Menaklukkan Bizantium
Sultan Muhammad II juga menyiapkan lebih dari 4
juta prajurit yang akan mengepung Konstantinopel dari darat. Pada saat
mengepung benteng Bizantium banyak pasukan Utsmani yang gugur karena kuatnya
pertahanan benteng tersebut. Pengepungan yang berlangsung tidak kurang dari 50
hari itu, benar-benar menguji kesabaran pasukan Utsmani, menguras tenaga,
pikiran, dan perbekalan mereka.
Pertahanan yang tangguh dari kerajaan besar Romawi
ini terlihat sejak mula. Sebelum musuh mencapai benteng mereka, Bizantium telah
memagari laut mereka dengan rantai yang membentang di semenanjung Tanduk Emas.
Tidak mungkin bisa menyentuh benteng Bizantium kecuali dengan melintasi rantai
tersebut.
Akhirnya Sultan Muhammad menemukan ide yang ia
anggap merupakan satu-satunya cara agar bisa melewati pagar tersebut. Ide ini
mirip dengan yang dilakukan oleh para pangeran Kiev yang menyerang Bizantium di
abad ke-10, para pangeran Kiev menarik kapalnya keluar Selat Bosporus,
mengelilingi Galata, dan meluncurkannya kembali di Tanduk Emas, akan tetapi
pasukan mereka tetap dikalahkan oleh orang-orang Bizantium Romawi. Sultan
Muhammad melakukannya dengan cara yang lebih cerdik lagi, ia menggandeng 70
kapalnya melintasi Galata ke muara setelah meminyaki batang-batang kayu. Hal
itu dilakukan dalam waktu yang sangat singkat, tidak sampai satu malam.
Di pagi hari, Bizantium kaget bukan kepalang,
mereka sama sekali tidak mengira Sultan Muhammad dan pasukannya menyeberangkan
kapal-kapal mereka lewat jalur darat. 70 kapal laut diseberangkan lewat jalur
darat yang masih ditumbuhi pohon-pohon besar, menebangi pohon-pohonnya dan
menyeberangkan kapal-kapal dalam waktu satu malam adalah suatu kemustahilan
menurut mereka, akan tetapi itulah yang terjadi.
Tanduk Emas atau Golden Horn, di Istanbul, Turki.
Peperangan dahsyat pun terjadi, benteng yang tak
tersentuh sebagai simbol kekuatan Bizantium itu akhirnya diserang oleh
orang-orang yang tidak takut akan kematian. Akhirnya kerajaan besar yang
berumur 11 abad itu jatuh ke tangan kaum muslimin. Peperangan besar itu
mengakibatkan 265.000 pasukan umat Islam gugur. Pada tanggal 20 Jumadil Awal
857 H bersamaan dengan 29 Mei 1453 M, Sultan al-Ghazi Muhammad berhasil
memasuki Kota Konstantinopel. Sejak saat itulah ia dikenal dengan nama Sultan
Muhammad al-Fatih, penakluk Konstantinopel.
Saat memasuki Konstantinopel, Sultan Muhammad
al-Fatih turun dari kudanya lalu sujud sebagai tanda syukur kepada Allah.
Setelah itu, ia menuju Gereja Hagia Sophia dan memerintahkan menggantinya
menjadi masjid. Konstantinopel dijadikan sebagai ibu kota, pusat pemerintah
Kerajaan Utsmani dan kota ini diganti namanya menjadi Islambul yang berarti
negeri Islam, lau akhirnya mengalami perubahan menjadi Istanbul.
Selain itu, Sultan Muhammad al-Fatih juga
memerintahkan untuk membangun masjid di makam sahabat yang mulia Abu Ayyub
al-Anshari radhiallahu ‘anhu, salah seorang sahabat Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam yang wafat saat menyerang Konstantinopel di zaman
Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan radhiallahu ‘anhu.
Apa yang dilakukan oleh Sultan Muhammad tentu saja
bertentangan dengan syariat, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam,
أَلاَ وَإِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ كَانُوْا
يَتَّخِذُوْنَ قُبُوْرَ أَنْبِيَائِهِمْ وَصَالِحِيْهِمْ مَسَاجِدَ، أَلاَ فَلاَ
تَتَّخِذُوا الْقُبُوْرَ مَسَاجِدَ، إِنِّي أَنْهَاكُمْ عَنْ ذَلِكَ.
“… Ketahuilah, bahwa sesungguhnya umat-umat sebelum
kamu telah menjadikan kuburan Nabi-Nabi mereka sebagai tempat ibadah, tetapi janganlah
kamu sekalian menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah, karena aku benar-benar
melarang kamu melakukan perbuatan itu.” (HR. HR. Muslim no.532)
Kekeliruan yang dilakukan oleh Sultan Muhammad
tidak serta-merta membuat kita menafikan jasa-jasanya yang sangat besar. Semoga
Allah mengampuni kesalahan dan kekhilafannya beliau rahimahullah.
Setelah itu rentetat penaklukkan strategis
dilakukan oleh Sultan Muhammad al-Fatih; ia membawa pasukannya menkalukkan
Balkan, Yunani, Rumania, Albania, Asia Kecil, dll. bahkan ia telah
mempersiapkan pasukan dan mengatur strategi untuk menaklukkan kerajaan Romawi
di Italia, akan tetapi kematian telah menghalanginya untuk mewujudkan hal itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar