1.
Ø Ketrampilan menyimak (listening skills)
Menyimak merupakan salah satu jenis keterampilan
berbahasa ragam lisan yang bersifat reseptif. Dengan demikian, menyimak tidak
sekadar kegiatan mendengarkan tetapi juga memahaminya. Ada dua jenis situasi
dalam menyimak, yaitu situasi menyimak secara interaktif dan situasi menyimak
secara noninteraktif. Menyimak secara interaktif terjadi dalam percakapan tatap
muka dan percakapan di telepon atau yang sejenisnya. Dalam menyimak jenis ini,
kita bergantian melakukan aktivitas menyimak dan berbicara. Oleh karena itu,
kita memiliki kesempatan untuk bertanya guna memperoleh penjelasan, meminta
lawan bicara mengulang apa yang diucapkan olehnya atau mungkin memintanya
berbicara agak lebih lambat. Kemudian, contoh situasi-situasi mendengarkan
noninteraktif, yaitu mendengarkan radio, TV, film, khotbah, atau menyimak dalam
acara-acara seremonial. Dalam situasi menyimak noninteraktif tersebut, kita
tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa pembicara mengulangi
apa yang diucapkan, dan tidak bisa meminta pembicaraan diperlambat.
Berikut ini adalah keterampilan-keterampilan mikro
yang terlibat ketika kita berupaya untuk memahami apa yang kita dengar, yaitu
pendengar harus mampu menguasai beberapa hal berikut:
1. menyimpan/mengingat
unsur bahasa yang didengar menggunakan daya ingat jangka pendek (short-term
memory);
2. berupaya
membedakan bunyi-bunyi yang membedakan arti dalam bahasa target;
3. menyadari
adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara, intonasi, dan adanya
reduksi bentuk-bentuk kata;
4. membedakan
dan memahami arti kata-kata yang didengar;
5. mengenal
bentuk-bentuk kata khusus (typical word-order patterns);
6. mendeteksi
kata-kata kunci yang mengidentifikasi topik dan gagasan;
7. menebak
makna dari konteks;
8. mengenal
kelas-kelas kata (grammatical word classes);
9. menyadari
bentuk-bentuk dasar sintaksis;
10. mengenal
perangkat-perangkat kohesif (recognize cohesive devices);
11. mendeteksi
unsur-unsur kalimat seperti subjek, predikat, objek, preposisi, dan unsur-unsur
lainnya.
Ø Kerampilan berbicara (speaking skills)
Berbicara merupakan salah satu jenis keterampilan
berbahasa ragam lisan yang bersifat produktif. Sehubungan dengan keterampilan
berbicara ada tiga jenis situasi berbicara, yaitu interaktif, semiinteraktif,
dan noninteraktif. Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya percakapan
secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya
pergantian antara berbicara dan menyimak, dan juga memungkinkan kita meminta
klarifikasi, pengulangan atau kita dapat meminta lawan bicara memperlambat
tempo bicara dari lawan bicara. Kemudian, ada pula situasi berbicara yang
semiinteraktif, misalnya alam berpidato di hadapan umum secara langsung. Dalam
situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan interupsi terhadap
pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah
dan bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan betul-betul
bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau televisi.
Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus
dimiliki dalam berbicara. Seorang pembicara harus dapat:
1. mengucapkan
bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat membedakannya;
2. menggunakan
tekanan dan nada serta intonasi yang jelas dan tepat sehingga pendengar dapat
memahami apa yang diucapkan pembicara;
3. menggunakan
bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat;
4. menggunakan
register atau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi komunikasi, termasuk
sesuai ditinjau dari hubungan antara pembicara dan pendengar;
5. berupaya
agar kalimat-kalimat utama (the main sentence constituents) jelas bagi
pendengar;
6. berupaya
mengemukakan ide-ide atau informasi tambahan guna menjelaskan ide-ide utama;
7. berupaya
agar wacana berpautan secara selaras sehingga pendengar mudah mengikuti
pembicaraan.
Ø Ketrampilan membaca (reading skills)
Membaca merupakan salah satu jenis keterampilan
berbahasa ragam tulis yang bersifat reseptif. Keterampilan membaca dapat
dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan menyimak dan
berbicara. Tetapi, pada masyarakat yang memiliki tradisi literasi yang telah
berkembang, sering kali keterampilan membaca dikembangkan secara terintegrasi
dengan keterampilan menyimak dan berbicara.
Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan
proses membaca yang harus dimiliki pembaca adalah:
1. mengenal
sistem tulisan yang digunakan;
2. mengenal
kosakata;
3. menentukan
kata-kata kunci yang mengidentifikasikan topik dan gagasan utama;
4. menentukan
makna-makna kata, termasuk kosakata split, dari konteks tertulis;
5. mengenal
kelas kata gramatikal: kata benda, kata sifat, dan sebagainya;
6. menentukan
konstituen-konstituen dalam kalimat, seperti subjek, predikat, objek, dan
preposisi;
7. mengenal
bentuk-bentuk dasar sintaksis;
8. merekonstruksi
dan menyimpulkan situasi, tujuan-tujuan, dan partisipan;
9. menggunakan
perangkat kohesif leksikal dan gramatikal guna menarik kesimpulan-kesimpulan;
10. menggunakan
pengetahuan dan perangkat-perangkat kohesif leksikal dan gramatikal untuk
memahami topik utama atau informasi utama;
11. membedakan
ide utama dari detail-detail yang disajikan;
12. menggunakan
strategi membaca yang berbeda terhadap tujuan-tujuan membaca yang berbeda,
seperti skimming untuk mencari ide-ide utama
atau melakukan studi secara mendalam.
Ø Ketrampilan menulis (writing skills)
Menulis merupakan salah satu jenis keterampilan
berbahasa ragam tulis yang bersifat produktif. Menulis dapat dikatakan
keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa
lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekadar menyalin kata-kata dan
kalimat-kalimat; melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran
dalam suatu struktur tulisan yang teratur.
Berikut ini keterampilan-keterampilan mikro yang
diperlukan dalam menulis, penulis perlu untuk:
1. menggunakan
ortografi dengan benar, termasuk di sini penggunaan ejaan;
2. memilih
kata yang tepat;
3. menggunakan
bentuk kata dengan benar;
4. mengurutkan
kta-kata dengan benar;
5. menggunakan
struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca;
6. memilih
genre tulisan yang tepat, sesuai dengan pembaca yang dituju;
7. mengupayakan
ide-ide atu informasi utama didukung secara jelas oleh ide-ide atau informasi
tambahan;
8. mengupayakan
terciptanya paragraf dan keseluruhan tulisan koheren sehingga pembaca mudah
mengikuti jalan pikiran atau informasi yang disajikan;
9. membuat
dugaan seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca sasaran mengenai
subjek yang ditulis dan membuat asumsi mengenai hal-hal yang belum mereka
ketahui dan penting untuk ditulis.