekali, karena atmosfer
bumi merupakan campuran khas yang dirancang sebagai gabungan dari berbagai keadaan
yang sangat khusus, yang semuanya berpadu sehingga berfungsi secara sempurna.
Atmosfer bumi terdiri dari nitrogen
(77 %), oksigen (21 %), karbondioksida (1 %), argon, dan gas-gas lainnya. Marilah
kita mulai dengan yang terpenting di antara semua gas ini, yaitu oksigen.
Oksigen sangat
penting karena makhluk hidup membutuhkan gas ini agar dapat hidup. Untuk
memperoleh oksigen, kita bernafas. Perbandingan oksigen di udara dipertahankan
agar tetap berada dalam keseimbangan yang sangat halus dan cermat.
Pemeliharaan keseimbangan
perbandingan oksigen di atmosfer diwujudkan melalui sistem “daur ulang” yang
sempurna. Ummat manusia dan hewan secara berkesinambungan menggunakan oksigen,
sementara itu mereka menghasilkan dan mengeluarkan gas karbondioksida, yang
bagi mereka bersifat racun. Tumbuh-tumbuhan, di lain pihak, melangsungkan
proses yang justru merupakan kebalikannya, dan menjaga kelangsungan hidupnya
dengan cara mengubah karbondioksida menjadi oksigen. Setiap hari,
bermiliar-miliar ton oksigen dilepaskan ke atmosfer oleh tumbuh-tumbuhan dengan
cara ini.
Sekarang, jika
manusia dan hewan melangsungkan reaksi kimia yang sama dengan tumbuh-tumbuhan,
maka bumi, dalam waktu yang amat singkat, akan menjadi planet yang tak dapat
dihuni makhluk hidup. Jika baik hewan maupun tumbuhan menghasilkan oksigen,
atmosfer akan menjadi sangat mudah terbakar dan percikan api yang paling kecil
sekali pun akan menyebabkan kebakaran yang hebat. Akhirnya, dengan skenario
yang sedemikian, bumi akan tinggal jadi arang. Jika sebaliknya, baik tumbuhan
maupun hewan sama-sama menghasilkan karbondioksida, akibatnya oksigen di
atmosfer akan habis dengan cepat, dan dengan sendirinya, segera semua makhluk
hidup akan menyongsong kematian karena tak bisa bernafas.
Semua hal ini
menunjukkan bahwa Allah menciptakan atmosfer bumi khusus bagi kehidupan
manusia. Jagat raya bukan tempat yang kacau-balau tanpa kendali. Ini semua
sudah direncanakan dengan sangat teperinci, dan Allah, pemilik kekuatan yang
abadi, menjadikan semua itu ada.
PERAN PEGUNUNGAN
DALAM
MEMPERKUAT
KERAK BUMI
Kerak bumi, permukaan yang kita
gunakan sehari-hari untuk berjalan dan membangun rumah kita dengan aman,
sebenarnya bergerak pada lapisan yang disebut selubung bumi, yang lebih rapat
daripada kerak bumi. Jika tidak ada sistem yang menjaga agar gerakan ini terkendali,
goncangan dan gempa bumi akan terjadi terus-menerus di bumi sehingga dunia ini
benar-benar tidak dapat dihuni. Namun, pegunungan dan perluasannya di bawah
tanah sangat mengurangi gerak bawah tanah ini, dan karena itu, juga meredam
goncangan-goncangan seperti itu.
Pegunungan di bumi terbentuk
akibat gerakan dan tabrakan lempeng-lempeng besar yang merupakan kerak bumi.
Saat dua lempeng ini bertabrakan, ujung salah satunya biasanya meluncur masuk
ke bawah ujung lempeng yang satu lagi. Lempeng yang di bagian atas terdorong ke
atas sehingga membentuk pegunungan. Pada saat yang sama, lempeng yang berada di
dasar terus maju di bawah tanah dengan cara yang serupa sehingga membentuk
tonjolan yang dalam. Hal ini berarti pegunungan memiliki tonjolan-tonjolan ke
bawah yang dalam, yang sama besarnya dengan apa yang tampak di permukaan.
Dengan kata lain, pegunungan berakar dengan kokoh di lapisan bumi yang disebut
selubung.
Karena itulah, pegunungan mengikat
lempeng-lempeng bumi secara efektif dengan cara membentangkan diri di atas dan
di bawah bidang pertemuan kedua lempeng tadi. Dengan cara ini, pegunungan
menghalangi kerak bumi menggelincir di lapisan magma atau di antara
lapisan-lapisannya sendiri. Singkatnya, kita dapat membandingkan pegunungan
dengan paku atau pasak yang dengan kokoh menyatukan bilah-bilah kayu. Sifat
pegunungan ini, dengan menetralkan ketidakstabilan kerak bumi, amat berarti
dalam mencegah terjadinya guncangan.
Pegunungan yang
tampak menakjubkan ini juga memiliki peran lain dalam mempertahankan beberapa
keseimbangan tertentu di bumi, terutama dalam menyebarkan panas.
Perbedaan suhu di
khatulistiwa dengan suhu di kutub bumi adalah sekitar 100 oC (212 oF).
Jika rentang suhu seperti ini terjadi di permukaan, badai dengan kecepatan
membabi-buta hingga mencapai 1000 km (621 mil) per jam akan membinasakan bumi.
Tetapi permukaan bumi yang tidak rata menghalangi aliran udara kencang yang
dapat diakibatkan oleh perbedaan panas seperti itu. Jajaran pegunungan ini
terbentang mulai dari Himalaya di Cina, berlanjut ke jajaran pegunungan Taurus
di Turki bagian selatan, dan kemudian kembali ke atas menuju ke pegunungan
Alpen di Eropa. Jajaran pegunungan di samudra Atlantik dan Pasifik juga sesuai
dengan pola ini.
Seperti semua
detil-detil lainnya di bumi, apa yang terwujud di pegunungan adalah bagian dari
karya seni Allah yang tak terhingga. Allah sudah menciptakan dunia tempat kita tinggal
ini dengan cara yang betul-betul sempurna. Dengan melihat contoh-contoh yang
menakjubkan ini, manusia harus mengakui bahwa fakta terpenting dalam
kehidupannya adalah tugas untuk melayani Allah dan berusaha hanya untuk
memenuhi ini semata. Karena, manusia membutuhkan nikmat-nikmat Allah yang tidak
terhitung, sedangkan Allah Mahakaya dan tidak membutuhkan apa-apa.
KESEIMBANGAN
SAMUDERA
Hujan, laut, sungai, aliran air,
samudera, air minum yang mengalir saat Anda membuka keran… Orang sudah begitu
terbiasa dengan kehadiran air sehingga mungkin mereka tidak pernah berpikir
tentang kenyataan bahwa sebagian besar permukaan bumi -sebenarnya, hampir
seluruhnya- diliputi dengan air. Tetapi, hal yang luar biasa penting di sini
adalah, di antara semua benda-benda angkasa yang dikenal, hanya bumi yang
menyediakan air yang dapat diminum.
Air adalah syarat dasar untuk
kehidupan, tetapi sama sekali tidak terdapat pada ke-63 benda angkasa lain di
tata-surya kita. Walaupun demikian, empat per lima bagian permukaan bumi
seluruhnya tertutup dengan air. Selain samudra yang mengandung massa air dalam
jumlah besar, ada beragam sumber air lainnya yang saling berbeda dalam ukuran
dan sifatnya, misalnya sungai dan danau kecil. Sebagian air ini terlalu asin
untuk diminum, tetapi sebagian yang lain rasanya tawar. Ada keseimbangan air
yang telah disusun dengan sempurna berdasarkan kebutuhan semua makhluk hidup di
bumi.
Berkat air, berjuta spesies
makhluk dapat hadir di bumi, sehingga terpeliharalah keseimbangan yang
dibutuhkan dalam kehidupan. Contohnya, awan dan hujan terjadi karena penguapan
sejumlah besar massa air. Air punya kemampuan yang besar untuk menarik dan
menahan panas. Karena alasan inilah, massa air yang besar dalam samudra dan
laut, menjaga keseimbangan panas dunia ini. Oleh karena itu, perbedaan suhu
antara siang dan malam hari di wilayah-wilayah di dekat laut sangatlah tipis.
Wilayah tersebut jadi lebih cocok untuk ditinggali.
Keberadaan samudra, bila dilihat
dari sudut pandang burung seperti tampak pada gambar bagian atas di halaman
sebelah kanan ini, benar-benar bermakna penting. Karena lebih sedikit
memantulkan sinar matahari daripada daratan, samudra lebih banyak menerima
energi matahari, tetapi panas tersebar secara lebih berimbang pada samudra.
Karena itu, samudra mendinginkan wilayah khatulistiwa dan mencegahnya agar
tidak terlalu panas, dan juga menghangatkan air di wilayah kutub agar tidak
benar-benar membeku.
Karena air mempunyai sifat yang
tembus pandang, lumut air dapat melakukan fotosintesis di bawah permukaan laut.
Air adalah salah satu dari sedikit saja janis zat di alam yang mengembang saat
membeku. Karena hal inilah laut dan samudra tidak membeku dari bawah ke
atas.
Semua sifat kimia
dan fisika air, yang baru sedikit dicukilkan di sini, menunjukkan kepada kita
bahwa cairan ini sudah diciptakan demikian khusus untuk kebutuhan ummat
manusia. Jelas bukan kebetulan bahwa air tidak tersedia di planet selain bumi.
Bumi, yang telah diciptakan khusus untuk kehidupan manusia, telah merekah
dengan kehidupan melalui adanya air, yang juga telah diciptakan dengan khusus.
Allah, yang telah menciptakan nikmat yang tidak terhitung banyaknya bagi
hamba-hamba-Nya dan melimpahkan kepada mereka cara kehidupan yang mudah, telah
menciptakan air dengan ketelitian dan cita rasa seni yang khas. Sebagaimana
yang dinyatakan-Nya di dalam Al-Quran, “Dia-lah, Yang telah menurunkan air
hujan dari langit…” (QS. An Nahl, 16: 10)
KESELARASAN ANTARA AIR
DAN TUMBUH-TUMBUHAN
Semua tumbuh-tumbuhan, baik yang
besar maupun yang kecil, dari rerumputan sampai pohon-pohon yang tinggi serta
beragam jenis bunga, dapat menghantarkan air dan zat-zat makanan atau nutrisi
yang mereka bawa dari tanah sampai ke batang-batang dan daun-daun yang paling
jauh. Namun, proses transportasi ini tidak hanya terlaksana berkat sistem yang
ada dalam tumbuh-tumbuhan saja. Agar transportasi ini berlangsung, sifat air
itu sendiri juga perlu selaras dengan struktur di dalam tumbuh-tumbuhan.
Kita dapat
melihat keselarasan ini dengan cara mengamati struktur umum air.
Tampak jelas
bahwa air, yang sangat diperlukan bagi kelangsungan makhluk hidup di bumi,
adalah zat yang telah dirancang dan diciptakan secara khusus. Salah satu ciri khas air yang terpenting
adalah air memiliki “tegangan permukaan” yang besar. Tegangan permukaan terjadi
jika molekul-molekul di permukaan suatu cairan saling menarik satu sama lain,
sehingga menciptakan pembatas antara udara dengan cairan itu. Karena inilah,
sebuah wadah air dapat menampung air yang sedikit melebihi tingginya sendiri
tanpa meluap atau tumpah. Begitu pula, sebatang jarum logam dapat terapung di
air tanpa tenggelam jika secara hati-hati diletakkan pada permukaannya dengan
posisi horizontal.
Tegangan permukaan air melebihi cairan manapun yang
lainnya, dan hal ini memiliki dampak biologis yang luas bagi bumi. Kita akan
mulai dengan memeriksa dampaknya pada tumbuh-tumbuhan.
Tumbuh-tumbuhan, dengan adanya tegangan permukaan,
dapat membawa air yang diperoleh di kedalaman tanah sampai beberapa meter
tingginya di atas permukaan, semuanya tanpa harus memiliki sistem otot atau
pompa. Dalam dunia struktur rancangan manusia, tangki tekanan udara – suatu
sistem yang benar-benar rumit – diperlukan untuk membawa air ke lantai atas
bangunan apartemen. Namun demikian, tumbuh-tumbuhan tidak punya sistem seperti
itu. Air mencapai titik terjauh dari tumbuh-tumbuhan hanya dengan tegangan
permukaan. Saluran di akar tumbuh-tumbuhan dan barik-bariknya dirancang
sedemikian rupa sehingga memanfaatkan tegangan permukaan air. Semakin ke atas,
saluran ini menjadi semakin sempit dan semakin sempit sehingga memungkinkan air
“merambat” ke atas. Jika tegangan permukaan air tergolong rendah, seperti pada
kebanyakan zat cair lainnya, tumbuh-tumbuhan darat sama sekali tidak akan bisa
hidup. Hal ini akan berdampak buruk bagi semua makhluk hidup di planet. Namun
demikian, karena air maupun tumbuh-tumbuhan diciptakan dengan sempurna, masalah
seperti itu tidak pernah timbul.
Kesesuaian antara tegangan permukaan air dan struktur
tumbuh-tumbuhan yang memanfaatkan sifat air ini, menunjukkan penciptaan Allah
yang sempurna. Hal ini merupakan bukti penting akan kenyataan bahwa alam dan
makhluk hidup terwujud bukan secara kebetulan, tetapi melalui penciptaan Allah.
RANCANGAN
pada kristal SALJU
Siapa saja yang mengamati serpihan salju dengan cermat
dapat melihat bahwa serpihan salju ada dalam beragam bentuk. Diperkirakan bahwa satu
meter kubik salju mengandung sekitar 350 juta kristal salju! Serpihan ini
semuanya berbentuk heksagonal (segi enam) dengan struktur menyerupai kristal.
Namun demikian, setiap butir kristal salju memiliki bentuk yang khas. Selama
bertahun-tahun, para ilmuwan terus mencari jawaban terhadap pertanyaan seperti,
bagaimana bentuk-bentuk ini bisa terjadi, bagaimana masing-masing kristal bisa
memiliki bentuk yang berlainan, dan apa yang menyebabkan bentuknya yang
simetris. Setiap perolehan informasi tambahan sekecil apapun selalu
mengungkapkan kepiawaian baru yang menakjubkan pada kristal salju.
Keanekaragaman dan kesempurnaan struktur heksagonal pada kristal salju
merupakan wujud keberadaan Allah sebagai sang Pencipta yang tak membutuhkan
contoh (al Badi). Allah
adalah Yang membuat segala yang diciptakan-Nya menjadi baik. Pembentukan
kristal salju merupakan satu segi lagi dari keterampilan seni Allah yang tiada
habis-habisnya.
Serpihan salju yang kecil dan tipis ini tampak seperti
bintang berjarum-banyak atau kepala jarum yang amat kecil. Pembentukan serpihan
salju dalam gambar ini benar-benar mengagumkan. Selama bertahun-tahun, struktur
serpihan salju yang teratur telah menarik perhatian orang. Sejak tahun 1945,
sudah dilakukan penelitian untuk mencari faktor-faktor apa saja yang memberikan
bentuk akhir terhadap kristal tersebut. Satu serpihan salju adalah gundukan
kristal yang terdiri atas lebih dari 200 kristal es. Serpihan salju tersusun
dari molekul air yang terbentuk dalam urutan yang sempurna. Serpihan salju,
salah satu mukjizat arsitektur yang sejati dari alam, dibentuk sewaktu uap air
menjadi dingin saat melewati awan. Proses ini berlangsung sebagai berikut:
Saat melewati awan, molekul air yang
terhamburkan ke mana-mana secara tidak teratur melalui uap air, mulai
kehilangan gerakan acaknya karena menurunnya suhu. Setelah beberapa waktu,
molekul air, yang bergerak lebih perlahan, mulai membentuk kelompok dan
kemudian menjadi padat. Namun, tidak ada sedikit pun kekacauan dalam
pembentukan kelompok ini. Sebaliknya, molekul-molekul ini selalu bergabung
sebagai bentuk segi enam yang berukuran sangat kecil (mikroskopis) yang tampak
mirip satu sama lain. Setiap serpihan salju pada mulanya terdiri dari satu
molekul air heksagonal, kemudian molekul air heksagonal yang lainnya terikat
dengan serpihan pertama ini. Menurut para pakar dalam bidang ini, faktor dasar
yang menentukan bentuk serpihan salju adalah bahwa molekul air segi enam ini
bergabung tepat seperti mata rantai dalam untaian. Selain itu,
potongan-potongan kristal tersebut, yang seharusnya tampak sama, mengambil
bentuk yang sangat berlainan tergantung pada suhu dan tingkat kelembapan.1
Mengapa terdapat simetri heksagonal di
dalam semua serpihan salju dan mengapa masing-masing berbeda satu dengan yang
lain? Mengapakah bagian tepinya bersudut bukannya lurus? Para ilmuwan masih
mencoba menjawab pertanyaan ini. Namun, sejauh ini sudah jelas: Allah adalah
Dia Yang tidak memiliki pendamping dalam mencipta, merupakan Pemilik kekuatan
yang tak berakhir dan Sang Pencipta segala sesuatu tanpa contoh.
CITA
RASA SENI YANG KHAS PADA
BUAH
DAN SAYUR-MAYUR
Buah-buahan dan sayur-sayuran tumbuh dari tanah yang
sama dan disirami dengan air yang sama, tetapi semuanya beraneka-ragam
memesonakan. Bila kita memperhitungkan sedemikian banyaknya rasa dan aroma yang
berlainan dari buah-buahan dan sayur-mayur, tercetuslah pertanyaan tentang
bagaimana keanekaragaman ini mula-mula timbul. Apa yang menyebabkan pusparagam
rasa dan bau buah anggur, melon, kiwi, nenas dan sejenisnya, yang menggunakan
air dan mineral yang sama selama berabad-abad secara terus-menerus, namun tidak
pernah saling tercampur satu sama lain dan tidak pula tertukar dan
membingungkan? Allah memberikan rasa dan rupa yang tak ada bandingnya kepada
buah dan sayuran.
Baik hewan dan manusia memperoleh energi yang mereka
perlukan untuk bertahan hidup melalui nutrisi yang dihasilkan oleh
tumbuh-tumbuhan. Dengan kata lain, tumbuh-tumbuhan diciptakan sebagai nikmat
untuk kemashalatan semua makhluk hidup. Sebagian besar nikmat ini dirancang
khusus untuk manusia. Mari kita lihat ke sekeliling kita, yaitu pada apa yang
kita makan, dan kemudian pikirkanlah. Pertama, marilah melihat batang yang sangat kering dan
akar yang sangat tipis dari tanaman anggur yang merambat. Struktur yang sangat
kering ini, yang tampak sangat rapuh sehingga dapat dipatahkan hanya dengan tarikan
yang sangat lemah, dapat menghasilkan berkilo-kilo anggur yang banyak airnya,
yang memiliki warna, aroma, dan rasa, dan telah dirancang khusus untuk
menyenangkan manusia. Sekarang marilah berpikir tentang semangka. Buah yang
berair ini, yang sekali lagi keluar dari tanah yang kering, berkembang tepat
pada musim saat orang mulai merasa memerlukannya, yaitu pada musim panas.
Sekarang mari berpikir tentang aroma melon yang mengagumkan, yang sudah ada
sejak dulu, saat buah melon pertama kali ada, tanpa ada kerusakan dalam
mutunya, dan tentang rasanya yang terkenal. Dalam produksi wangi-wangian di
pabrik, orang menggunakan kendali mutu yang rumit dan bersusah-payah agar dapat
menghasilkan aroma seragam yang ditiru dari alam; padahal, untuk melestarikan
aroma alami buah-buahan, tidak perlu ada pemeriksaan mutu.
Selain berbagai aroma yang menggiurkan
ini, setiap buah juga mengandung bahan-bahan penyusun yang sesuai untuk
musimnya. Pada musim dingin, misalnya, kita dapat memperoleh jeruk keprok dan
jeruk manis, yang penuh dengan vitamin C dan energi. Sayur-mayur juga memiliki
setiap dan semua jenis vitamin dan mineral yang diperlukan oleh makhluk hidup.
Bila kita berpikir dengan cara
ini, kita dapat memeriksa satu per satu semua tanaman yang ada di alam. Dan pada
akhir pemeriksaan ini, kita akan sadar bahwa tumbuh-tumbuhan di sekitar kita
telah dirancang khusus untuk ummat manusia dan semua makhluk lainnya, dengan
kata lain, semua itu telah diciptakan. Allah, Yang Menguasai seluruh alam,
sudah mengadakan semua zat makanan bagi makhluk hidup dan menciptakannya
sedemikian sehingga rasa, bau, dan kegunaannya masing-masing bervariasi secara
mengagumkan. Hal ini mengungkapkan kekuasaan-Nya dan kemampuan seni yang tak
ada bandingannya dalam penciptaan. Dia memberitakannya kepada kita di dalam
Al-Quran:
… dan Dia (menundukkan pula) apa
yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-lainan macamnya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan
Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran. (QS. An Nahl, 16: 13)
RANCANGAN DAUN
YANG SEMPURNA: PORI-PORI
Ada rancangan yang sempurna di
dalam setiap milimeter persegi setiap daun, sebuah objek yang biasanya kita
anggap, sepintas lalu, sebagai hal yang biasa, sekadar “keanekaragaman kebun.” Pori-pori,
yang merupakan salah satu struktur penting tanaman, adalah bagian kunci dari
rancangan ini. Lubang mikroskopis (pori-pori) yang terdapat pada daun ini
bertanggung jawab dalam fasilitasi perpindahan air dan panas, begitu pula dalam
pengambilan karbondioksida, yaitu gas yang diperlukan untuk fotosintesis, dari
atmosfer. Selain itu, pori-pori memiliki struktur yang memungkinkannya terbuka
dan tertutup sendiri saat diperlukan.
Ciri khas menarik
lainnya dari pori-pori adalah letaknya yang kebanyakan di dasar daun. Dengan
cara ini, efek sinar matahari yang membahayakan ditekan serendah mungkin. Jika
pori-pori, yang mengeluarkan air dari tanaman, memenuhi permukaan bagian atas
daun, akibatnya pori-pori akan diterpa sinar matahari dalam waktu yang lama. Dalam
keadaan ini, pori-pori akan secara terus-menerus mengeluarkan air untuk
mencegah tumbuhan mati karena panas. Akibatnya, karena terlalu banyak
kehilangan air, tanaman justru akan layu dan mati. Allah, yang telah
menciptakan segala sesuatu secara sempurna dan lengkap, menciptakan pori-pori
sebagai suatu rancangan eksklusif bagi tanaman dan karenanya mencegahnya dari
bahaya akibat kehilangan air.
Pori-pori, yang
terletak berpasang-pasangan di permukaan jaringan daun, berbentuk seperti
kacang merah. Pori yang berhadapan berposisi cembung yang mengatur bukaan pori
sehingga menjaga transmisi atau pengiriman gas antara daun dan atmosfer. Bukaan
ini, yang disebut bukaan pori, berubah-ubah sesuai keadaan lingkungan (cahaya,
kelembapan, suhu, kadar karbon dioksida) dan keadaan di bagian dalam tanaman,
terutama menyangkut air. Transmisi air dan gas dari tanaman diatur dengan
memperbesar atau memperkecil bukaan pori.
