XII. MUKHOLLID AL ‘UTAIBI
ABU ABDURROHMAN AL KUWAITI
Salah seorang salaf ada yang berkata : “
Demi Allah sesungguhnya kita akan menyaksikan para lelaki, kita mencintai
mereka karena Allah, maka bertambahlah keteguhan dan keimanan kita dengan
melihat mereka berhari-hari “.
Saudara kita Abu Abdurrohman – semoga Allah
merahmatinya – termasuk salah satu dari para lelaki itu, dan kita tidak
mensucikan seseorang atas Allah.
Beliau berwibawa, wajahnya memancarkan
cahaya yang cerah. bentuk mukanya tidak berbeda dengan salah seorang teman
beliau yaitu Abu Mu’ad Al Kuwaiti – semoga Allah merahmatinya -.
Beliau mendengar kabar jihad di bumi Bosnia
Herzegovina, maka beliaupun mencari-cari kabar dan bertanya-tanya jalan menuju
sana untuk menolong saudara-saudaranya orang Bosnia di negeri mereka. Beliau
korbankan jiwanya yang suci itu dengan murah fie sabilillah dan beliau jual di
pasar Allah. Karena Allah berfirman :
اِنَّ
اللهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ
الْجََنَّةَ
“
Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin jiwa-jiwa mereka dan harta
benda mereka dengan Jannah “.
(QS. At Taubah : 111)
Sampailah beliau ke Bosnia Herzegovina pada
awal bulan ٍya’ban pada tahun 1415 H. dan bergabung
dengan pasukan mujahidin. Beliau adalah seorang lelaki yang berakhlak mulia
dalam pergaulan dan selalu mementingkan keperluan orang lain, selalu besikap
merendah kepada saudara-saudaranya seiman.
Jikalau engkau tanyakan tentang amalan
ibadahnya maka beliau adalah seorang
yang tidak pernah meninggalkan sholat malam. Jikalau engkau tanyakan tentang
puasanya maka beliau tidak pernah meningalkan puasa senin dan kamis, dan beliau
mengikuti amaliyat di Gunung Falasij yang disitulah saudara kita Abu Abdullah
As Syarqi terbunuh – semoga Allah merahmatinya -. Dan setelah itu beliau pun
mengikuti peperangan-peperangan yang terjadi di sekitar kota Turofinik.
Pada salah satu peperangan di malam Arofah
pada tahun 1415 H. kepala dan pundak beliau terluka dan beliau sangat
bergembira sekali dengan luka tersebut, karena itu adalah setempel syahadah dan
janji yang telah disabdakan oleh nabi shollallahu ‘alaihi wasallam :
مَامِنْ
مَكْلُومٍ يُكْلَمُ فِي سَبِيْلِ اللهِ وَاللهُ أَعْلَمُ بِمَنْ يُكْلَمُ فِي
سَبِيْلِهِ إِلاَّ أَتَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَكَلْمُهُ يَدْمِي الرِّيْحُ رِيْحُ
الْمِسْكِ وَاللَّوْنُ لَوْنُ الدَّمِّ
“
Tidaklah orang yang terluka fie sabilillah wallahu a’lam siapa saja yang
terluka di jalan-Nya kecuali besok –
ketika – datang pada hari kiamat maka lukanya tetap berdarah, aromanya bau misk
dan warnanya tetap warna darah “.
Beliau sampai di Misywaroh di negeri Al
Balqon sampai selesai perang disana kemudian beliau kembali pulang ke Kuwait,
setelah beberapa masa beliau mendengar kabar tragedi yang terjadi di Chechnya,
dan teman-temannya kaum muslimin meminta beliau untuk menolong mereka. Maka
beliaupun menyiapkan diri berangkat untuk membela saudara-saudaranya dan kehormatan kaum muslimin di negeri itu.
Setelah berusaha keras beliau pun dapat
masuk Chechnya dua bulan sebelum perang kedua pecah. Komandan yang terkenal
disitu adalah Ibnul Khottob bersama kelompoknya yang telah tinggal lama di bumi
Dagestan, maka Rusia dapat mengepung Ibnul Khottob bersama kelompoknya dan
menyeru Ibnul Khottob dan kelompoknya untuk menyerahkan diri kepada Rusia.
Ketika mereka sedang dikepung oleh Rusia
maka majulah wakil Ibnul Khottob yang bernama Hakim Al Madani – semoga Allah
merahmati beliau -, dan wakilnya adalah Abu Abdurrohman, mereka maju memerangi
Rusia sebagaimana perangnya para pahlawan pemberani hingga mereka dapat membuka
batasan dari musuh untuk dapat dilewati Khottob dan kelompoknya untuk keluar
dari kepungan.
Ketika Hakim Al Madani dan kelompoknya
berkehendak kembali ke Gunung Chechnya maka pada saat itu orang-orang Rusia
sedang bersembunyi di puncak Gunung lalu menyerang mereka dengan cepat, maka
terjadilah peperangan yang sengit.
Akhir peperangan dimenangkan oleh tentara
Allah atas musuhnya, dan Hakim Al Madani memutuskan untuk menyingkirkan
orang-orang Rusia yang terbunuh. Ternyata dianta yang terbunh masih ada seorang
yang belum mati. Ketika Hakim Al Madani menjauh darinya karena disangka sudah
mati orang jelek – Rusia – itu menembakkan pelurunya ke punggung Hakim Al
Madani maka terbunuhlah beliau. Kemudian para pemuda – anak buah Hakim al Madani – menghabisi orang Rusia itu.
Kemudian setelah itu kepemimpinan diserahkan kepada Abu Abdurrohman dan beliau
melanjutkan maju menuju puncak Gunung. Maka ketika itu meluncurlah peluru Roket
yang tepat mengenai kepala beliau hingga gugurlah beliau seketika itu.
Begitulah – pemuda - Kuwait pemberani
ini maju – semoga Allah merahmatinya – maka hilanglah salah satu putra terbaik
Kuwait – yaitu Abu Abdurrohman -. Dan beliau telah ditempatkan oleh Allah di
dalam Jannah dan Allah memberikan ganti pada ummat ini yang lebih baik dari
beliau.
Sungguh beliau telah mendapatkan syahadah
dan beliau telah begembira dengan syahadah itu dan beliau telah berjumpa dengan
teman sejalannya Abu Muhammad Al Kuwaiti – semoga Allah merahmatinya -.