Rabu, 14 Mei 2025

Pentingnya Sholat Untuk Kemuliaan dan Kedekatan Kepada Allah Swt

gambar 3D Ai.com


Salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang memiliki motivasi kuat untuk melaksanakan sholat adalah Umar bin Khattab ra. Sebelum menjadi Muslim, Umar dikenal sebagai seorang yang keras dan tidak toleran terhadap Islam. Namun, setelah mendengar ayat Al-Qur'an yang dibacakan oleh saudarinya, ia merasakan perubahan besar dalam dirinya.

Umar kemudian mendatangi Nabi Muhammad SAW dan menyatakan keimanannya. Sejak saat itu, ia menjadi salah satu sahabat Nabi yang paling setia dan giat melaksanakan sholat. Umar memiliki motivasi kuat untuk melaksanakan sholat karena ia percaya bahwa sholat adalah kewajiban yang diberikan oleh Allah SWT untuk membersihkan jiwa dan mendekatkan diri kepada-Nya.

Dalam sebuah riwayat, Umar bin Khattab ra. pernah berkata, "Sesungguhnya kami dahulu adalah kaum yang paling hina, lalu Allah memberikan kemuliaan kepada kami dengan Islam. Maka jika kami mencari kemuliaan dengan selain Islam, niscaya Allah akan menjadikan kami hina kembali." Bagi Umar, sholat adalah salah satu cara untuk mempertahankan kemuliaan dan kedekatan dengan Allah SWT.

Dengan motivasi yang kuat ini, Umar menjadi contoh bagi banyak orang dalam melaksanakan sholat dengan khidmat dan penuh kesadaran. Ia menunjukkan bahwa sholat bukan hanya kewajiban, tetapi juga merupakan sumber kekuatan dan kemuliaan bagi seorang Muslim.


sumber: https://web.whatsapp.com/


Senin, 28 April 2025

Kisah Sahabat Nabi yang Pemalu: Thalhah bin Ubaidillah

Kisah Sahabat Nabi yang Pemalu: Thalhah bin Ubaidillah

gambar dari 3D AI

Thalhah bin Ubaidillah adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang sangat pemalu. Ia memiliki sifat yang mulia dan akhlak yang baik. Meskipun kaya dan memiliki kedudukan tinggi di kalangan Quraisy, Thalhah tidak pernah sombong.

Thalhah dikenal sebagai seorang yang dermawan dan pemberani di medan perang. Namun, di balik keberaniannya, ia memiliki sifat pemalu yang luar biasa. Ia sering kali merasa malu untuk meminta sesuatu kepada Nabi Muhammad SAW, meskipun ia sangat menghormati dan mencintainya.

Suatu hari, Thalhah meminta izin kepada Nabi untuk pergi ke pasar untuk berdagang. Nabi memberinya doa dan restu. Thalhah kemudian menjadi salah satu pedagang yang sukses dan dermawan di Madinah.

Kisah Thalhah bin Ubaidillah mengajarkan kita tentang pentingnya memiliki sifat pemalu yang positif, serta keberanian dan kedermawanan dalam beramal. Ia adalah contoh sahabat Nabi yang patut diteladani.

@bangflo84

@Ardianflo

Rabu, 16 April 2025

Bukan Sekedar Drama: Walid 'Bidaah' Adalah Cermin Bahaya Nyata

Bukan Sekedar Drama: Walid 'Bidaah' Adalah Cermin Bahaya Nyata

 "Pajamkan mata, Bayangkan muka Walid... !"

"Mau Tidur tapi takut nampak muka Walid, iiihh....!"

Begitulah kira-kira narasi kocak yang viral belakangan ini: seorang perempuan begitu takut tertidur hingga menempelkan selotip di kelopak matanya agar tetap melek. 

Lucu memang, tapi sekaligus tragis kalau kita pikirkan lebih dalam; betapa takutnya ia untuk kehilangan kendali, meski sesaat. 

Dan bicara tentang “kehilangan kendali”, viralnya drama Malaysia Walid membawa kita pada refleksi yang lebih serius: jangan sampai kita, terutama perempuan, tertidur oleh bujuk rayu sosok ‘alim’ yang ternyata bertopeng.