Ada perincian
yang sangat halus dan cermat dalam struktur pori-pori ini, yang telah dirancang
dengan mempertimbangkan semua dampak dari lingkungan luar. Kita semua tahu
bahwa kondisi lingkungan luar dipengaruhi perubahan yang terus-menerus:
perbandingan gas dan kelembapan, kualitas suhu dan kualitas udara… Tetapi
pori-pori daun dapat melakukan adaptasi atau penyesuaian terhadap semua faktor
ini.
Sistem dalam
tumbuh-tumbuhan ini, seperti juga berbagai sistem lainnya, dapat berfungsi
hanya jika semua bagiannya ada sekaligus. Karenanya, jelaslah tidak mungkin
pori-pori tanaman muncul melalui kebetulan yang evolusioner (berangsur-angsur).
Allah menciptakan pori-pori dengan struktur yang sangat khusus, dan
merancangnya terutama agar dapat menjalankan fungsinya.
BENIH KELAPA
Benih atau biji beberapa janis tumbuhan
menyebar melalui air. Benih seperti ini memiliki ciri khas yang berbeda dari
benih tanaman lainnya. Misalnya, tanaman yang benihnya disebarkan lewat air
memiliki struktur yang mempunyai berat sekecil mungkin dan luas permukaan yang
sebesar mungkin. Selain itu, jaringan yang mengapung ini bisa memiliki beberapa
bentuk. Sel-sel yang berisi udara mungkin punya struktur berpori-pori—bila
tidak, udara dapat terkurung di dalam benih sedemikian sehingga tidak ada lagi
celah-celah di antara sel—yang membuatnya bisa mengapung. Selain itu, dinding
sel jaringan yang mengapung ini tersusun sedemikian rupa, sehingga dapat
mencegah masuknya air. Di samping semua itu, terdapat sebuah wilayah bagian
dalam tambahan pada tanaman ini yang melindungi embrio, tempat terkandungnya
semua informasi genetik tanaman tersebut.2
Di antara benih yang terbawa air, ada
yang dapat bertahan di air sampai sekitar 80 hari tanpa tercemar ataupun
berkecambah, berkat struktur atau susunannya yang kuat. Yang paling terkenal di
antaranya adalah benih pohon kelapa. Benih kelapa berada dalam kulit yang kuat
agar aman dalam perjalanannya. Dalam kulit yang keras ini, segala sesuatu yang
diperlukan untuk perjalanan panjang, termasuk air, sudah tersedia. Bagian
luarnya juga dilapisi dengan bahan yang kuat sehingga dapat mencegah rusaknya
biji akibat air.
Salah satu ciri yang paling mencolok
dari benih kelapa yaitu biji ini punya ruang udara yang membuatnya ringan dan
dapat mengapung di air. Karena ciri inilah, biji kelapa dapat terbawa arus air
laut sampai beribu-ribu kilometer. Saat tersapu ke darat, biji mulai
berkecambah dan tumbuh menjadi pohon kelapa.3
Adalah istimewa bahwa benih kelapa
berkecambah tepat sesudah sampai di daratan, karena, seperti diketahui, biji
tumbuhan biasanya berkecambah segera setelah bertemu air. Namun, tidak demikian
dengan biji kelapa. Dengan strukturnya yang berbeda, tumbuh-tumbuhan yang
bijinya tersebar melalui air mempunyai keistimewaan dalam hal ini. Jika
tumbuhan ini juga berkecambah begitu bertemu dengan air, jenisnya sudah akan
punah sejak dulu. Tetapi, dengan mekanisme yang sesuai dengan lingkungannya,
jenis tanaman ini tetap bertahan. Nyatalah bahwa ciri dan rancangan yang
saksama tidak mungkin ada di dunia melalui metode yang diklaim para
evolusionis.
Jumlah zat makanan dan air yang
dicadangkan di dalam biji, masa yang ditempuhnya sebelum mencapai daratan,
pendeknya semua perhitungan teliti yang dibuat dalam penentuan ciri makhluk
hidup yang seperti ini, telah secara sempurna ditentukan oleh Allah, Yang
menjadi pemilik kekuatan dan kebijaksanaan abadi.
MAKHLUK HIDUP YANG DICIPTAKAN
SELARAS SATU SAMA LAIN
Pada beberapa tumbuhan, cairan nektar
terdapat jauh di dalam bunga. Hal ini tampaknya tidak menguntungkan, karena
serangga dan burung akan sulit mengumpulkan cairan tersebut dan bunga pun akan
sulit diserbuki. Tetapi, Allah telah mengatur agar tumbuh-tumbuhan ini dapat
diserbuki pula dengan menciptakan makhluk hidup yang memiliki struktur sangat
sesuai dengan karakteristik bunga yang cairan nektarnya tersimpan jauh di
dalam. Hubungan yang selaras antara pohon kandil dan ngengat bunga yuka adalah
salah satu contoh.
Bunga yuka memiliki kelopak yang daunnya
berbentuk mata tombak dan, di bagian tengahnya, ada tangkai yang menopang
bunga-bunga berwarna krim. Salah satu ciri khas bunga yuka adalah serbuk
sari-nya terdapat di wilayah yang melengkung. Karena itulah, hanya jenis
ngengat tertentu, yang dikaruniai belalai melengkung, yang dapat mengumpulkan
serbuk sari yang terdapat di organ reproduksi jantan tanaman ini.
Dengan cara menumpukkan serbuk sari,
ngengat menggumpalkan serbuk sari yang telah dikumpulkannya menjadi bola, dan
membawa serbuk sari tersebut ke bunga yuka lain. Mula-mula ngengat turun ke
bagian dasar bunga itu dan bertelur. Ngengat kemudian memanjat ke bagian atas
bunga dan memukul bola serbuk sari tersebut sehingga serbuk sari tumpah.
Setelah beberapa waktu, ulat ngengat akan keluar dari telur dan memakan serbuk
sari ini. Sementara itu, dengan memukul bola serbuk sari yang telah dikumpulkan
dari bunga sebelumnya di bagian atas bunga baru, ngengat menyerbuki bunga itu.
Jika tidak ada ngengat, bunga yuka tidak dapat menyerbuki dirinya sendiri.4
Seperti yang kita lihat, cara ngengat
mencari makan dan penyerbukan bunga yuka terjadi dengan cara yang sangat
selaras. Yang menciptakan keselarasan ini bukanlah bunga yuka atau ngengat itu
sendiri. Tidak mungkin tanaman atau serangga menyadari kebutuhan makhluk yang
lain atau mengatur siasat untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Makhluk-makhluk
ini tidak memiliki kecakapan berpikir dan karenanya tidak dapat menemukan metode
lalu mengajarkannya kepada makhluk yang lain. Allah sendirilah yang telah
menciptakan keselarasan sempurna ini di antara makhluk-makhluk hidup. Kedua
makhluk adalah karya Allah, Yang mengetahui mereka dengan sangat sempurna,
Tuhan semesta alam dan Yang Maha Mengetahui. Dan mereka lalu menjalankan fungsi
untuk memperkenalkan manusia kepada kebesaran, kekuasaan dan kesempurnaan karya
seni Allah. Allah mengungkapkan ini di dalam Al-Quran:
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang
ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada satu pun melainkan
bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (QS. Al Israa‘, 17:
44)
SIASAT ANGGREK CORYANTHES
Apakah mungkin sekuntum bunga bisa
menyadari kecenderungan seekor serangga? Apakah mungkin bunga membuat rencana
agar serangga jatuh ke dalam perangkapnya serta mengubah dirinya agar cocok
dengan tujuan ini? Tidak dapat diragukan lagi, tidak mungkin bunga atau
serangga menjalankan taktik atau siasat sedemikian hanya berdasarkan keinginan
dan akalnya sendiri. Namun demikian, bila kita mengamati makhluk-makhluk di
alam ini, kita tahu bahwa mereka sering menerapkan jenis-jenis taktik semacam
itu.
Anggrek Coryanthes adalah salah
satu tumbuhan yang mampu menjebak serangga agar jatuh ke dalam perangkapnya
dengan menggunakan taktik yang menarik. Sistem reproduksi anggrek ini
didasarkan pada memikat serangga dan memanfaatkannya untuk membawa serbuk
sarinya. Bunga-bunga anggrek jenis ini tumbuh berkelompok. Setiap bunga
memiliki dua helai kelopak yang mirip sayap dan tepat di belakang kedua helai
ini terdapat sebuah “ember” kecil. Bila bunga membuka, cairan khusus yang
dikeluarkan oleh dua kelenjar khusus mulai menetes ke dalam ember tersebut. Tak
lama kemudian bunga pun mulai memancarkan wangi-wangian yang sangat menarik
bagi lebah.
Sejalan dengan mekarnya anggrek, lebah
jantan bereaksi terhadap aroma wangi tersebut dan mulai terbang di sekitar
bunga. Sewaktu lebah mencoba hinggap di sisi tegak pada anggrek, lebah juga
mencari tempat untuk bergantung dengan kakinya, seperti bagian berbentuk tabung
dari bunga yang menghubungkan ember dengan batangnya. Bagian ini licin dan
miring. Karena itu, lebah yang merangkak pada bunga pasti akan terjatuh ke
dalam ember yang terisi cairan di dasar bunga.
Hanya ada satu jalan keluar bagi lebah
yang telah terjatuh ke dalam bunga. Sebuah lorong sempit yang menuju ke dinding
bunga bagian depan, yaitu, yang menuju cahaya matahari di luar. Selama serangga
mencari-cari jalan keluar ini, yang berada pada ketinggian yang sama dengan
tinggi cairan yang dimasukinya, lebah tetap berenang di cairan. Saat mencoba
menemukan jalan keluar, lebah melewati bagian bawah stigma, yang
mengandung serbuk sari, dan organ jantan bunga. Pada saat itu, dua kantung
serbuk sari tertempel di bagian belakang serangga. Lalu serangga bergegas
menuju jalan keluar dan akhirnya meninggalkan bunga. Saat lebah menghampiri
bunga yang lain, kali ini yang terjadi adalah stigma bunga itu menarik serbuk
sari dari serangga, dan dengan cara ini, penyerbukan pun dimulai.5
Namun, situasi ini tidak cuma membawa
manfaat bagi bunga saja. Cairan yang ada dalam ember bunga tempat jatuhnya
lebah juga sangat penting bagi lebah, karena lebah jantan akan menggunakan
keharuman cairan yang melumuri tubuhnya itu untuk menarik lebah betina selama
perkawinan.
Seperti yang telah kami sebutkan di
depan, sama sekali tidak mungkin bunga mengembangkan siasat untuk memperdaya
seekor serangga dan merancang strukturnya agar sesuai dengan taktik ini. Begitu
pula halnya, tentulah tidak mungkin seekor serangga mengembangkan taktik untuk
memperoleh zat yang diperlukannya dari sekuntum bunga dengan hanya mengandalkan
kemauannya sendiri. Kerjasama yang mengagumkan antara dua makhluk ini adalah
bukti nyata akan fakta bahwa keduanya diciptakan oleh Pencipta yang tiada
duanya.
KETERAMPILAN LEBAH PEKERJA
Lebah pekerja (mason bee) adalah
makhluk hidup yang menarik perhatian karena ketelitian yang ditunjukkannya
dalam membangun sarang. Saat lebah betina yang ingin membangun sarang menemukan
tempat yang sesuai, dia membersihkan tempat itu. Tetapi, untuk membangun
sarang, lebah ini harus menemukan sumber lumpur lebih dulu. Jika tidak dapat
menemukan lumpur, lebah mencari tanah yang bertekstur halus dan mengubahnya
menjadi adonan lembut dengan cara mencampurkan tanah itu dengan air liurnya.
