Upacara Yang
Berkaitan Dengan Kelahiran
Bagi
masyarakat Bajawa tujuan perkawinan adalah melahirkan anak-anak. Ini
diungkapkan dengan bahasa adat (Pata Dela) ’Bo moe tewu taba, loka moe muku
wuka’ (bertunas bagaikan tanaman tebu, menghasilkan buah bagaikan tanaman
pisang).
Kelahiran
dalam pandangan masyarakat Bajawa harus diawali dengan perkawinan adat yang
melegalkan sanggama antara pria dan wanita, dalam bahasa adat disebut ’beke
sese papa pe, pa’a bhara papa dhaga’ (dada saling berhimpitan, paha saling
bertindisan) untuk melanjutkan keturunan. Keturunan sangatlah penting guna
meneruskan nama marga dan penguasaan harta warisan leluhur secara
turun-temurun.
Setiap
perempuan yang hamil (ne’e weki) harus ada suami atau ada laki-laki yang
menghamili. Dalam bahasa adat dilukiskan dengan ungkapan ’Wae benu toke, uta
benu bere, ne’e go mori’ (air penuh bambu sayur penuh keranjang pasti ada
yang memasukkan) atau ’Sa a, keka ea, nee go mori (burung gagak
bersuara, burung kakatua berkicau, pasti ada penyebabnya).
Kelahiran
anak, entah laki-laki atau perempuan, bagi masyarakat Ngada adalah berkah dari
leluhur. Karena itu kelahiran anak selalu disyukuri dengan upacara adat dalam
berbagai tahapan ritus:
- Geka Naja: upacara yang dilakukan sesaat
setelah anak lahir yang ditandai dengan pemotongan tali pusar (poro
puse) dan pemberi nama (tame ngaza). Untuk pemberian nama,
biasanya semua daftar nama leluhur disebutkan di depan bayi tersebut
sampai sang bayi bersin. Ketika sesudah sebuah nama disebut dan disusul
dengan bersinan bayi, maka nama tersebut akan menjadi namanya karena
bersin bagi orang Bajawa berarti tanda kesepakatan dari bayi. Pemberian
nama melalui cara ini penting dilakukan. Jika tidak, maka anak tersebut
tidak akan bertumbuh dengan normal dan sehat. Di sini, kecocokan antara
nama dan orang amat menentukan masa depannya.
- Tere Azi: masyarakat Bajawa memandang
ari-ari sebagai kembaran si bayi sehingga harus diperlakukan secara baik.
Ari-ari tidak dikuburkan tetapi diletakkan pada suatu tempat yang tinggi (
di atas pohon). Awalnya diletakkan di dasar rumah pokok.
- Lawi Azi, Lawi Ana atau Ta’u: Upacara bertujuan untuk
mengesahkan kehadiran anak dalam keluarga besar dan mensyukuri kelahiran
anak yang ditandai dengan penyembelihan babi untuk memberi makan kepada
leluhur. Biasanya rambut anak dicukur disebut Koi Ulu.