Sekilas, film berjudul 'Bidaah' dengan sosok viral 'Walid' mungkin tampak seperti drama Malaysia biasa; berisi konflik keluarga, cinta, dan agama. Namun di balik jalan ceritanya yang viral, terselip kenyataan pahit yang harus diwaspadai: hadirnya pria-pria bertopeng agama yang memanipulasi keimanan demi nafsu. 

Karakter 'Walid' bukan sekadar fiksi. Ia adalah representasi dari realitas sosial yang lebih luas di mana ‘kesalehan’ bisa disulap jadi alat untuk menjebak perempuan. 

Melalui ulasan ini, mari kita menyelami lebih dalam: mengapa sosok seperti 'Walid' bisa lahir, bagaimana modusnya bekerja, dan apa yang bisa dilakukan agar kita; terutama perempuan agar tidak menjadi korban berikutnya.

Dari Layar ke Dunia Nyata: Walid, Sosok yang Tak Lagi Fiksi

Drama Malaysia 'Bidaah' menjadi perbincangan hangat karena berani mengangkat sisi gelap dari penyalahgunaan agama. 

Tokoh utama pria dalam cerita itu adalah seseorang yang fasih bicara agama, aktif berdakwah, namun diam-diam menjadikan dalil sebagai alat untuk memperdaya dan memuaskan nafsu pribadinya.

Yang membuat miris, banyak penonton merasa relate. Sebab realitas memang menunjukkan hal yang serupa: betapa banyak lelaki berkedok oknum ustadz, guru spiritual, atau suami idaman yang ternyata menggunakan “jubah keagamaan” untuk menyelubungi niat bejat.

Psikologi Sosok ‘Walid’: Antara Nafsu dan Manipulasi

Dari kacamata psikologi, tipe lelaki seperti Walid bisa dikaitkan dengan perilaku narsistik spiritual. Ia merasa memiliki otoritas moral yang tinggi, sehingga pembenaran terhadap tindakannya dianggap sah, bahkan bila itu merugikan orang lain.

Mereka pintar gaslighting: membuat korban merasa bersalah, berdosa, dan seolah tak cukup taat jika menolak ajakan atau keinginan si “guru”.

Mereka juga mahir memainkan dalil-dalil agama dengan tafsir yang menguntungkan dirinya sendiri. Hasilnya, perempuan yang rentan secara emosional atau spiritual bisa terjerat tanpa sadar.

https://www.google.com/search?

Kenapa Banyak yang Tak Sadar Sedang Dijebak?

Ada beberapa faktor yang membuat perempuan mudah masuk ke dalam jebakan “Walid KW”: Minim pemahaman agama secara utuh. Banyak perempuan hanya menerima sepenggal informasi tanpa konteks dan kritis. Tergoda tampilan luar. Gaya bicara lembut, penampilan Islami, dan rajin dakwah bisa meninabobokan. Rasa takut dianggap melawan agama. Perempuan sering ragu untuk menolak karena takut disebut "tidak taat" atau "durhaka".

Yang lebih berbahaya, kadang lingkungan pun ikut menekan agar korban diam demi “nama baik” atau “kesalehan bersama”.

Modus Halus tapi Mematikan

Awalnya, mereka mendekat dengan dalih memberi nasihat. Mulai dari DM Instagram bertema islami, konsultasi pribadi, ajakan istikharah bersama, hingga ujungnya: pernikahan siri kilat, poligami dadakan, atau bahkan eksploitasi emosional dan finansial.

Semua dibungkus rapi dengan bahasa agama dan janji “surga”. Sayangnya, tidak semua orang bisa mengenali jebakan itu dari awal.

Kajian Agama Sehat: Kritis, Bukan Fanatik Buta

Agama bukan hanya soal hafalan dalil, tapi pemahaman kontekstual yang menyejukkan. 

Kita perlu belajar dari sumber yang sahih dan membuka ruang diskusi kritis. Jangan mudah percaya pada tokoh yang anti-kritik atau hanya mau didengar, tapi tidak mau diuji kebenarannya.

Ulama atau guru sejati justru rendah hati, terbuka pada masukan, dan tidak menempatkan diri sebagai “pemegang kunci surga pribadi”.