Lebah pekerja memulai pembangunan
sarangnya dengan meraup sepotong lumpur dari tanah dengan rahangnya. Lebah
membawa lumpur di antara kaki-kakinya dan mencetaknya menjadi bentuk pelet (butiran).
Lebah menambahkan lumpur lagi ke pelet. Kemudian, sambil membawa pelet dengan
rahangnya, lebah betina kembali ke sarangnya.
Setibanya di tempat yang telah
dipilihnya untuk membangun sarang dengan lumpur itu, dia tidak segera memulai
pekerjaan dengan acak-acakan dan serampangan. Para lebah pekerja selalu bekerja
menurut rencana yang jelas saat membangun sarangnya yang mirip terowongan.
Sejalan dengan rencana ini, lebah pekerja menggunakan muatan lumpur yang
pertama untuk membangun sekat belakang dari ruang atau sel pertama yang akan
menjadi ujung buntu terowongan. Kemudian, lebah akan menyusun lumpur dalam
bentuk bulan sabit pada jarak tertentu dari sekat tadi. Ini menandai tempat
bagi sekat berikut yang akan dibangunnya setelah lebah menempatkan telurnya di
lubang sel yang pertama.
Setelah lubang ini selesai dibangun,
lebah pekerja mulai mengumpulkan makanan untuk disimpan di sana. Dalam
perjalanan pertamanya, lebah ini menempatkan serbuk sari di bagian belakang
sarang. Pada perjalanan berikutnya, lebah meninggalkan madu berbentuk pasta
tebal yang dibuatnya dengan rahangnya, di atas serbuk sari yang ditinggalkannya
dari perjalanan sebelumnya. Dengan cara ini, lebah merampungkan persiapan awal
untuk telur yang akan diletakkannya.
Segera setelah meninggalkan muatan
serbuk sari terakhir di sarang, lebah mulai bertelur. Setelah bertelur, lebah
betina mulai membangun dinding untuk sekat lumpur lain yang telah ditandai
sebelumnya. Secara berurutan, lebah melanjutkan proses bertelur dan pembangunan
sel sampai lubang-lubang sel tersebut membentuk barisan. Lubang-lubang sel ini
memiliki struktur yang standar. Setiap lubang berisi sebutir telur dan
persediaan makanan dan dipisahkan dari lubang di sebelahnya dengan dinding
lumpur.
Setelah lubang yang terakhir selesai dan
ditutup, lebah betina membangun ruang kosong di antara lubang telur yang
terakhir dengan jalan masuk ke sarang, dan akhirnya menutup jalan masuk ini dengan
sumbat yang lebih tebal daripada sekat lubang biasa. Sumbat ini menghalangi
makhluk lain bersarang di depan sarang lebah ini, karena dapat mengurung
bayi-bayi lebah di dalam lubang dan menyebabkan mereka mati.
Pada setiap tahap pembangunan sarang ini
kita dapat melihat adanya kebijaksanaan dan kecerdasan yang nyata di balik
perilaku lebah tukang batu [bricklayer bees] ini. Dalam sebuah ayat,
Allah memberitakan kepada kita bahwa lebah adalah makhluk yang bertindak dengan
ilham dari Allah. Sebenarnya, bukan hanya lebah, tetapi semua makhluk hidup di
alam semesta diberi ilham oleh Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Bijaksana.
MENARA SI RAYAP BUTA
Mungkinkah pekerja yang buta mendirikan
bangunan setinggi Gedung Empire State? Prestasi sedemikian adalah tidak
mungkin bagi manusia. Tetapi, rayap yang buta, sepanjang hidupnya, sanggup
membangun sarang setinggi Gedung Empire State, pada perbandingan yang
setara dengan ukuran tubuh mereka.
Salah satu ciri penting rayap adalah
mereka membuat sarang yang begitu kuat sehingga manusia pun hanya dapat
menghancurkannya dengan susah-payah. Rayap-rayap membangun berbagai jenis
sarang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Ada yang membangun sarang sebagai
perlindungan terhadap panas yang membakar, ada pula yang membangun sarangnya
untuk berteduh dari hujan. Sarang-sarang ini dapat dibangun di bawah maupun di
atas tanah atau bahkan di dalam pohon.
Bila kita melihat ke dalam sarang
rayap, kita dapat melihat penampilannya yang seperti spons. Sarang itu terdiri
dari banyak lubang yang lebarnya sekitar 2,5 cm (1 inci) atau kurang dari itu.
Lubang-lubang ini terhubungkan satu sama lain oleh lorong yang hanya dapat
dilewati oleh rayap. Bahan mentah yang digunakan rayap saat membuat bangunan
yang mengagumkan ini hanya terdiri dari tanah, air liurnya, dan kotoran atau
zat buangan tubuh. Dengan menggunakan bahan-bahan sederhana tersebut, sebagian
rayap membuat sarang yang sangat kuat sehingga hanya dapat dihancurkan dengan
menggunakan dinamit, dan sarang ini juga memiliki sistem yang begitu teperinci
seperti labirin, saluran peredaran udara, dan lorong.
Segi utama paling menakjubkan dari
rayap yang dapat membangun sarang berupa menara yang hebat ini, sebagaimana
telah disebutkan di atas, adalah karena rayap sama sekali buta. Ini hal yang
paling penting. Rayap tidak dapat melihat terowongan yang dibuatnya, tidak juga
bahan dan tanah yang digunakannya, maupun lubang-lubang yang dibangunnya.
Bila hasil karya rayap dan manusia
dibandingkan, keajaiban pada apa yang dilakukan rayap bahkan dapat lebih jelas
dilihat. Maka, agar kita bisa membuat penilaian yang lebih baik atas “pencakar
langit” yang dibangun rayap, Gedung Empire State di New York, Amerika,
bisa menjadi pembanding yang cocok. Gedung tersebut tingginya 443 meter (1453
kaki). Rayap adalah serangga berukuran 1-2 cm (0,4-0,8 inci). Walaupun tubuhnya
amat kecil, rayap membangun sarang raksasa yang menjulang hingga 7 meter (23
kaki) tingginya. Jika rayap sama tingginya dengan manusia, sarang spektakuler
buatan mereka akan berukuran empat kali lebih tinggi daripada Gedung Empire
State. Rayap telah melakukan pekerjaan yang luar biasa, yang bahkan tidak
dapat dicapai oleh manusia, selama berjuta-juta tahun sejak mereka diciptakan.
Dia Yang telah menciptakan rayap
dengan semua karakteristiknya adalah Allah. Dengan mengaruniai rayap kemampuan
untuk membuat bangunan yang hebat, Dia, Penguasa segala sesuatu, memperkenalkan
kepada kita kekuasaan-Nya dan pengetahuan-Nya yang tidak terbatas. Seperti yang
diungkapkan-Nya dalam Al Qur‘an:
Allah menciptakan segala sesuatu dan
Dia memelihara segala sesuatu. (QS. Az Zumar, 39: 62)
TEKNIK MENYELAM LABA-LABA LONCENG
Laba-laba air yang hidup di daerah
bersuhu hangat di Asia dan Eropa menghabiskan sebagian besar hidupnya di dalam
air karena mereka membuat sarang di dalam air.
Untuk pembangunan sarangnya,
laba-laba mula-mula mendirikan semacam panggung dengan merentangkan
jaring-jaring di antara daun-daun atau tumbuhan air. Laba-laba mengaitkan
panggung ini ke batang tanaman yang terdekat dengan benang sutra. Benang ini
menjadi tanda bagi laba-laba untuk menunjukkan sarangnya, sebagai tali yang
mengukuhkan panggung dan sebagai sistem “radar” yang memberitahukan kepadanya
bila ada mangsa yang datang mendekat.
Setelah mendirikan panggung,
laba-laba membawa gelembung-gelembung udara ke bawahnya dengan menggunakan kaki
dan tubuhnya. Maka jaring-jaring tersebut menggelembung ke atas dan, dengan
ditambahnya udara lagi, menjadi berbentuk seperti lonceng. Lonceng
ini adalah sarang tempat laba-laba bernaung selama dia berada di bawah air.
(gambar di kiri bawah).
Pada siang hari, laba-laba menunggu di
sarang. Bila ada hewan kecil yang lewat, khususnya seekor serangga atau larva,
laba-laba segera keluar untuk menangkap dan membawanya ke dalam sarang sehingga
dapat dimakan. Seekor serangga yang jatuh ke air menyebabkan getaran. Karena
merasakan adanya getaran ini, si laba-laba keluar, mengambil serangga tersebut
dan membawanya ke dalam air. Laba-laba menggunakan permukaan air
seolah-olah itu jaring-jaring. Keadaan yang dialami serangga saat jatuh ke air
ini tak berbeda dengan keadaan mangsa apa yang terjebak di jaring.
Menjelang musim dingin, laba-laba perlu
mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi dirinya sendiri agar tidak
membeku. Karena itulah, laba-laba air masuk lebih dalam lagi ke air. Kali ini,
laba-laba membangun lonceng untuk musim dingin dan mengisinya dengan udara. Beberapa
jenis laba-laba tinggal di dalam cangkang siput laut yang mereka temukan di
kedalaman air. Laba-laba tetap diam tidak bergerak di dalam lonceng dan nyaris
tidak menghabiskan energi sedikitpun selama melewati musim dingin. Laba-laba
melakukan hal ini agar tidak kehilangan energi dan untuk menekan kebutuhan
oksigen. Dengan tindakan yang disertai perhitungan ini, oksigen dalam gelembung
udara yang dibawa laba-laba ke sarang dapat mencukupi kebutuhan hidup laba-laba
selama musim dingin sampai 4-5 bulan.7
Nyatalah bahwa teknik berburu laba-laba
dan gelembung yang diciptakannya sudah dirancang dengan cara yang paling
sempurna agar laba-laba dapat hidup di dalam air. Makhluk yang biasa hidup di
darat jelas tidak mungkin bisa menemukan cara tinggal di dalam air secara
kebetulan. Jika makhluk ini tidak memiliki sifat dan alat yang dibutuhkan untuk
hidup di dalam air, makhluk ini akan mati begitu dia memasuki air. Maka, Allah
menciptakan makhluk daratan, yang dapat tinggal di dalam air karena dilengkapi
kemampuan yang sesuai untuk itu, beserta semua ciri khasnya, dalam sekejap
mata.
Dengan menciptakan contoh yang tiada
taranya seperti laba-laba air ini, Allah memperkenalkan kepada kita pengetahuan
dan kebijaksanaan-Nya yang tak terbatas.
KITIN: ZAT PELAPIS YANG SEMPURNA
Serangga merupakan makhluk yang paling
banyak tersebar dan paling ulet di bumi. Alasannya adalah karena serangga
diciptakan sedemikian sehingga sangat tahan terhadap berbagai kondisi yang
tidak menguntungkan. Salah satu hal yang menjadikan serangga begitu kuat adalah
kitin (zat tanduk) yang menutupi tubuhnya.
Kitin adalah zat yang tipis dan sangat
ringan. Karena itulah, serangga tidak mengalami kesulitan membawanya. Walaupun
zat ini menutupi tubuh serangga di bagian luar, zat ini begitu kuatnya sehingga
dapat berfungsi pula sebagai kerangka dan, sekaligus pula, luar biasa lentur.
Lapisan ini dapat bergerak saat otot-otot—yang ujung-ujungnya terhubung dengan
tubuh serangga dari dalam—berkontraksi (mengerut) dan mengendur. Hal ini
tidak hanya mempercepat gerakan serangga tetapi juga meredam benturan dari
luar. Lapisan kitin ini tahan air karena adanya lapisan bagian luar yang
khusus. Zat ini juga mencegah cairan tubuh bocor ke luar.8 Kitin tidak
terpengaruh oleh keadaan yang paling sulit, suhu tinggi atau bahkan penyinaran.
