بسم الله الرحمن الرحيم
KISAH PERJALANAN
PARA PEMINANG BIDADARI
Pendahuluan :
Segala puji bagi Allah, Dzat
yang Maha Rahman dan Rahim, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Sholawat serta salam kita
haturkan kepada Rosulullah Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam, keluarga,
para shahabat dan orang-orang yang setia mengikuti sunnah beliau hingga akhir
hayatnya.
Wa ba’du
Ikhwah fillah ………………….
Sesungguhnya akhir hidup yang
paling indah adalah mati dengan menyandang syahadah dari Allah. Mati berkalang
tanah, bersimbah darah dalam medan perang karena memulikan Allah, Rosul-Nya,
Dien dan orang-orang yang beriman. Dan kematian yang paling jelek adalah
kematian di atas pembaringan karena tidak berjihad, sebagaimana layaknya
kematian seekor unta di dalam kandangnya.
Singa-singa itu telah keluar
dari kandangnya berjalan menuju medan perang menerkam mangsanya. Para peminang
bidadari itu telah terbang menuju medan jihad menerjang badai menahan arus
memerangi orang-orang kafir demi mendapat syahadah.
Biarlah badan berlumur darah,
berkalang tanah. Atau badan hancur luluh-lantak tulang-belulangnya karena
berperang menyambut seruan dari Rob yang Maha Perkasa.
Ikhwah fillah ……………
Buku ini menyajikan
kisah-kisah para syuhada peminang bidadari, yang telah mendahului kita mendapat
rahmat-Nya, terbang di Jannah di dalam rongga burung hijau, telah merasakan
nikmatnya Jannah dan telah bermesraan dengan kekasihnya Lu’bah dan ‘Ainul
Mardhiyah.
Bila kita ingin menelusuri dan
meniti jejaknya maka renungi perjalanan mereka, susuri jalan yang mereka tapaki
dan sambutlah seruan mereka. Gelora jihad membakar dada mereka, cita-cita mati
syahid membuai pemikiran mereka. Kejarlah kematian pasti kau dapatkan
kehidupan. Mari menuju Jannah yang luasnya seluas langit dan bumi.
Buku ini kami terjemahkan dari
kitab yang berjudul “ MIN QOSHOSHI AS SYUHADAI AL ‘AROBI “, yang kami
akses dari situs Internet WWW: saaid.net
Sebelumnya kami minta maaf
jika di dalamnya terdapat kesalahan ketik, terlebih penyebutan nama daerah,
karena kami tidak memahami nAma daerah tersebut dan juga karena kami belum
pernah pergi ke daerah tersebut. Oleh karena itu kami harap maklum adanya dan
jika para ikhwah dapat mengoreksi nama-nama daerah tersebut dan membenarkannya
kami sangat senang sekali. Kami ucapkan jazakumullah khoirol jaza’ atas
perhatian dan dukungannya.
Semoga buku ini bermanfaat
bagi kita semua, dan semoga kita termasuk orang-orang yang mendapat rahmat-Nya.
Amien
Ini semua tiada lain hanya
mencari ridho dari-Nya agar kita dikumpulkan dengan mereka di dalam Jannah
kelak. Amien …..
Anda bisa menghubungi di email
kami :
Bumi Allah, 12 Robiuts Tsani 1425 H.
Hamba Allah Yang Fakir
( Abdullah Amani Syahid )
I. ABU ABDULLAH AS SYARQY
( MUSY’IL AL QOHTHONY )
Beliau seorang yang hafal Al
Qur’an Al Karim, dan beliau adalah salah satu mahasiswa di Kuliyah Sar’iyyah di
Ahsa’ dan termasuk orang yang mempunyai ilmu syar’ie.
Akhlaqnya yang mulia sungguh
menakjubkan, sifatnya mulia, ketenangan jiwanya yang mengherankan, dan
kewibawaan yang Allah berikan kepadanya. Jikalau engkau melihatnya maka engkau
akan melihat pancaran cahaya ketaatan keluar dari wajahnya. Beliau termasuk
orang yang ikut serta teman-temannya berjihad di Afgahanistan memerangi Rusia dan
Komunis. Beliau berjihad bersama kakaknya, dan kakaknya telah terbunuh disana
sebagai syuhada’.