Waspada, Mungkin Para Walid KW Ada di Sekitar Kita

Jangan anggap Walid hanya ada di layar kaca. Bisa jadi ia ada di lingkaran pertemanan, lingkungan kerja, bahkan dalam komunitas rohani yang kita ikuti. Ciri-cirinya:

Terlalu sering menyitir dalil untuk mengatur kehidupan pribadi orang lain Menuntut ketaatan penuh tanpa ruang diskusi. Merendahkan perempuan dengan tafsir bias gender. Memanipulasi rasa bersalah korban agar tetap “patuh”

Perempuan harus berani berkata tidak, bertanya, dan mencari ilmu yang membebaskan, bukan mengekang.

Langkah Kritis: Edukasi, Deteksi, dan Perlindungan Diri

Agar tak menjadi korban, berikut yang bisa dilakukan:

Perkuat literasi agama. Belajar dari banyak sumber, termasuk tafsir yang humanis dan rahmatan lil ‘alamin. Jaga batas aman interaksi, bahkan dalam ruang agama. Jangan mudah terbawa euforia atau pesona. Bentuk komunitas perempuan berdaya. Ruang aman untuk bertukar pengalaman dan mendukung satu sama lain. Berani speak up. Jika merasa dimanipulasi atau dilecehkan, laporkan. Diam bukan pilihan.

Jadikan Walid Sebagai Pelajaran

Walid bukan sekadar drama viral. Ia adalah peringatan keras agar kita lebih awas, lebih cerdas, dan lebih kritis; terutama dalam menyikapi wajah-wajah religius yang ternyata menyimpan agenda tersembunyi.

Perempuan harus menjadi pembelajar yang kuat, bukan pengikut yang dibungkam. Mari buka mata, buka hati, dan buka ruang edukasi yang membebaskan.

Karena ketika perempuan memahami agama dengan utuh dan kritis, mereka tak mudah dikelabui oleh topeng kesalehan palsu. Mereka mampu membedakan antara tuntunan ilahi dan manipulasi manusia. 

Dan saat satu perempuan sadar, ia akan menerangi jalan bagi yang lain. Inilah kekuatan sejati: bukan sekadar patuh, tapi sadar dan berdaya.


sumber: Drama walid "Bidaah"

Senin, 13 Januari 2025

Jasa Pembuatan Flayer Sesuai Request

 

Tampil beda dengan flyer PPDB yang profesional! Desain kreatif dan informatif, dijamin menarik perhatian calon siswa. Konsultasi gratis!

Butuh flyer PPDB? Desain cepat, harga bersahabat, hasil memukau!

hubungi dan klik : WA (only)

  

hubungi;










Rabu, 08 Mei 2024

Baru 5 Bulan Berjalan, NTT Terima Kiriman 33 Peti Mati Dari Malaysia Di Tahun 2024

 





Kematian Petrus Huler ini menambah deretan korban PMI nonprosedural asal NTT yang meninggal di Malaysia sepanjang tahun 2024 sebanyak 33 orang Petrus Huler, Pekerja Migran Indonesia (PMI) non-prosedural asal Kabupaten Flores Timur, NTT meninggal dunia di Malaysia. Jenazah PMI non prosedural ini dipulangkan ke kampung halamannya, Senin 6 Mei 2024.

Kematian Petrus Huler ini menambah deretan korban PMI nonprosedural asal NTT yang meninggal di Malaysia sepanjang tahun 2024 sebanyak 33 orang. Dari 33 PMI yang meninggal di Malaysia, tiga diantaranya berasal dari Kabupaten Flores Timur.

Ketua Kawan Pekerja Migran Indonesia (PMI) Cabang Flores Timur, Benedikta B.C.Da Silva mengatakan Petrus Huler merupakan warga Desa Sulangwaseng, Kecamatan Solor Selatan, Kabupaten Flores Timur. Ia meninggal di daerah Selangor Malaysia.



"Korban berangkat secara nonprosedural dan merantau selama 21 tahun," ujarnya.

Jenazah Tidak Diautopsi. Ia mengatakan berdasarkan daftar kematian No. 1884859 dari Hospital Tengku Ampuan Rahimah, Klang, Selangor Malaysia, Petrus dinyatakan telah meninggal pada tanggal 25 April 2024 lalu.

"Informasi yang diterima dari Hospital Tengku Ampuan Rahimah, Klang, Selangor Malaysia, jenazah korban tidak diautopsi," katanya.

Jenazah Petrus Huler tiba di Kupang pada Sabtu 4 Mei 2024 dengan pesawat Garuda GA448 Rute Jakarta-Kupang dan selanjutnya diberangkatkan dari Kupang menuju Larantuka menggunakan kapal feri pada Minggu 5 Mei 2024. "Jenazah sudah diserahkan ke pihak keluarga untuk disemayamkan," jelasnya.