Sifat lain dari lapisan ini adalah warna yang dimilikinya, yang sangat sesuai
dengan lingkungan tempat tinggal serangga; contoh-contohnya dapat dilihat pada
gambar. Dengan cara ini, serangga dapat hidup tanpa menarik perhatian
musuh-musuhnya. Kadang-kadang, warna lapisan ini begitu hidup sehingga mereka
bahkan menghalangi pemangsa di lingkungan tersebut.
Kitin, yang menyusun cangkang luar pada
sebagian besar serangga, merupakan bahan yang sempurna dalam hal kekuatan,
elastisitas (kekenyalan) dan sifat insulasi (penyekatan). Zat dengan sifat yang
begitu luar biasa ini, tidak dapat tidak, membuat orang berpikir, jika pesawat
terbang dan pesawat luar angkasa dibuat dari bahan yang bersifat seperti kitin,
bagaimanakah bentuknya? Sebenarnya, struktur zat ini adalah bahan yang
diimpikan para insinyur aeronotika. Namun, walaupun teknologi kita sudah maju,
ummat manusia belum dapat menandingi rancangan yang berkelas tinggi ini.
Kitin, zat yang padanannya masih terus
dicari dengan menggunakan teknologi abad ke duapuluh satu, telah ada sejak
terciptanya serangga pertama. Bahan ini, sebagaimana disebutkan sebelumnya,
merupakan zat pelapis paling sempurna yang pernah dimiliki seekor serangga.
Jelas tidak mungkin zat yang berkemampuan melindungi makhluk terhadap segala
jenis bahaya ini muncul begitu saja karena kebetulan. Tidak ada satu serangga
pun yang dapat menghasilkan bahan pelindung seperti ini berdasarkan
keinginannya sendiri. Allah menciptakan zat yang memiliki rancangan khas ini,
bersamaan dengan perlengkapan luar biasa lain dari serangga yang dilapisinya.
Di dalam Al-Quran, Allah menarik perhatian kita terhadap ciptaan-Nya sebagai
berikut:
Dan di antara ayat-ayat (tanda-tanda
kekuasaan)-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang
melata yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Mahakuasa mengumpulkan semuanya
apabila dikehendaki-Nya. (QS. Asy Syuura, 42: 29)
HOTEL SEMUT
Jika satu makhluk membantu makhluk yang
lain, dan mempersiapkan lingkungan yang nyaman sesuai dengan kebutuhan makhluk
tersebut, tentu kita tidak dapat mengklaim kerjasama ini terjadi dengan begitu
saja. Kecocokan yang tepat satu dengan yang lain di antara makhluk yang tidak
memiliki akal pikiran, dan tindakan yang mereka jalankan untuk menguntungkan
satu sama lain, menunjukkan bukti bahwa mereka diciptakan dengan terencana.
Makhluk-makhluk yang hidup bersama telah diciptakan dengan sifat atau ciri yang
saling menguntungkan melalui perantaraan Pencipta yang tunggal, yaitu Allah.
Kita dapat mengambil tanaman dan semut tertentu sebagai contoh khusus dari
jenis pasangan makhluk yang saling menguntungkan ini.
Pada sejumlah tanaman terdapat
lubang-lubang dalam yang disebut “domatia” dalam istilah biologi (gambar
kecil). Satu-satunya fungsi domatia adalah sebagai tempat berlindung bagi
koloni semut. Tumbuh-tumbuhan yang seperti itu memiliki lubang atau jaringan
berupa jendela tipis yang memungkinkan semut masuk dan keluar tanaman dengan
mudah. Di dalam ruang-ruang ini, ada makanan yang diproduksi oleh tumbuhan,
yang tidak punya fungsi selain untuk memberi makan semut. Tidak tampak manfaat
makanan ini bagi tanaman.9 Singkatnya, domatia merupakan struktur
khusus yang telah diciptakan agar semut dapat bertahan hidup. Keseimbangan suhu
dan kelembapan di lingkungan ini juga sangat ideal bagi semut. Di tempat-tempat
yang seolah dipersiapkan khusus bagi semut ini, semut dapat hidup senyaman
orang yang tinggal di hotel mewah.
Kita dapat memberikan contoh yang lain,
yaitu Philidris, sejenis semut, dengan tanaman inangnya Dischidia
major. Mereka membuat “produksi zat kimia” kolektif sepanjang hidupnya.
Tanaman yang dibicarakan ini tidak punya akar yang menembus tanah, karenanya ia
mendapat dukungan dari tanaman yang lain dengan cara melilitnya. Tanaman ini
memiliki cara yang sangat menarik untuk meningkatkan perolehan karbon dan
nitrogen. Semut punya wilayah pada tanaman ini, yang disebut “daun semut”,
tempat semut merawat anak-anaknya dan menyimpan sisa-sisa organik (semut mati,
bagian tubuh serangga lain, dll.). Tanaman dapat memanfaatkan sisa-sisa ini
sebagai sumber nitrogen. Selain itu, permukaan-dalam dari ruang daun menyerap
karbon dioksida yang dihasilkan oleh semut, sehingga mengurangi penguapan air
melalui pori-pori.10 Pencegahan dehidrasi ini sangat penting bagi
tanaman semut yang tumbuh di iklim tropis ini, karena, tanaman ini tidak
memiliki akar dan tidak dapat mengambil air dari dalam tanah. Dengan demikian,
semut memasok dua kebutuhan penting tanaman ini, sebagai imbalan atas tempat
berlindung yang disediakan tanaman bagi mereka.
Kita tidak mungkin mengklaim bahwa
struktur yang terlihat pada dua contoh ini terjadi karena kebetulan. Tanaman
tidak mungkin menghasilkan zat makanan yang sesuai bagi semut dan mencocokkan
kondisinya dengan semut secara kebetulan. Kerjasama antara semut dan tanaman
ini adalah satu bukti lagi tentang keseimbangan mengagumkan yang diciptakan di
bumi oleh Allah, sang Pencipta satu-satunya.
KECEMERLANGAN MAKHLUK
YANG BERCAHAYA
Salah satu makhluk bercahaya yang paling
dikenal adalah kunang-kunang. Para ilmuwan telah menghabiskan waktu
bertahun-tahun meneliti cara menghasilkan cahaya seefisien cahaya yang
dihasilkan oleh kunang-kunang. Kunang-kunang mencapai efisiensi maksimum dan
hampir tidak kehilangan energi sama sekali.
Sebenarnya, kenyataan bahwa ada makhluk
yang dapat menghasilkan cahaya, tetapi sekaligus tidak terpengaruh oleh panas
dari cahaya ini, adalah cukup menakjubkan. Karena, sebagaimana kita ketahui,
setiap proses yang menghasilkan cahaya dalam teknologi masa kini, selalu
menghasilkan panas juga, yang dipancarkan keluar sebagai energi termal.
Sehingga, karena alasan ini, makhluk yang menghasilkan cahaya seharusnya juga
menderita akibat terkena panas yang tinggi. Tetapi ternyata, makhluk yang
menghasilkan cahaya tidak terpengaruh oleh panas yang dihasilkannya, karena panas
yang dihasilkannya lemah. Mereka menghasilkan sejenis cahaya yang disebut
“cahaya dingin” dan struktur tubuh mereka telah dirancang sesuai dengan itu.
Kunang-kunang sebenarnya sejenis kumbang
yang menghasilkan cahaya hijau kekuningan melalui reaksi kimia di dalam tubuh
mereka. Kunang-kunang, yang memancarkan sinar untuk saling mengenali atau untuk
memberi tanda kawin, menggunakan panjang gelombang sinar yang berbeda,
tergantung pada spesiesnya. Selain itu, pada beberapa spesies, kunang-kunang
jantan yang mula-mula menyorotkan sinar untuk menarik sang betina, sementara
pada spesies lainnya, sang betina yang “memanggil.” Sebagian kunang-kunang
menggunakan cahaya mereka untuk mempertahankan diri. Mereka mengeluarkan sinar
sebagai tanda pada musuh bahwa mereka bukan makanan yang lezat.11
Selain kunang-kunang, sejumlah serangga
lainnya, beragam makhluk laut, dan berbagai spesies lainnya juga dapat
menghasilkan cahaya sendiri. Setiap spesies memiliki karakteristik yang
berbeda. Hal ini meliputi cara menghasilkan cahaya, kegunaan cahaya, serta
panjang dan jenis cahaya yang mereka hasilkan.
Siapa yang melengkapi makhluk-makhluk
ini dengan sistem yang membuat mereka mampu menghasilkan jenis cahaya yang
dapat dimanfaatkan, dan kemudian menjaga kesinambungan sistem ini? Tentu saja
bukan makhluk itu sendiri. Tidak mungkin bagian-bagian tubuh yang rumit dari
suatu makhluk yang mampu menghasilkan cahaya tanpa mencelakakan makhluk
tersebut, terjadi secara tiba-tiba akibat suatu kebetulan. Semua makhluk
bercahaya merupakan bukti kekuasaan penciptaan Allah yang sangat hebat. Allah
memperkenalkan kepada kita, melalui makhluk-makhluk yang telah diciptakan-Nya
ini, bukti tentang pengetahuan, kebijaksanaan, dan kekuasaan-Nya yang tidak
terbatas.
PENGHUNI LAUT YANG BERCAHAYA
Banyak makhluk bawah laut memiliki
sistem untuk menghasilkan cahaya, seperti kunang-kunang. Umumnya, mereka
menggunakan kemampuan ini untuk mengelabui atau menakuti musuh-musuh mereka.
Ubur-ubur jengger (Ctenophore) adalah makhluk lembut yang mirip dengan
ubur-ubur dan anemon laut. Mereka umumnya memakan tanaman mikroskopis dan
hewan-hewan laut kecil. Sebagian menangkap mangsa mereka menggunakan tentakel (organ
menyerupai belalai) yang lengket dan dapat bergerak di air seperti tali alat
memancing. Varietas lainnya memiliki mulut yang sangat lebar dan dapat menelan
berbagai makhluk, termasuk ubur-ubur jengger lain. Ubur-ubur jengger memiliki
rambut-rambut kecil di tubuh mereka yang digunakan untuk bergerak maju di dalam
air. Selain itu, hampir semua ubur-ubur jengger memiliki sel penghasil cahaya
khusus di sepanjang punggung tubuh mereka yang berlipit. Beberapa spesies
masing-masing memiliki ciri tersendiri yang menarik. Misalnya, ubur-ubur
jengger yang berwarna merah bisa bersinar bila disentuh. Pada saat yang sama
ubur-ubur ini mengalirkan partikel-partikel bercahaya ke dalam air sebagai cara
perlindungan untuk mengusir musuh-musuhnya.12
Makhluk-makhluk seperti bintang laut,
landak laut (bulu babi), dan bintang ular (featherstar) disebut
“echinodermis.” Sebagian besar permukaan kulitnya ditutupi dengan duri besar
tajam yang dapat mereka gunakan untuk pertahanan diri. Mereka hidup pada pantai
laut di antara batu karang dan di dasar laut. Makhluk-makhluk ini menghasilkan
cahaya sendiri untuk melindungi diri dari musuh-musuh mereka. Mereka bisa
memiliki lengan-lengan atau duri bercahaya atau sanggup memancarkan awan cahaya
ke dalam air saat diserang oleh pemangsa.