Setelah terbunuhnya sang
kakak, beliau pulang kembali ke orang tuanya di kota Al Jabil di daerah timur
dan beliau melanjutkan kuliah di Universitasnya sampai ibunya wafat – semoga
Allah merahmatinya -.
Dahulu beliau sering merayu
ibunya untuk diijinkan berangkat ke Bosnia, akan tetapi ibunya tidak
mengijinkannya. Kemudian beliau meminang seorang perempuan dari keluarga
baik-baik, beliau memberikan tenggang waktu untuk melaksanakan akan nikah, akan
tetapi Allah menolak rencana itu dan menikahkan beliau dengan Hurun ‘Iin.
Ketika beliau berada pada semester akhir di Universitasnya,
beliau sudah tidak sabar lagi ketinggalan jihad dan beliau mengikuti
berita-berita para mujahidin disana. Lalu beliau mengemasi kopernya bertepatan
masuknya bulan Romadhon yang mubarok pada tahun 1415 H. dan beliau ingin
menghabiskan bulan yang mulia ini di sana – Bosnia -. Kemudian beliau bertemu
dengan salah seorang teman yang menemani beliau ke Ibu Kota Kroasia yaitu Kota
Zaghrob. Ketika beliau menginap di sebuah Hotel selama tiga hari, selama
menginap disana ada kejadian yang luar biasa yang beliau alami, yaitu bertemu
perempuan yang cantik.
Akhirnya beliau memutuskan tinggal di Hotel selama tiga hari
bersama temannya. Ternyata disana ada seorang perempuan yang bekerja di Hotel
itu. Perempuan tersebut mengagumi kepribadiannya, yaitu ketika ia melihat
jenggot beliau yang lebat dan parasnya yang tampan, maka perempuan itu mulai
merayu dan menggodanya. Akan tetapi Allah menjaganya dari perbuatan keji
perempuan tersebut hingga berlalu selama tiga hari. Kemudian perempuan tersebut
datang untuk memamerkan dirinya di ruang tunggu. Perempuan itu berkata kepada
lelaki – saudara - tersebut : “ Jikalau aku menginginkanmu sungguh aku akan
menggodamu seperti aku telah menggoda sepuluh lelaki lain sepertimu “. Akan
tetapi lelaki tersebut pergi dan berlalu begitu saja meninggalkan perempuan
itu. Dan melajulah ia dengan mengendarai pesawat terbang menuju Bandara Seblit. Sesampainya di Bandara beliau menyewa
Bus untuk masuk ke Bosnia, maka Allah pun memudahkan jalan masuk baginya sampai
bumi yang diidam-idamkannya selama ini untuk dimasuki, dan itu bertepatan
dengan ketentuan yang Allah tetapkan pada ajalnya pula ( “ Dan tiada
seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati “. QS. Luqman : 34). Merupakan kebahagiaan
tersendiri bagi beliau ketika masuk ke Bosnia, hampir-hampir beliau tidak dapat
menceritakannya – karena sangat gembira –, apakah benar beliau telah masuk bumi
jihad ? apakah benar bahwa beliau akan memerangi musuh-musuh Allah Serbia ?
apakah benar beliau akan dapat ribath ? dan …. Dan ….., ya ! semua itu benar.
Beliau pergi ke daerah Turofnik dan bergabung dengan para
mujahidin di sana. Tempat mujahidin berada di dalam sebuah rumah yang sederhana
yang terletak di sebuah desa kecil, di desa itu terdapat beberapa Masjid dan
desa tersebut berdekatan dengan Serbia.
Beliau memulai kegiatannya seperti halnya hujan, yaitu beliau
mengajar anak-anak surat Al Fatihah dan sholat. Beliau juga mengajar yang
dewasa. Demikianlah kegiatan beliau jika sedang berada di desa, hingga penduduk
desa mencintai beliau. Bahasa tidak menghalangi beliau – untuk berdakwah –
cukup dengan niat yang jujur mengajar mereka dengan bahasa isyarat. Dan jika
beliau berada di Front maka beliau banyak bergaul dengan orang-orang Bosnia
untuk berdakwah kepada Allah dan menyampaikan risalah-Nya kepada mereka sesuai
kemampuan yang beliau miliki.