Ia mengimbau agar Disnakertrans dan BP3MI untuk terus memberikan pemahaman bagi masyarakat khususnya di wilayah pedesaan yang ingin bekerja di luar negeri.

(Dikutip oleh: Ardianflo || dari : https://www.liputan6.com/regional/read/5590373/)

Senin, 06 Mei 2024

Lomba Cepat Tepat Numerasi Tingkat SD Se-Kabupaten Nagekeo Tahun 2024 Mulai Dibuka

Lensa Flo-(7/5/2024) Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Nagekeo NTT melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan lomba cepat tepat numerasi tingkat SD se-Kabupaten Nagekeo tahun 2024.

Kegiatan lomba dengan tema "Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar" itu dilaksanakan di aula Setda Nagekeo dan secara resmi dibuka oleh Sekda Nagekeo, Lukas Mere mewakili Penjabat Bupati Nagekeo pada Senin (6 Mei 2024).


Sekda Lukas Mere dalam sambutan mengatakan, terselenggaranya kegiatan tersebut dan animo luar biasa dari peserta membuktikan bahwa kita memiliki kemauan untuk selangkah lebih baik dalam mengatasi keadaan ini.

Bahwasannya, katanya, tingkat literasi di Indonesia masih sangatlah rendah. Hal ini ditunjukkan dalam hasil survei yang menempatkan Indonesia pada urutan ke-62 dari 70. Hasil Programme for International Student Assesment (PISA) tahun 2018, kemampuan literasi siswa-siswi di Indonesia menempati urutan ke-6 dari bawah.

Sementara itu, kata Lukas, kemampuan matematika berada di urutan ke-7 dari bawah, turun dari peringkat sebelumnya tahun 2015. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan literasi dan numerasi siswa-siswi di Indonesia masih berada di bawah rata-rata dunia yang saat ini sudah memasuki era digital.

Dikatakan, diperlukan langkah-langkah konkrit untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar di Indonesia dengan mengoptimalkan potensi teknologi guna menguatkan kemampuan literasi numerasi karena peningkatan literasi numerasi menjadi salah satu fokus utama dalam agenda prioritas nasional.

“Perlombaan ini mempunyai tujuan untuk menciptakan anak didik agar bisa memahami dan mempraktikkan dua bidang ilmu sekaligus, yakni literasi yang fokus pada pola bahasa dan numerasi bisa memahami matematika. Selain membantu peserta didik untuk cepat menguasai kompetensi sekaligus sebagai alat ukur dan pemetaan kompetensi peserta didik,” kata Lukas.

Lukas berharap agar semua sekolah benar-benar menerapkan literasi dan numerasi. Mengingat masih banyak yang beranggapan bahwa literasi terbatas pada bahasa Indonesia. Padahal, literasi merupakan kemampuan bahasa anak.

Sama halnya dengan numerasi yang banyak dianggap hanya tentang Matematika. Padahal, numerasi bersifat praktis dan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tegas beliau.

Ketua Panitia pada lomba ini yaitu Yustinus Laurensius Mosa dalam laporan menjelaskan tujuan dari kegiatan Lomba Literasi dan Numerasi ini adalah menumbuh kembangkan motivasi peserta didik untuk mengekspresikan diri melalui kegiatan sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuannya.

Selain itu, menumbuhkembangkan daya kreativitas dan sportivitas dan kompetitif serta meningkatkan kemampuan peserta didik dalam bersosialisasi, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi yang dimiliki di bidang literasi dan numerasi serta memberikan wadah kepada siswa dalam meningkatkan prestasinya di sikap kemandirian.

Menurutnya, jenis perlombaan yang dilombakan yakni Lomba Literasi yang meliputi lomba membaca puisi, dan lomba membaca pemahaman, dan lomba menulis cerpen, dan lomba Numerasi yang meliputi lomba Cepat Tepat, matematika.

Beliau menambahkan, peserta yang mengikuti kegiatan Lomba literasi dan Numerasi adalah peraih juara I, II dan III untuk Lomba Literasi dan peraih juara I Tingkat Kecamatan untuk Lomba Numerasi yang menjadi utusan dari 7 kecamatan.


(dikutip oleh: Ardianflo | https://florespos.net/index.php/)