Kita dapat menyebutkan satu spesies
bintang laut sebagai contoh lain dari makhluk yang menghasilkan cahaya untuk
pertahanan diri. Bintang
laut ini tinggal 1000 meter (3280 ft) di bawah permukaan laut. Ujung lengannya
bersinar dengan cahaya yang berwarna biru kehijauan. Dengan peringatan
bercahaya ini, dia memberi tahu pemangsa yang mungkin mengincarnya, bahwa
rasanya tidak enak. Bintang-rapuh (brittlestar), hewan laut bercahaya
lainnya, bersinar cerah saat diserang dan dapat membuang ujung salah satu
lengannya untuk mengusir pemangsa. Ini merupakan taktik pertahanan yang
penting. Karena ujung lengan terus bersinar, hal itu menarik perhatian
pemangsa, sehingga memberikan kesempatan bagi brittlestar untuk kabur.13
Seperti terlihat di atas, mekanisme untuk menghasilkan cahaya
pada makhluk-makhluk juga merupakan contoh dari kecemerlangan dalam ciptaan
Allah. Allah adalah Pencipta dari asal mula, yang tidak ada bandingannya.
RANCANGAN LUMBA-LUMBA
Bagi lumba-lumba, bernafas bukanlah gerak refleks, atau gerak
yang terjadi dengan sendirinya dan tak disadari seperti pada manusia dan mamalia
darat lain. Akan tetapi bernafas pada lumba-lumba merupakan gerakan yang
disadari atau disengaja.14 Dengan kata lain, lumba-lumba memutuskan
untuk bernafas sebagaimana kita memutuskan untuk berjalan. Ada pula tindakan
pencegahan yang diambil sehingga hewan ini tidak mati tenggelam saat sedang
tidur di air. Saat tidur, lumba-lumba menggunakan belahan otak kanan dan
kirinya secara bergantian, dalam rentang sekitar 15 menit. Saat satu belahan
otak tidur, lumba-lumba menggunakan belahan otak satunya lagi untuk muncul di
permukaan air agar memperoleh udara.
Lumba-lumba bernafas menggunakan paru-parunya seperti mamalia
yang lain, yang artinya mereka tidak dapat bernafas di dalam air seperti ikan.
Oleh sebab itu, mereka secara berkala muncul ke permukaan air untuk bernafas.
Di bagian atas kepalanya terdapat sebuah lubang yang memungkinkan mereka
melakukan hal tersebut. Tubuh lumba-lumba memiliki rancangan yang sempurna,
sehingga bila dia menyelam ke dalam air, lubang ini secara otomatis tertutup,
sehingga mencegah air masuk ke dalam tubuh lumba-lumba. Saat hewan ini muncul
di permukaan air, penutup lubang ini kembali terbuka.
Moncong di paruh lumba-lumba merupakan rancangan lainnya yang
membantu gerakan hewan ini di dalam air. Dengan struktur ini, energi yang
digunakan saat menembus air sangat sedikit dan dia dapat berenang dengan
kecepatan yang lebih tinggi. Kapal-kapal modern juga memanfaatkan haluan
seperti moncong lumba-lumba, yang dirancang secara hidrodinamis untuk
meningkatkan kecepatan kapal persis seperti lumba-lumba.
Selain itu, lumba-lumba dapat berenang dengan kecepatan amat
tinggi, yang membuat para ilmuwan terpesona. Ada aliran air yang lancar di
sekitar tubuh lumba-lumba. Penelitian yang dilakukan terhadap kulit lumba-lumba
telah menemukan penyebab aliran ini. Kulit lumba-lumba terdiri dari
tiga lapisan. Lapisan terluar tipis dan sangat elastis. Lapisan tengah sebagian
besar tersusun dari jaringan ikat dan mempunyai tambahan yang tampak seperti
sikat plastik; sikat ini mengaitkan lapisan terluar ke lapisan yang di tengah.
Lapisan yang ketiga, yang terletak paling dalam, terdiri dari berkas-berkas
serat elastis. Karenanya, saat terjadi turbulensi (pergolakan) pada air di
sekitar lumba-lumba akibat kecepatan berenang lumba-lumba, kulit terluar ini
meneruskan tekanan yang luar biasa akibat turbulensi ini, ke lapisan yang lebih
dalam hingga terserap. Maka, turbulensi yang baru dimulai kembali menghilang
sebelum menjadi bertambah besar.
Semua struktur ini, yang khusus terdapat
pada lumba-lumba di antara semua hewan lainnya, merupakan bukti nyata dari
suatu tindak perancangan yang cerdas. Allah telah menciptakan lumba-lumba,
seperti juga semua makhluk lainnya, dengan struktur tubuh mereka yang tepat
sesuai dengan lingkungannya.
MAKHLUK BAWAH LAUT
YANG MENARIK: NUDIBRANCH
Nudibranch, sejenis siput
laut yang tak punya cangkang, memiliki rancangan yang sangat menarik dan
warna-warni yang cerah dan mengagumkan. Tubuh mereka agak lembut. Walaupun
mereka tidak memiliki cangkang untuk melindungi diri sendiri, dan banyak
makhluk lain yang terpikat karena penampilan mereka yang menarik, hanya sedikit
yang memangsa nudibranch. Ini karena warnanya yang mencolok menjadi
peringatan bagi pemangsa bahwa mereka sangat beracun.
Salah satu karakteristik siput laut ini
adalah adanya “sel penyengat.” Dengan bantuan “sel penyengat” ini, nudibranch
dengan mudah melindungi diri dari musuh-musuh mereka. Yang lebih menarik lagi
adalah mereka tidak menghasilkan sel-sel ini sendiri. Nudibranch
memangsa makhluk yang disebut hyroid, yang memiliki sel penyengat. Nudibranch
dapat memakan tentakel makhluk ini tanpa memicu sel penyengat itu berkat
lendir khusus yang terdapat di dalam sistem pencernaannya. Mereka menyimpan
senjata ini di dalam tonjolan yang berjumbai-jumbai dari tubuh mereka. Bila
diganggu, sel ini ditembakkan, sehingga menyengat hewan yang akan memangsa.16
Tak diragukan lagi, tidak mungkin nudibranch
mengetahui bahwa hyroid ini beracun tetapi tidak akan membahayakan
mereka, dan bahkan, sebaliknya, akan melengkapi mereka dengan suatu alat
pertahanan terhadap musuh. Juga tidak mungkin bagi mereka untuk tahu dan
mempelajari hal sedemikian berdasarkan pengalaman. Jadi, bagaimana nudibranch
bisa menemukan cara pertahanan diri yang memesona ini?
Di sini, sekali lagi tampak di hadapan
kita kebenaran yang terungkap secara terbuka di alam semesta. Yang Maha Tunggal
yang mengilhami nudibranch untuk menarik perhatian baik dengan
keanekaragaman warna maupun coraknya, dan juga melengkapi mereka dengan cara
menghasilkan racun, serta menciptakan sistem di tubuh mereka agar racun hyroid
tidak membahayakan mereka, adalah Allah, Tuhan dari seluruh alam. Allah
menciptakan semua makhluk dengan karakteristik yang sangat berbeda-beda dan
dalam aneka warna. Apa yang hendaknya dilakukan seseorang yang menyaksikan
kekuasaan Allah yang tidak terhingga di dalam contoh-contoh seperti ini adalah
mengagungkan Allah dan mengamalkan akhlak yang baik semata-mata karena Allah.
Allah menyampaikan hal ini kepada kita di dalam ayat-ayatNya sebagai berikut:
Dan demikian (pula) di antara manusia,
binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam
warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara
hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Maha
Pengampun. (QS. Faathir, 35: 28)
KANTUNG TIDUR IKAN BETET
Ikan betet menutupi tubuhnya dengan zat
yang mirip gelatin (agar-agar), khususnya di malam hari. Marilah kita amati
bagaimana dihasilkannya zat ini serta penggunaannya. Ikan betet menghasilkan
zat ini untuk melindungi diri mereka di malam hari terhadap pengaruh dari luar.
Zat ini melindungi ikan dari pemburu nokturnal, yakni pemburu yang beraksi di
malam hari. Selain
itu, adanya zat ini memungkinkan ikan untuk menyamarkan dirinya.
Pertama, lendir yang terdiri dari gelatin ini dikeluarkan
oleh kelenjar yang terletak di sisi bagian atas dari rongga insang, saat ikan
bernafas. Setelah beberapa saat, pelapis mirip-gelatin ini membungkus seluruh
tubuh ikan. Fungsi terpenting kantung tidur tembus pandang ini adalah untuk
melindungi ikan terhadap belut moray, yang tergolong musuh terbesar ikan
betet. Belut moray memiliki indera penciuman yang luar biasa tajam, dan
mereka mencari mangsanya dengan menggunakan kemampuan ini. Namun demikian,
karena memiliki lapisan pelindung yang ketat ini, moray tidak dapat
mencium bau ikan ini, bahkan bisa tidak memperhatikan walaupun mereka menabrak
ikan ini saat lewat di sebelahnya.17
Melihat mekanisme yang luar biasa ini, seseorang harus
mempertanyakan, bagaimana ikan betet ini bisa melengkapi diri dengan lapisan
pelindung pada malam hari? Bagaimana mereka menemukan bahan sepenting itu yang
mengganggu indera penciuman moray yang tajam serta membuat mereka aman
dan nyaman melewati malam?
Tidak mungkin kita menganggap ikan berpikir dan merencanakan
untuk menghasilkan zat di dalam tubuhnya dan kemudian menutupi tubuhnya dengan
zat ini. Selain itu, tidak mungkin pula proses pembentukan seperti ini terjadi
dengan sendirinya sejalan dengan waktu. Jika ikan betet tidak dapat
merencanakan untuk menghasilkan zat dengan kecerdasannya sendiri dan membentuk
sistem sedemikian di dalam tubuhnya dengan kemauannya sendiri, ikan betet yang
hidup 10.000 tahun yang lalu tidak akan mampu melakukan hal ini pula.
Tubuh ikan yang dilapisi dengan gelatin, yang bertujuan untuk
menyamarkan diri dari musuhnya dengan jitu, adalah hal yang sangat cakap.
Jelaslah bahwa keistimewaan yang seperti ini dapat terjadi hanya karena adanya
perancangan yang cerdas. Kecerdasan ini bukanlah milik ikan atau makhluk apa
pun selain Allah, Yang telah menciptakan dan merencanakan semua ini.
PENYAMARAN IKAN KALAJENGKING
Lihatlah ikan kalajengking di gambar ini. Anda akan segera
menyadari betapa sulit bagi mata untuk secara visual membedakan ikan ini dari
lingkungannya.
Ikan kalajengking sebagian besar hidup di dasar laut, di
wilayah tropis atau beriklim sedang dan tidak pernah pergi ke laut lepas. Mereka
tergolong karnivora (pemakan daging) dan memangsa ikan-ikan yang lebih kecil.
Sirip mereka yang panjang dan berbentuk kipas adalah alat penangkis yang hebat
terhadap musuh-musuh mereka, dan garis-garis merah dan putih di tubuhnya
menyebabkan mangsa sulit melihat mereka di antara batu karang. Ikan
kalajengking berwarna-warni menarik. Tetapi karena mereka hidup di sekitar batu-batu
karang yang juga berwarna-warni, ikan ini mudah bersembunyi di sana. Hal ini
menurunkan peluang untuk dimangsa. Hal ini juga memungkinkan ikan tersebut
untuk mendekati mangsanya sendiri dengan mudah.18
Sebagian besar makhluk-makhluk bawah
laut sangat sulit dibedakan dari lingkungan tempat tinggal mereka, misalnya
ikan kalajengking. Kehadiran makhluk-makhluk ini baru jelas hanya jika mereka
bergerak. Makhluk-makhluk yang menyamarkan diri sendiri di bawah laut dengan
cara yang sempurna ini juga menggunakan warna mereka untuk berburu,
berkembang-biak dan berkirim pesan. Lalu, bagaimana keselarasan ini tercipta?
Siapa yang telah menjadikan tubuh ikan berwarna sama dengan batu-batuan tempat
tinggalnya dan bahkan membuatnya berpenampilan seperti batu karena bentuknya
yang menggelembung? Dan siapa yang telah memberikan warna tumbuhan laut kepada
seekor udang? Warna pada makhluk-makhluk ini, yang sesuai dengan lingkungan
yang mereka huni, tidak akan mungkin terjadi secara kebetulan melalui proses
kimia apa pun atau faktor lain mana pun.
