Muku
Ghe’u
Pangan
lokal yang satu ini sepertinya sudah tidak asing lagi di masyarakat Nagekeo,
apalagi wilayah Selatannya Nagekeo Mauponggo khususnya Aewoe. Cara pembuatannya
pun sungguh simpel dan tidak begitu rumit. Semula makanan ini adalah makanan
selingan selain muku raka (pisang yang direbus). Pembuatan Muku Ghe’u
ini adalah, semula kita perlu siapkan bahannya, yaitu; pisang yang masih
berbuah muda atau pisang yang belum mengkal. Karena pisang yang belum mengkal
adalah pilihan bahan yang lebih bagus, berikut yang perlu disiapkan adalah daun
serre (nawe), lebih sedap lagi dan aromanya lebih terasa disiapkan juga
dengan ikan kering yang kecil (ika jezze tu’u).
Setelah
semua bahan yang sebutkan disiapkan, maka langkah selanjutnya adalah pisang
tersebut dihancurkan atau dicincang sampai bahannya menjadi bentukan terpisah
yang terkecil. Begitu pula dengan serre diiris sehingga halus. Kemudian ika
tu’u tadi dicuci agar asinnya sedikit berkurang. Berikut jangan lupa siapkan juga remparh yang
sebagai bumbunya si’e, koro, somu
sunga, uta karo, nio ipa. Kesemuanya merupakan ganti penyedap rasanya, yang
sekarang dikenal dengan bumbu instan semacam ajinomoto. Nioipa diparut
atau di regu dulu sehingga akan lebih mudah menyatu dengan bahan
lainnya. Setelah semuanya dibersihkan
dan siap dimasak, maka persiapkanlah periuk atau kuali atau semacamnya
tempat masak yang sesuai.
Semula
periuk tersebut diisi air putih secukupnya sehingga disaat bahan yang dimasukan
nanti airnya tidak meluap. Semua bahan telah siap dimasak, masukan bahan
tersebut ke tempat masak yang telah disiapkan . Diamkanlah selama kurang lebih
25 menit. Usahakan api untuk masaknya tidak boleh dikecilkan suhunya sehingga
semua bahan tadi bisa tercampur dan menyatu. Selama masakannya mendidih
dibolehkan untuk membalik-balikkan bahannya agar lebih mudah tercampur.
Biasanya masakan telah matang ditandai dengan semua bahan telah lembek dan
terlihat seperti bubur. Dengan demikian masakannya boleh siap dihidangkan.
Jenis
makanan Muku Ghe’u ini biasanya dibuat pada situasi musim yang panas
berkepanjangan. Dan makanan jenis ini akan terasa enak jika makannya
bersama-sama. Dan terasa enak jika makannya selagi angat. Jadi, mari kita
kembali mencoba untuk mebuat tradisi ini terlestarikan, sehingga anak cucu.
Agar tradisi makanan lokal ini tidak terkesampingkan.