XIII. SAMIR ATS
TSABITI
Beliau
adalah salah seorang pemuda dari Thoif, sebuah kota tenang
yang telah mengeluarkan pahlawan ini. Pada awal masa mudanya ia termasuk pemuda
yang bergelimang dengan maksiyat dan lalai dari Allah sampai Allah
mempertemukan beliau dengan orang yang menasehati beliau dengan untaian kalimat
yang mudah difahami. - Lihatlah ! Apakah orang yang menasehati itu menyangka
kalau orang yang dinasehati itu akan menjadi seorang lelaki seperti yang ia
kehendaki dan menjadi lelaki yang mau
mengorbankan dirinya fie sabilillah ? semua pahala akan menjadi kebaikan dan
sampai kepada orang yang mendakwahinya dan itu adalah karunia yang Allah
berikan kepada hamba-Nya yang dikehendaki –
Ternyata lelaki itu benar-benar
menghentikan kebiasaan buruknya dan meninggalkan semua temannya dimasa lalu dan
sekarang umurnya sembilan belas tahun. Sebelum ia meninggalkan teman-temannya
beliau menyampaikan perkataan untuk yang pertama dan yang terakhir kalinya.
Lelaki itu mempunyai kehebatan dan tidak
mempunyai rasa takut – pemberani -,. Beliau memulai membuka-buka kitab dan
bertanya kepada para ulama tentang amalan yang paling utama. Maka para ulama
itu menjawab bahwa amalan yang paling utama adalah Jihad fie sabilillah. Maka
setelah mendengar jawaban itu beliau segera berserikat dengan
saudara-saudaranya dalam jihad di bumi Bosnia Herzegovina.
Benar ….. beliau pun pergi ke Bosnia,
hatinya bergembira hingga hampir terbang rohnya karena sangat gembira dan dapat
sampai di Bosnia dan bergabung dengan para mujahidin disana. Beiau orangnya
tenang dan mempunyi kehebatan sehingga dicintai oleh teman-temannya, beliau
berotak jenius dan pemberani.
Setelah berlalu sembilan bulan beliau dipilih
oleh Mu’taz untuk mengkoordinir satu kelompok untuk mengawasinya dan dipasrahi
untuk menjadi komandan pada kelompok tersebut dalam peperangan Al Fath Al Mubin
hingga peperangan usai di Bosnia Herzgovina. Kemudian setelah itu beliau
pulang.
Ketika pulang beliau mendengar kabar bahwa
kaum muslimin di Kosovo sedang terbantai, maka beliau terbang ke sana untuk
menolong saudara-saudaranya.
Celakalah Serbia, ternyata ada seorang
lelaki yang mengenali mereka dan mereka pun mengenalinya telah datang bergabung
dengan para mujahidin Kosovo – beliau
adalah Samir Ats Tsabiti -. Beliau bertempur dengan gagah berani disana hingga
naiklah pamor beliau dan tinggi kedudukannya dikalangan orang-orang Kosovo. Di
sebuah daerah beliau memimpin satu kelompok untuk menyerbu jendral Serbia yang
tinggal di dekat daerah itu yang berhadapan dengan barisan kaum muslimin.
Jendral Serbia ini telah membantai kaum muslimin, membakar tempat tingal
mereka, kampung halaman mereka dan menumpahkan darah mereka, sehingga tersebar
kabar tentang keradikalan jendral Serbia tersebut.
Abu Mus’ab rohimahullah merenung cukup
lama, kemudian beliau berkata kepada orang-orang Kosovo : “ Siapa yang mau
berjanji setia kepadaku untuk membunuh jendral “, maka sebagian mereka pun
menyatakan janji setia kepada beliau.
Benar ….. Singa pahlawan ini maju menyerang
bersama sebagian mujahidin yang telah mengikat janji setia kepada beliau untuk
masuk menyerbu bumi Serbia dan masuk ke rumah jendral tersebut. Terjadilah
peperangan kecil dan Abu Mus’ab – Samir Ats Tsabiti – dapat masuk ke dalam
rumah jendral tersebut. Beliau menghunus pisaunya dan menghujamkannya kepada
jendral tersebut, kemudian kepalanya beliau penggal lalu rumahnya ditutup
kembali dan beliau kembali lagi bersama-sama mujahidin.
Kaum muslimin merasa lega dari kejelekan jendral Serbia itu dan mereka
takut kalau terjadi lagi seperti ini.
Kamu lihat apakah saudara kita – Samir Ats
Tsabiti - yang dahulunya lalai itu akan dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan
kepahlawanan ini ? berapa banyak dari
para lelaki yang membutuhkan dakwah – seperti beliau -. Kewibawaan Abu Mus’ab
semakin naik dikalangan penduduk dan mereka memuliakan beliau dan meninggikan
kedudukannya hingga berakhirlah perang di Kosovo. Kemudian menyalalah
peperangan di Chechnya dan beliau pun menyiapkan diri untuk berangkat ke sana
dan menolong saudara-saudaranya dalam rangka mencari keridhoan dari Robnya dan
mencari syahadah di jalan-Nya.
Benar ….. beliau pergi ke Chechnya dan turun di Giorgia,
akan tertapi orang-orang Giorgia tidak mengizinkannya masuk ke negeri itu,
mereka menghalangi beliau masuk Hotel. kemudian beliau memutar otak untuk dapat
masuk ke Checnya, lalu beliau kabur dan mencari orang yang dapat mengantarkan
beliau masuk ke Checnya. Akhirnya beliaupun dapat masuk ke bumi Chechnya dan
bisa bergabung dengan para mujhaidin di sana.