Juga tidak mungkin bagi seekor ikan,
udang, atau kepiting untuk menyadari konsep warna dan menghasilkan sistem yang
membuat perubahan warna pada diri mereka sendiri. Pemikiran yang seperti ini
tidak lebih dari khayalan belaka. Merancang sistem sedemikian, menempatkannya
kepada makhluk, mengatur rangkaian dalam gen sehingga dapat terjadi perpindahan
dari generasi ke generasi, dan menyandikan semua informasi di dalam sel makhluk
hidup, hanya dapat dilakukan oleh pemilik kekuatan yang hebat.
Pemilik kekuatan ini adalah Allah. Allah
menciptakan semua makhluk bersamaan dengan ciri-ciri yang mereka miliki. Allah
menarik perhatian kita kepada kenyataan ini di dalam ayat berikut:
Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak
mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan); dan Dia Mahahalus lagi Maha
Mengetahui? Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah
di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rejeki-Nya. Dan hanya
kepada-Nya lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (QS. Al Mulk, 67: 14-15)
MIGRASI UDANG BERDURI
Pernahkah Anda mempertanyakan bagaimana
makhluk dapat mengatur perjalanannya untuk bermigrasi (berpindah tempat) setiap
tahun ke wilayah yang terletak beribu-ribu kilometer jauhnya? Sejumlah
pertanyaan segera sampai ke benak kita: Bagaimana mereka menghitung dengan
tepat jarak yang harus ditempuh dan menyimpan cukup makanan sampai akhir
perjalanan mereka? Mengapa mereka tidak bingung menentukan jalur yang harus
ditempuh? Bagaimana mereka tahu bahwa cuaca di tempat tujuan akan lebih baik?
Bagaimana mereka mencari jalan bahkan ke tempat yang belum pernah mereka
datangi sebelumnya? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini, dan banyak lagi, tak
dapat dielakkan lagi, menuju kepada satu fakta yang nyata.
Jelas tidak mungkin hewan yang melakukan
migrasi ini memperoleh informasi tentang tempat-tempat yang belum pernah
dikunjungi melalui pikiran dan kemauan mereka sendiri, lalu membuat perhitungan
dan pergi berkelompok sesuai dengan perhitungan ini. Situasi ini mengungkapkan
bahwa apa pun yang mereka lakukan “diilhami,” dan bahwa makhluk-makhluk ini
dipimpin oleh sesuatu yang hebat. Hewan migran ini mencari jalan mereka,
memahami bagaimana cara menghemat energi dan mengumpulkan informasi lain yang
diperlukan, semata-mata karena ilham dari Allah.
Udang berduri adalah salah satu
contoh hewan-berpindah atau migran ini. Mari kita lihat bagaimana makhluk-makhluk
ini mencapai hal yang tampak mustahil. Udang berduri hidup di antara gosong
karang di perairan tropis dan beriklim sedang. Saat musim gugur tiba, mereka
meninggalkan gua-gua besar yang terdapat di gosong karang dan berkumpul dalam
kelompok besar di bawah laut. Mereka membentuk lajur, yang dapat terdiri dari
hanya beberapa ekor udang sampai lebih dari seratus, dengan setiap hewan
berbaris di belakang yang lain, dan antena mereka menyentuh ekor hewan di
depannya. Ada alasan penting di balik perpindahan udang
bersama-sama seperti ini. Mula-mula, dengan melakukan perjalanan di dalam
barisan, udang mengurangi dampak tarikan dari air, memungkinkan mereka
menggunakan lebih sedikit energi dan bergerak lebih cepat. Dengan begini mereka
juga terlindung karena mereka harus melewati dataran pasir yang terbuka, tidak
ada tempat untuk bersembunyi. Sewaktu udang diserang oleh pemangsa, mereka
bubar dari barisan dan membentuk lingkaran, dan mengeluarkan cakarnya untuk
melindungi dirinya.19
Udang dewasa bertelur di gosong karang
di pantai. Larvanya, kemudian terbawa arus air kembali ke laut, sehingga
akhirnya sampai ke dasar laut. Daur tersebut terulang sewaktu udang muda tumbuh
dan mencapai masa dewasa serta mulai berpindah tempat kembali ke tempat
bertelur.
KARAKTERISTIK KUDA LAUT YANG MENARIK
Penampilan kuda laut sangatlah mencolok,
dan struktur umumnya memiliki rancangan yang sangat spesifik. Ukuran mereka
bervariasi dari sekitar 4 sampai 30 sentimeter (1,6 sampai 11,8 inci) dan
mereka biasanya tinggal sepanjang pantai, di antara ganggang laut dan tumbuhan
lainnya. Semacam baju zirah dari tulang melindungi mereka dari segala jenis
bahaya. Baju zirah ini begitu kuatnya sehingga Anda tidak mungkin menghancurkan
kuda laut yang sudah mati dan mengering dengan hanya menggunakan tangan.
Kepala kuda laut terletak membentuk
sudut siku-siku dengan tubuhnya. Keistimewaan ini tidak ditemukan pada ikan
yang lain. Kuda laut berenang dengan tubuh yang tegak dan mereka dapat
menganggukkan kepala ke atas dan ke bawah. Tetapi mereka tidak dapat
menggelengkan kepala atau menoleh ke kiri dan kanan. Hal ini bisa menjadi
masalah bagi makhluk-makhluk yang lain, namun tidak demikian dengan kuda laut,
berkat perancangan tubuh mereka yang khusus. Mata kuda laut dapat bergerak
dengan bebas, berputar-putar mengamati setiap sisi sehingga mereka dapat
melihat sekelilingnya dengan mudah, bahkan tanpa mampu menggerakkan kepalanya
ke kiri dan ke kanan.
Cara berenang kuda laut juga dipengaruhi
oleh sistem yang sangat khusus. Kuda laut bergerak naik-turun di dalam air
dengan cara mengubah isi udara dalam kantung renangnya. Jika kantung renang ini
rusak dan kehilangan sedikit udara, kuda laut tenggelam ke dasar laut.
Kecelakaan yang sedemikian menyebabkan matinya kuda laut. Di sini, ada hal
sangat penting yang tidak boleh dilewatkan. Jumlah udara di dalam kantung
renang telah ditetapkan secara amat teliti. Oleh sebab itulah, perubahan yang
sangat tipis dapat menyebabkan kematian makhluk tersebut. Keseimbangan yang
peka ini menunjukkan sesuatu yang sangat penting. Kuda laut dapat bertahan
hanya jika keseimbangan ini terjaga. Dengan kata lain, kuda laut dapat bertahan
hidup karena telah dilengkapi dengan sistem ini saat pertama muncul di dunia.
Situasi ini menunjukkan kepada kita bahwa kuda laut tidak akan mungkin
memperoleh karakteristik mereka seiring dengan berjalannya waktu, yaitu, kuda
laut bukan produk evolusi sebagaimana diklaim oleh para evolusionis. Seperti
semua makhluk di alam semesta, Allah yang menciptakan mereka, lengkap dengan
karakteristiknya.
Mungkin aspek yang paling menakjubkan
dari kuda laut adalah bahwa kuda laut jantan, bukan yang betina, yang
melahirkan anak-anaknya. Kuda laut jantan memiliki kantung perut yang besar dan
pembuka seperti celah di bagian dasar perutnya, yang tidak dilapisi baju zirah.
Kuda laut betina meletakkan telur-telurnya langsung ke dalam kantung perut ini
dan kuda laut jantan membuahi telur saat dijatuhkan. Lapisan dalam kantung
perut menjadi seperti spons dan dipenuhi dengan pembuluh darah, yang penting
untuk memberi makan telur. Satu atau dua bulan kemudian kuda laut jantan
melahirkan kembaran kecil dari dirinya sendiri.20
Kuda laut, yang hanya salah satu dari
berjuta-juta spesies yang hidup di bawah laut, memiliki karakteristik yang khas
pada berbagai segi. Perancangan kuda laut hanyalah satu contoh dari kekuasaan
yang tidak terbatas dan pengetahuan yang abadi milik Allah:
Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila
Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan
kepadanya: “Jadilah”. Lalu jadilah ia. (QS. Al Baqarah, 2: 117)
SISI LAIN UBUR-UBUR YANG BELUM DIKENAL
Semua orang tahu ubur-ubur serta betapa
menarik dan anehnya jenis hewan ini bagi kita. Tetapi, ubur-ubur, makhluk yang
hampir 95 persen terbuat dari air, juga memiliki sejumlah keistimewaan
mengejutkan yang tidak diketahui secara umum. Sebagian jenisnya, misalnya,
membuat bingung musuh-musuhnya dengan memancarkan cahaya, sementara sebagian
yang lain menghasilkan racun mematikan di dalam tubuhnya.
Ubur-ubur dapat hidup di hampir segala
iklim, dan sebagian besar berbahaya bagi makhluk lainnya. Ubur-ubur memiliki
struktur yang tembus pandang dan tentakel (organ menyerupai belalai) yang
berjuntai dari bagian bawah tubuhnya. Pada beberapa spesies, ada cairan beracun
di dalam tentakelnya. Ubur-ubur menangkap mangsanya dengan cara menyemprotkan
racun ini dan membunuh musuh-musuhnya. Ubur-ubur yang tidak mempunyai racun
tentu saja bukan berarti tidak dapat mempertahankan diri. Sebagian di antaranya
menggunakan sel yang menghasilkan cahaya untuk melindungi dirinya. Mereka
bertindak dengan terencana dan menggunakan metode untuk menyelamatkan diri dari
kura-kura laut, burung laut, ikan dan paus, yang semuanya merupakan musuhnya.
Saat ubur-ubur berenang melarikan diri dari musuh-musuhnya, seluruh tubuh
ubur-ubur memancarkan cahaya. Tetapi, saat musuh mencoba menggigitnya, cahaya
di bagian tubuh yang berbentuk lonceng pun padam, dan tentakel yang masih
bercahaya dilepaskan dari tubuhnya. Dengan cara ini, musuh-musuh mereka
mengalihkan perhatian pada tentakel tersebut. Ubur-ubur mengambil keuntungan
dari situasi ini dan segera melarikan diri.
Seekor serdadu perang Portugis (gambar
di kiri bawah) merupakan jenis ubur-ubur raksasa yang juga dikenal sebagai
“ubur-ubur biru.” Hewan ini hidup di semua wilayah yang beriklim sedang dan
tropis, termasuk di Mediterania (laut Tengah).
Serdadu perang Portugis memiliki organ
yang mirip-layar bewarna biru tua yang muncul sampai 20 cm (8 inci) dari
permukaan laut. Organ inilah yang memungkinkan hewan berenang dan bergerak.
Pada tentakelnya yang berbentuk spiral ada kapsul yang mengandung racun, yang
menyebabkan kelumpuhan.
Semua keistimewaan ubur-ubur ini menarik
perhatian. Bagaimana mungkin makhluk yang hampir seluruhnya terdiri dari air
ini, yang layu dan mati segera bila terkena matahari, menghasilkan zat-zat
kimia? Dan bagaimana makhluk ini dapat mengembangkan taktik untuk membingungkan
musuh-musuhnya?
Ubur-ubur tidak memiliki mata untuk
melihat mangsa dan musuhnya, tidak pula memiliki otak. Makhluk ini hanya berupa
massa air seperti agar-agar, walaupun demikian dia menjalankan tingkah laku
berakal seperti berburu dengan menggunakan berbagai taktik, dan meloloskan diri
dari musuh-musuhnya. Jelaslah bahwa pikiran yang menghasilkan cara-cara
pemecahan sedemikian tidak mungkin berasal dari ubur-ubur. Bila kita meneliti
setiap potong informasi tentang ubur-ubur dari sudut pandang ini, kita mutlak
sampai pada kesimpulan yang sangat penting dan memperluas cakrawala kita.