Beliau melakukan
kegiatan seperti itu terus-menerus sampai akhir bulan Romadhon yang
mubarok, hingga datanglah orang yang memanggil “ Wahai pasukan Allah majulah
“. Hingga datang amaliah di Gunung Falasyij As Syahiroh, yaitu di puncak
Gunung yang amat tinggi dan strategis yang dikuasai oleh Serbia. Dan
berkali-kali mereka menyerang kaum muslimin dengan menggunakan Mortar dari atas
puncak Gunung. Maka para mujahidin pun mengadakan persiapan untuk menghadapi
peperangan yang sangat menentukan itu.
Para mujahidin menggunakan strategi memasuki daerah Serbia
dengan mengambil jarak tiga kilo meter sebagaimana yang diceritakan oleh orang
yang mengikuti peperangan pada saat itu. Dari sana mujahidin dapat memutuskan
bantuan untuk tentara Serbia dan mujahidin dapat menyerbu pasukan gunung dengan
keseluruhan..
Dua hari sebelum amaliah, Abu Abdullah bercerita pada salah
seorang teman. Beliau berkata kepada temannya : “ Aku bermimpi bahwa aku
dapat membunuh dua orang Serbia lalu meluncurlah dua peluru kepadaku di sini
hingga aku terbunuh “. Maka temanya tersebut memberi kabar gembira
kepadanya bahwa dia akan mendapatkan syahadah secara nyata. Dia mengucapkan
Allahul Musta’an kami bukan orang yang layak mendapatkan syahadah. Dan dia
menyuruhnya untuk merahasiakan mimpinya itu.
Singa-singa Allah bergerak menuju medan tempur dan merayap
hingga tiba waktu fajar. Mereka mendaki Gunung hingga mendekati terbitnya
fajar. Dan para mujahidin sama merasakan keletihan berjalan dan tidak dapat
memulai perang. Maka komandan memerintahkan kepada semua mujahidin berbuka
puasa, maka berbukalah para mujahidin karena takut atas musuh mereka jika
mereka tidak berbuka.
Mulailah peperangan yang dahsyat dan hebat itu bersamaan
terbitnya fajar, dan saudara kita ini pun bertekad bertempur untuk membunuh
musuh di medan perang. Majulah ia bersama dua mujahidin, lalu keluarlah
sekelompok tentara Serbia yang ketakutan dan mereka saling berhadap-hadapan.
Maka Abu Abdullah menghadapkan senapan mesinnya – LMG – kepada mereka hingga
beliau dapat membunuh dua orang dari mereka, dan meluncurlah dua serangan tepat
di leher beliau dan terbuktilah mimpi beliau. Dan berjatuhanlah dua temannya
yang terluka oleh serangan Serbia, dan para mujahidin lainnya berada di
belakang mereka pada jarak beberapa meter saja, akan tetapi mereka tidak dapat
menyelamatkan orang-orang yang terluka karena tempat mereka dekat dengan
Serbia, maka Serbia pun hendak mengambil mereka untuk dijadikan tawanan, lalu
salah seorang teman yang terluka berdo’a kepada Allah “ Ya Allah ….. Ya Allah
….. Ya Allah ….. beberapa detik kemudian turunlah kabut yang sangat tebal
hingga para mujahidin bisa mendekat kepada teman-teman tersebut dan
menyelamatkan mereka. Dan Serbia pun kabur lari terbirit-birit ketakutan.
Para mujahidin mendapatkan saudara kita Abu Abdullah As
Syarqi telah meninggal dalam keadaan shoum tidak berbuka, dan tampaklah di
wajahnya senyumnya yang menakjubkan, sungguh ini adalah tanda-tanda –
kesyahidannya -. Kemudian ketika teman-temannya membawa turun jasad beliau ke
Desa dan mereka menggalikan lubang kuburnya, maka keluarlah dari tubuhnya aroma
wangi Misk yang disaksikan semua orang yang menghadiri pemakamannya.
Sungguh
! Allah telah mengsihi Abu Abdullah As Syarqi, seorang hafidz (hafal) Al
Qur’an, orang yang bertaqwa, waro’ dan tawadhu’. Semoga Allah memperbanyak
jumlah contoh dari para mujahidin yang
sholih pada ummat Islam.