Jumat, 03 Juli 2015

Kisah perjalanan para peminang bidadari bagian 13

XIII. SAMIR ATS TSABITI

Beliau adalah salah seorang pemuda dari Thoif, sebuah kota tenang yang telah mengeluarkan pahlawan ini. Pada awal masa mudanya ia termasuk pemuda yang bergelimang dengan maksiyat dan lalai dari Allah sampai Allah mempertemukan beliau dengan orang yang menasehati beliau dengan untaian kalimat yang mudah difahami. - Lihatlah ! Apakah orang yang menasehati itu menyangka kalau orang yang dinasehati itu akan menjadi seorang lelaki seperti yang ia kehendaki  dan menjadi lelaki yang mau mengorbankan dirinya fie sabilillah ? semua pahala akan menjadi kebaikan dan sampai kepada orang yang mendakwahinya dan itu adalah karunia yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang dikehendaki –
Ternyata lelaki itu benar-benar menghentikan kebiasaan buruknya dan meninggalkan semua temannya dimasa lalu dan sekarang umurnya sembilan belas tahun. Sebelum ia meninggalkan teman-temannya beliau menyampaikan perkataan untuk yang pertama dan yang terakhir kalinya.
Lelaki itu mempunyai kehebatan dan tidak mempunyai rasa takut – pemberani -,. Beliau memulai membuka-buka kitab dan bertanya kepada para ulama tentang amalan yang paling utama. Maka para ulama itu menjawab bahwa amalan yang paling utama adalah Jihad fie sabilillah. Maka setelah mendengar jawaban itu beliau segera berserikat dengan saudara-saudaranya dalam jihad di bumi Bosnia Herzegovina.
Benar ….. beliau pun pergi ke Bosnia, hatinya bergembira hingga hampir terbang rohnya karena sangat gembira dan dapat sampai di Bosnia dan bergabung dengan para mujahidin disana. Beiau orangnya tenang dan mempunyi kehebatan sehingga dicintai oleh teman-temannya, beliau berotak jenius dan pemberani.
 Setelah berlalu sembilan bulan beliau dipilih oleh Mu’taz untuk mengkoordinir satu kelompok untuk mengawasinya dan dipasrahi untuk menjadi komandan pada kelompok tersebut dalam peperangan Al Fath Al Mubin hingga peperangan usai di Bosnia Herzgovina. Kemudian setelah itu beliau pulang.
Ketika pulang beliau mendengar kabar bahwa kaum muslimin di Kosovo sedang terbantai, maka beliau terbang ke sana untuk menolong saudara-saudaranya.
Celakalah Serbia, ternyata ada seorang lelaki yang mengenali mereka dan mereka pun mengenalinya telah datang bergabung dengan para mujahidin  Kosovo – beliau adalah Samir Ats Tsabiti -. Beliau bertempur dengan gagah berani disana hingga naiklah pamor beliau dan tinggi kedudukannya dikalangan orang-orang Kosovo. Di sebuah daerah beliau memimpin satu kelompok untuk menyerbu jendral Serbia yang tinggal di dekat daerah itu yang berhadapan dengan barisan kaum muslimin. Jendral Serbia ini telah membantai kaum muslimin, membakar tempat tingal mereka, kampung halaman mereka dan menumpahkan darah mereka, sehingga tersebar kabar tentang keradikalan jendral Serbia tersebut.
Abu Mus’ab rohimahullah merenung cukup lama, kemudian beliau berkata kepada orang-orang Kosovo : “ Siapa yang mau berjanji setia kepadaku untuk membunuh jendral “, maka sebagian mereka pun menyatakan janji setia kepada beliau.
Benar ….. Singa pahlawan ini maju menyerang bersama sebagian mujahidin yang telah mengikat janji setia kepada beliau untuk masuk menyerbu bumi Serbia dan masuk ke rumah jendral tersebut. Terjadilah peperangan kecil dan Abu Mus’ab – Samir Ats Tsabiti – dapat masuk ke dalam rumah jendral tersebut. Beliau menghunus pisaunya dan menghujamkannya kepada jendral tersebut, kemudian kepalanya beliau penggal lalu rumahnya ditutup kembali dan beliau kembali lagi bersama-sama mujahidin.
Kaum muslimin merasa lega  dari kejelekan jendral Serbia itu dan mereka takut kalau terjadi lagi seperti ini.
Kamu lihat apakah saudara kita – Samir Ats Tsabiti - yang dahulunya lalai itu akan dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan kepahlawanan ini ?  berapa banyak dari para lelaki yang membutuhkan dakwah – seperti beliau -. Kewibawaan Abu Mus’ab semakin naik dikalangan penduduk dan mereka memuliakan beliau dan meninggikan kedudukannya hingga berakhirlah perang di Kosovo. Kemudian menyalalah peperangan di Chechnya dan beliau pun menyiapkan diri untuk berangkat ke sana dan menolong saudara-saudaranya dalam rangka mencari keridhoan dari Robnya dan mencari syahadah di jalan-Nya.
Benar ….. beliau pergi ke Chechnya dan turun di Giorgia, akan tertapi orang-orang Giorgia tidak mengizinkannya masuk ke negeri itu, mereka menghalangi beliau masuk Hotel. kemudian beliau memutar otak untuk dapat masuk ke Checnya, lalu beliau kabur dan mencari orang yang dapat mengantarkan beliau masuk ke Checnya. Akhirnya beliaupun dapat masuk ke bumi Chechnya dan bisa bergabung dengan para mujhaidin di sana.