Seseorang yang merenungi ubur-ubur, serta keistimewaan dan tindakannya, akan
memahami bahwa hewan ini tidak dapat melakukan sesuatu dengan hanya
mengandalkan dirinya sendiri, dan bahwa hewan tersebut dikendalikan oleh
kekuasaan yang memiliki wewenang di atas segalanya. Kekuasaan ini, yang tidak
ada bandingannya, adalah milik Allah. Dengan menciptakan sederetan hewan yang
mengagumkan dari berbagai jenis, Allah menunjukkan kebijaksanaan-Nya yang tinggi
dan pengetahuan-Nya yang tiada tara di dalam makhluk-makhluk ini. Ubur-ubur
hanyalah salah satu contohnya.
MATA KERANG SCALLOP, SALAH SATU
MOLUSKA
Makhluk yang terlihat dalam
gambar di sebelah kanan adalah moluska yang disebut scallop. Sekarang,
lihatlah baik-baik gambar tersebut. Apakah Anda memperhatikan titik-titik kecil
berwarna biru cerah yang berbaris di sepanjang bagian pinggir makhluk yang
berbentuk kerang laut ini? Terkejutkah Anda bila kami memberitahu bahwa
sebenarnya masing-masing titik biru ini adalah sebuah mata?
Betapa pun mengherankannya,
setiap titik biru tersebut adalah benar-benar mata milik makhluk yang terlihat
pada gambar. Deretan mata ini, yang masing-masing berukuran hanya 1 mm (0,04
inci), memungkinkan makhluk ini lolos dari musuh-musuhnya.21
Setiap mata kecil scallop
mempunyai lensa dan retina sendiri. Lensa mata untuk mengumpulkan dan
memusatkan cahaya. Namun, makhluk ini tidak mempunyai pusat visual di dalam otaknya. Dengan
kata lain, bayangan yang terfokus di mata mereka tidak diteruskan ke dalam
otak, seperti halnya mata normal. Para ilmuwan yang mempelajari mata scallop
menduga bahwa mata ini mungkin tidak dapat digunakan untuk melihat. Jadi, apa
guna sejumlah mata yang menakjubkan ini?
Scallop menggunakan mata-mata ini untuk
membedakan terang dan gelap, sehingga memungkinkan mereka bergerak dari wilayah
yang berpasir ke dataran berumput. Selanjutnya, mata mereka yang berukuran
milimeter cukup peka sehingga scallop dapat merasakan gerakan yang
terjadi di sekitar mereka. Dengan kemampuan yang berharga ini, scallop
dapat meloloskan diri dari pemangsanya.
Karakteristik mata scallop
sesuai dengan kebutuhannya di dalam lingkungannya, sehingga jelaslah bahwa
pembentukan mata ini dirancang dengan sangat saksama. Mata-mata ini berbaris di
bagian luar cangkang sedemikian sehingga makhluk ini bisa merasakan apa yang
terjadi di sekitarnya. Keselarasan, keteraturan dan perencanaan yang melingkupi
seluruh alam semesta ini, mulai dari udang-udangan bawah laut sampai burung-burung
di udara, dari sistem di pepohonan sampai bintang-bintang di angkasa, tentulah
merupakan karya dari seorang perencana, seorang perancang. Allah menunjukkan
keberadaannya-Nya kepada kita melalui makhluk-makhluk ciptaan-Nya yang
dirancang dengan sangat teperinci. Orang-orang yang bijaksana dapat merasakan
adanya kekuatan tak terbatas dari Allah, yang menunjukkan keberadaan-Nya di
mana-mana, mulai dari atom sampai galaksi, dan bahwa mereka harus berpaling
hanya kepada Allah. Di dalam Al-Quran, kita diingatkan tentang hal ini sebagai
berikut:
Janganlah kamu
sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali
Allah. Bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya-lah kamu
dikembalikan. (QS. Al Qashash, 28: 88)
MAKHLUK DARI DUNIA MIKRO: PLANKTON
TEMPAT BERTEDUH DI BAWAH LAUT:
GOSONG KARANG
MUTIARA: PERMATA BERKILAUAN DARI LAUT
SIMETRI YANG SEMPURNA
PADA MAKHLUK HIDUP
KEINDAHAN KUPU-KUPU
RANCANGAN TERPERINCI BULU-BULU BURUNG
Di samping
rancangan yang terperinci pada bulu burung, keanekaragaman warna yang kaya pada
bulu burung juga menarik perhatian. Keanekaragaman warna ini terjadi karena
adanya pigmen di dalam bulu yang sudah tersedia saat bulu pertama mulai tumbuh
dan juga karena pergeseran cahaya pada bulu burung. Bulu, yang terbuat dari
keratin, akan diganti dalam selang waktu tertentu karena bulu burung cepat
rusak akibat kondisi lingkungan sekitar. Namun, setiap kali, burung-burung
memperoleh kembali bulunya yang beraneka warna. Ini karena bulu burung terus
tumbuh sampai panjang tertentu, dan mencapai warna dan corak yang khas sesuai
dengan jenisnya.
BURUNG-BURUNG YANG
MENANGKAL RACUN: MAKAO
Sudah jelas tidak mungkin makao tahu dengan
sendirinya bagaimana menawarkan atau mengurangi pengaruh racun yang ditemukan
dalam biji-bijian yang dimakannya. Inilah bukti bahwa perilaku berakal pada
makhluk hidup ini tidak berasal dari dirinya sendiri, dan asal muasalnya juga
tidak dapat dicari pada kekuatan atau faktor lain yang ada di alam. Ada
kekuatan yang tak terlihat yang mengendalikan tingkah-laku semua makhluk, dan,
dengan kata lain, mengilhami apa yang harus dilakukannya. Kekuatan yang tiada
tara ini adalah milik Allah. Allah, Sang pemilik pengetahuan yang tak
tertandingi, adalah Pemelihara segala sesuatu.
TAKTIK CERDAS BURUNG PEMAKAN-LEBAH
BURUNG
PEMBURU YANG SEMPURNA: ELANG
KEAHLIAN TUPAI TERBANG
KASIH SAYANG BURUNG GREBE
KEPADA ANAK-ANAKNYA
KEANEKARAGAMAN MATA HEWAN
SISTEM PENDINGINAN KHUSUS
PADA TUBUH RUSA
AC YANG CANGGIH, ALAT PERASA
YANG SEMPURNA: KULIT
CATATAN
1- Roger Davey, David Stanley, “All about ice,” New
Scientist, September 6, 1993.
2-
T.T. Kozlowski, Seed Biology, Academic Press, New York and London, 1972,
hal.194.
3-
Eldra Pearl Solomon, Linda R. Berg, Diana W. Martin, Claude Villee, Biology,
Saunders College Publishing, hal. 751.
4-
David Attenborough, Life on Earth, Collins British Broadcasting
Corporation, London, 1985, hal.84-86.
5-
Natural History, March 1999, hal.72-74.
6-
Christophe O’toole and Anthony Raw, Bees of the World, Blanford, London,
1999, hal.63.
7- Bates Hayvanlar Ansiklopedisi (Bates
Encyclopedia of Animals), C.B.HAL.C. Publishing Ltd., hal. 244.
8-
Ali Demirsoy, Yasamin Temel Kurallari (Basic Fundamentals of Life),
Meteksan A.
Ş.,
Ankara, 1992, hal. 18-22.
9-
Bert Hölldobler-Edward O.Wilson, The Ants, Harvard University Press,
1990, hal. 534-535.
10-
Geo Magazine, October 1995, hal. 186.
11-
Anita Ganeri, Creatures That Glow, Marshall Editions, London, 1995, hal.
10-11.
12-
Anita Ganeri, Creatures That Glow, Marshall Editions, London, 1995, hal.
28.
13-
Anita Ganeri, Creatures That Glow, Marshall Editions, London, 1995, hal.
16.
14-
Betty Mamane, “Le Surdoue du Grand Bleu,” Science et Vie Juniour, August
1998, hal.79-84.
15-
http://www.stanford.edu/~dgentry/dolphin/anatomy/anatomy.html
16-
http://www.calacademy.org/calwild/fall2001/stories/tidepools2.htm
17-
http://www.usna.edu/Oceanography/courses/SO231_Hager/parrotfishpage.htm
18-
Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York,
1992, hal.123.
19-
David Attenborough, The Trials of Life, William Collins & Sons,
London, 1990, hal. 123
20-
David Juhasz, “The Amazing Sea Horse,” Creation Ex Nihilo, June-August
1994, Volume 16, no. 3, hal. 39-40.
21-
Florida’s Fabulous Seashells, World Publications, FL, 1999, hal. 15.
22-
Dr. Jack Hall, “The Most Important Organism?”
http://www.ecology.com/dr-jacks-natural-world/most-important-organism/
23-
Mitchell Beazley, Oceans, Mitchell Beazley Pub., 1991, UK, hal.68.
24-
http://www.pearls.co.uk/howpearlsareborn.htm#Nacre
25-
Francis Darwin, Life and the Letters of Charles Darwin, Vol. II,
hal.305.
26- Florida's Fabulous Butterflies, World
Publications, FL, 1999, hal.57.
27-
Paul Keck, “Feathers: Created or Evolved?,”
http://www.talkorigins.org/faqs/feathers.html
28- David Attenborough, The Life of Birds, Princeton
University Press, New Jersey, 1998, hal.78.
29-
David Attenborough, The Trials of Life, s.137
30-
David Attenborough, The Life of Birds, Princeton University Press, New
Jersey, 1998, s.92.
31-
Zoobooks, April 1993, Vol. 10, no. 7.
32- David Attenborough, The Life of Birds,
Princeton University Press, New Jersey, 1998, hal.51.
33-
Peter J.B.Slater, The Encyclopedia of Animal Behaviour, hal.42, David
Attenborough, The Life of Birds, Princeton University Press, New Jersey,
1998, hal.234-235.
34- Bates Hayvanlar Ansiklopedisi (Bates
Encyclopedia of Animals), C.B.HAL.C. Publishing Ltd., hal.88.
35- David Attenborough, The Life of Birds,
Princeton University Press, New Jersey, 1998, hal.256.
36-
Science et Vie, no.931, hal.5
37-
http://www.cs.tut.fi/~hirvone2/Dragonfly.html
38-
Evolution Encyclopedia, Vol. 2, http://evolution-facts.org/2evlch20.htm
39- Michael Scott, The Young Oxford Book of
Ecology, Oxford University Press, Oxford, 1994, hal. 49.
40-
International Wildlife, November-December 1997, no.6, hal.53.
41-
Maurice and Robert Burton, Encyclopedia of Reptiles, Amphibians and Other
Cold Blooded Animals, Octopus Books Limited, 1975, hal. 48
42-
Lawrence O. Richards, It Couldn't Just Happen, Word Publishing, Dallas,
1987, hal.108.
43-
Geraldine Lux Flanagan, Beginning of Life, Dorling Kindersley, London,
1996, hal.68
44- Beberapa terbitan merujuk kepada 100
miliar sel saraf di dalam otak. Sebenarnya, hanya ada 10 miliar, tetapi
dikelilingi oleh 90 miliar sel neuroglial (seperti saraf, tetapi
memiliki kemampuan fungsional yang lebih terbatas.)
45- Jean Guitton, Dieu et La Science: Vers Le
Métaréalisme, Grasset, Paris, 1991, hal. 62.
46- Jean Guitton, Dieu et La Science: Vers Le
Métaréalisme, Grasset, Paris, 1991, hal. 62.
47-
George Greenstein, The Symbiotic Universe, William Morrow, New York,
1988, hal. 64-65