XI. HISYAM AL QUSYAIRI
(DAGESTAN)
Selamat berbahagia wahai sang pahlawan
pemberani ….. engkau telah merasakan keberuntungan dengan mendapatkan kebaikan
yang tidak dirasakan oleh manusia….. seakan-akan aku ikut merasakan – apa yang
kamu rasakan - berada dalam Jannah yang kekal yang engkau usahakan …..
bersamamu para Bidadari wahai Hisyam.
Hisyam Al Qusyairi ….. Abu Muhammad Al
Qonnash ….. beliau dari penduduk kota Riyadh, lahir dari keluarga baik-baik.
Beliau diberi petunjuk oleh Allah disaat kemenangan Kabul pada tahun 1992
kemudian beliau menetapkan untuk berangkat berjihad.
Benar … beliau terbang ke sana, kemudian
beliau melakukan I’dad di sana lalu kembali pulang ke Saudi setelah beberapa
masa tinggal disana. Kemudian berubahlah kondisinya, melemahlah Diennya, dan
semakin jauh dari jalan – kebenaran -. Akan tetapi Allah berkehendak
menyelamatkan lelaki itu dan dikembalikan kepada jalan – yang benar -. Kemudian
bergemuruhlah di dalam jiwanya semangat jihad dan bangkitlah ingatannya, maka
tiada hari-harinya kecuali dipergunakan untuk pergi ke bumi mana saja yang
disana ada jihad. Kemudian beliau menetapkan untuk pergi ke Cechnya, dan itu
sebelum peperangan kedua pada tujuh bulan lalu. Beliau ribath disana dan
meningkatkan keimanannya.
Beliau mengadakan perjalanan ke Rusia
bersama dengan salah seorang temannya yang sama-sama dari Saudi juga. Keduanya
diberikan Visa oleh – negara - Rusia untuk pergi ke dua kota saja, kedua kota
itu adalah Moscow dan Bitrusyerog. Keduanya lalu menghubungi mujahidin yang ada
di Cechnya kemudian mijahidin menunjukkan jalan kepada keduanya. Keduanya naik
Kereta api dan kendaraan apa saja yang dapat mengantarkan keduanya kesana,
hinga keduanya sampai ke Nazran kota perbatasan dimana keduanya ditahan oleh
Rusia karena tidak mempunyai Visa.
Hisyam dapat berbicara dengan bahasa
Ingris, lalu didatangkan kepadanya
seorang introgrator, maka introgator itu menengarai keduanya adalah para
bisnismen yang datang dari Cechnya kesini untuk mensurvei barang dagangan yang
ada disini.
Akhirnya keduanya kembali dengan pesawat
terbang menuju Moscow, dari sana keduanya baru menghubungi mujahidin di cechnya
dan kedunya menghabari tentang kondisi mereka. Lalu mujahidin mengutus seorang
ikhwah Palestina yang tinggal disana untuk mengantar mereka ke Cechnya.
Benar ikhwah Palestina itu mengantar
keduanya ke Chechnya, ikhwah itu mengatur perjalanan keduanya. Mereka berangkat
ke Bandara dengan mengendarai Taksi, dan cuaca pada saat itu sangat gelap.
Tiba-tiba ada sebuah mobil yang melaju
kencang di belakang mereka, lalu memberhentikan sopir taksi, mereka
mengeluarkan para pemuda dari dalam taksi dan melepas pakaian mereka lalu
memukulinya dengan kuat.
Karena kuatnya pukulan mereka hingga
patahlah tangan dan kaki ikhwan itu, wajahnya memar-memar, lalu uang,
perbekalan dan paspornya dicuri juga …..??? dan mereka ditinggalkan di tanah
lapang, hingga Hisyam menyangka bahwa sebentar lagi ia akan ditembak … ya…
sebentar lagi ….. sekarang ….. begitulah perasaan yang bergemuruh dalam
dadanya.
Sebagian merayap mendekati yang lain, dan
mereka saling melepaskan ikatan mereka dengan gigi masing-masing.
Pada saat itu Hisyam pulang dengan tanpa
membawa paspor dan uang, akan tetapi dengan taqdir Allah baliau dapat berfikir
cerdik, ternyata beliau masih menyimpan beberapa uang dolar di bawah ikat
pinggang celananya.
Kemudian keduanya pergi ke Kedutaan dan
keduanya hendak dipulangkan ke Saudi- oleh kedutaan-. Akan tetapi teman kita ini tidak ingin pulang ke Saudi,
bahkan ia kembali dan pergi ke Azebaijan dan beribath disana hingga mendapat
jalan menuju Chechnya melalui Dagestan.
Benar ….. Allah
berkehendak kepadanya dan temannya selain temannya menemaninya pertama kali
untuk bisa mendapatkan Visa ke Rusia, tidak hanya dapat pergi ke dua kota saja
– akan tetapi bisa ebih dari dua kota. Adapun panjangnya masa ia serahkan
kepada Allah, dan beliau ingin masuk ke Cheechnya dan tidak ingin keluar lagi
hingga Allah memudahkan baginya dapat masuk ke Chechnya. Semua kejadian ini
terjadi sebelum pecah peperangan ke dua.
Sungguh ia tidak dapat menggambarkan rasa
kegembiraan dan kebahagiaannya, dan beliau sangat bersemangat disana.
Tidak sampai empat bulan beliau tinggal
disana pecahlah peperangan di Dagestan, ini adalah pertama kali peperangan yang
beliau alami disana. Beliau berperang sebagaimana perangnya seorang pahlawan
pemberani.
Tiba-tiba terdengar raungan Helikopter dan
berdatanganlah Helikopter dari berbagai penjuru- mendekati beliau -.
Beliau pergi bersama seorang temannya “
Luyai “ untuk berlindung dari Helikopter di bawah rumah yang terbuat dari tanah
liat yang telah runtuh. Tiba-tiba meluncurlah tembakan roket dari Helikopter,
maka pada saat itulah janji Allah tiba, dan keluarlah ruhnya yang suci –
sebagai syahid -.
Semoga Allah merahmatimu wahai Hisyam. Sungguh
engkau telah mencari jihad, dan engkau pun banyak diuji tidak cuman sekali –
dalam perjalan jihadmu -. Akan tetapi engkau tetap tegar dalam ujian itu hingga
Allah menemukan engkau dengan Jannah insya Allah.
Selamat tinggal wahai Hisyam
........................