Melihat kedatangan beliau, Ibnul Khottob tampak gembira dan memberikan tugas kepada beliau untuk menjadi komandan salah satu kelompok mujahidin, karena dilihatnya beliau mampu dalam hal itu.
Kisahnya beliau di Chechnya lihai dalam menembak dengan senjata Mortar. Pada suatu hari beliau berada di puncak Gunung dan di bawah ia melihat tentara Rusia sedang mengadakan parade kekuatan, mereka ingin membuat muasykar – pangkalan militer – disitu dan ia perkirakan bahwa tempat itu tidak terjangkau oleh serangan senjata mujahidin.
Pada hari berikutnya orang-orang Rusia sedang menyusun kekuatan – untuk menyerang mujahidin -, mereka memakai baju besi , menyiapkan alat pelempar dan perlengkapan lainnya.
Singa Abu Mus’ab sudah mengintai mereka, lalu setelah itu beliau obrak-abrik seluruh kepentingan mereka, setiap tembakan roket yang dilancarkan beliau tidak ada yang meleset dari sasaran dan beliaupun dapat menghancurkan sebuah Helikopter mereka dan beberapa persenjataan perang mereka dan tentaranya banyak yang terbunuh pula, sehingga mereka lari tunggang-langgang meninggalkan daerah yang mereka duduki tersebut.
Adapun kunyah – sebutan – bagi Samir Ats Tsabiti di Chechnya adalah Abu Dzar At Thoifi.
Adapun kisah terbunuhnya beliau adalah, suatu ketika beliau dan kelompoknya menyisir daerah di pedesaan yang beliau singgahi, ternyata beliau dapati disana ada ranjau yang dipasang oleh Rusia, maka beliau pun ingin membersihkan ranjau itu. Maka beliau menjinakkan salah satu ranjau itu, akan tetapi ketika beliau memegang rangjau itu meledaklah ranjau tersebut dan gugurlah beliau pada saat itu juga. Maka beliau pun kembali kepada Kasih Sayang Allah insya Allah dan beliau telah sampai di Jannah dan sungai, berada di tempat yang disenangi di sisi – Rob – yang Maha Berkuasa.
Ada cerita yang aneh yang menjelaskan akan kedekatan hubungan beliau dengan Allah. Yaitu ketika beliau mendengar tragedi yang menimpa saudara-saudaranya kaum msulimin di Kosovo beliau langsung pergi ke sana, dan beliau berusaha dengan keras untuk bisa masuk ke daerah Kosovo hingga akhirnya beliau dapat masuk, beliau diantar oleh seorang sopir Taksi dari negeri yang berdekatan dengan Kosovo, maka ketika diperjalanan kendaraan yang dinaiki beliau diberhentikan oleh tentara Serbia dan mereka menyuruh sopir untuk menyerahkan beliau kepada mereka untuk masuk ke garis depan. Maka keluarlah sopir taksi dari mobilnya dan Abu Mus’ab pun berdiri sementara taksi di parkir. Polisi tersebut meminta uang kepada sopir taksi dengan paksa, sopir taksi itu pun menolak sementara perjalanan sudah dengan kampung yang dituju. Polisi Serbia mencari-cari kesalahan kedua orang ini, dan mereka menahan keduanya di daerah tersebut dengan paksa. Pada saat itu anjing-anjing polisi disebar disemua tempat.
Dalam kondisi seperti itu Abu Mus’ab menengadahkan tangannya dan berdo’a kepada Allah dengan sungguh-sungguh : “ Ya Allah ! Jikalau Engkau lepaskan aku dari kondisi ini sungguh aku akan berjihad di jalan-Mu dengan sungguh-sungguh “. Maka setelah mendengar do’a Abu Mus’ab Allah pun mengabulkan do’anya. Kemudian Allah membutakan penglihatan tentara Serbia sehinga beliau dan seorang penunjuk jalan bisa kabur hingga sampai di perbatasan Albania, mereka tidak melihat keduanya kabur. Tapi ternyata ada seorang Serbia  penjaga perbatasan yang melihat mereka berdua lalu ia tembak keduanya, maka gugurlah si penunjuk jalan dan tinggallah beliau sebatang kara. Dengan rahmat Allah beliau bertemu dengan mujahidin. Kisah ini menunjukkan benarnya sabda rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam :
تَضَمَّنَ اللهُ لِلْمُجَاهِدِ فِي سَبِيْلِهِ إِذَا خَرَجَ لاَ يَخْرُجُهُ إِلاَّ جِهَادًا فِي سَبِيْلِهِ أَنْ يَرْزِقَهُ الشَّهَادَةَ أَوْ يَرْجِعَهُ إِلَى بَيْتِهِ الَّذِي خَرَجَ مِنْهُ بِمَا نَالَ مِنَ اْلأَجْرِ وَالْغَنِيْمَةِ....
“ Allah menjamin bagi orang yang berjihad – mujahid – di jalan-Nya. Jika ia keluar maka tidak ada yang mengeluarkan dia kecuali untuk tujuan jihad di jalan-Nya agar diberi syahadah atau dikembalikan ke rumahnya yang ia keluar darinya dengan mendapatkan pahala dan ghonimah – harta rampasan – “.

Negeri Bosnia Herzegovina tidak akan melupakan kepahlawanmu disana, dan Kosovo pun tidak dapat melupakan perjuanganmu, dan Chechnya pun tidak akan pernah melupakan perngorbananmu disana. Semoga Allah mengganti untuk ummat ini orang yang lebih baik darimu. Semoga Allah merahmatimu dan menempatkanmu di Jannah Firdaus Al A’la