Melihat kedatangan beliau, Ibnul Khottob tampak gembira dan
memberikan tugas kepada beliau untuk menjadi komandan salah satu kelompok
mujahidin, karena dilihatnya beliau mampu dalam hal itu.
Kisahnya beliau di Chechnya lihai dalam menembak dengan
senjata Mortar. Pada suatu hari beliau berada di puncak Gunung dan di bawah ia
melihat tentara Rusia sedang mengadakan parade kekuatan, mereka ingin membuat
muasykar – pangkalan militer – disitu dan ia perkirakan bahwa tempat itu tidak
terjangkau oleh serangan senjata mujahidin.
Pada hari berikutnya orang-orang Rusia
sedang menyusun kekuatan – untuk menyerang mujahidin -, mereka memakai baju
besi , menyiapkan alat pelempar dan perlengkapan lainnya.
Singa Abu Mus’ab sudah mengintai mereka,
lalu setelah itu beliau obrak-abrik seluruh kepentingan mereka, setiap tembakan
roket yang dilancarkan beliau tidak ada yang meleset dari sasaran dan beliaupun
dapat menghancurkan sebuah Helikopter mereka dan beberapa persenjataan perang
mereka dan tentaranya banyak yang terbunuh pula, sehingga mereka lari
tunggang-langgang meninggalkan daerah yang mereka duduki tersebut.
Adapun kunyah – sebutan – bagi Samir Ats
Tsabiti di Chechnya adalah Abu Dzar At Thoifi.
Adapun kisah terbunuhnya beliau adalah,
suatu ketika beliau dan kelompoknya menyisir daerah di pedesaan yang beliau
singgahi, ternyata beliau dapati disana ada ranjau yang dipasang oleh Rusia,
maka beliau pun ingin membersihkan ranjau itu. Maka beliau menjinakkan salah
satu ranjau itu, akan tetapi ketika beliau memegang rangjau itu meledaklah
ranjau tersebut dan gugurlah beliau pada saat itu juga. Maka beliau pun kembali
kepada Kasih Sayang Allah insya Allah dan beliau telah sampai di Jannah dan
sungai, berada di tempat yang disenangi di sisi – Rob – yang Maha Berkuasa.
Ada cerita yang aneh yang menjelaskan akan
kedekatan hubungan beliau dengan Allah. Yaitu ketika beliau mendengar tragedi
yang menimpa saudara-saudaranya kaum msulimin di Kosovo beliau langsung pergi
ke sana, dan beliau berusaha dengan keras untuk bisa masuk ke daerah Kosovo
hingga akhirnya beliau dapat masuk, beliau diantar oleh seorang sopir Taksi
dari negeri yang berdekatan dengan Kosovo, maka ketika diperjalanan kendaraan
yang dinaiki beliau diberhentikan oleh tentara Serbia dan mereka menyuruh sopir
untuk menyerahkan beliau kepada mereka untuk masuk ke garis depan. Maka
keluarlah sopir taksi dari mobilnya dan Abu Mus’ab pun berdiri sementara taksi
di parkir. Polisi tersebut meminta uang kepada sopir taksi dengan paksa, sopir
taksi itu pun menolak sementara perjalanan sudah dengan kampung yang dituju.
Polisi Serbia mencari-cari kesalahan kedua orang ini, dan mereka menahan
keduanya di daerah tersebut dengan paksa. Pada saat itu anjing-anjing polisi
disebar disemua tempat.
Dalam kondisi seperti itu Abu Mus’ab
menengadahkan tangannya dan berdo’a kepada Allah dengan sungguh-sungguh : “ Ya
Allah ! Jikalau Engkau lepaskan aku dari kondisi ini sungguh aku akan berjihad
di jalan-Mu dengan sungguh-sungguh “. Maka setelah mendengar do’a Abu Mus’ab
Allah pun mengabulkan do’anya. Kemudian Allah membutakan penglihatan tentara
Serbia sehinga beliau dan seorang penunjuk jalan bisa kabur hingga sampai di
perbatasan Albania, mereka tidak melihat keduanya kabur. Tapi ternyata ada seorang
Serbia penjaga perbatasan yang melihat
mereka berdua lalu ia tembak keduanya, maka gugurlah si penunjuk jalan dan
tinggallah beliau sebatang kara. Dengan rahmat Allah beliau bertemu dengan
mujahidin. Kisah ini menunjukkan benarnya sabda rosulullah shollallahu ‘alaihi
wasallam :
تَضَمَّنَ
اللهُ لِلْمُجَاهِدِ فِي سَبِيْلِهِ إِذَا خَرَجَ لاَ يَخْرُجُهُ إِلاَّ جِهَادًا
فِي سَبِيْلِهِ أَنْ يَرْزِقَهُ الشَّهَادَةَ أَوْ يَرْجِعَهُ إِلَى بَيْتِهِ
الَّذِي خَرَجَ مِنْهُ بِمَا نَالَ مِنَ اْلأَجْرِ وَالْغَنِيْمَةِ....
“
Allah menjamin bagi orang yang berjihad – mujahid – di jalan-Nya. Jika ia
keluar maka tidak ada yang mengeluarkan dia kecuali untuk tujuan jihad di
jalan-Nya agar diberi syahadah atau dikembalikan ke rumahnya yang ia keluar
darinya dengan mendapatkan pahala dan ghonimah – harta rampasan – “.
Negeri Bosnia Herzegovina tidak akan
melupakan kepahlawanmu disana, dan Kosovo pun tidak dapat melupakan
perjuanganmu, dan Chechnya pun tidak akan pernah melupakan perngorbananmu
disana. Semoga Allah mengganti untuk ummat ini orang yang lebih baik darimu.
Semoga Allah merahmatimu dan menempatkanmu di Jannah Firdaus Al A’la